Aku terbangun dari pagiku dengan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhku.
Rintihan yang hanya keluar dari mulutku tak membuat orang yang berada di rumah mendengarkanku.
Aku berteriak sekuat tenaga sambil mengetuk pintu gudang berharap ada yang membuka dan mengeluarkanku.
Namun.. nyatanya tidak, tidak ada jawaban disana. Aku terduduk dengan air mata yang membasahi pipiku.
Aku tak henti-hentinya mengutarakan hatiku dengan tangis, namun rasa sakit ini sama sekali tidak mereda.
Aku baru saja masuk ke sekolah itu namun mengapa mereka tidak membukakan pintu untukku? Tuhan Atha lelah...
Aku segera berdiri menguatkan hatiku yang hancur, aku mulai mencari barang-barang kenanganku sewaktu kecil untuk temaniku di kesendirian ini...
Aku terdiam saat sebuah album foto keluargaku yang kubuka, aku mulai membuka tiap lembaran foto album itu dengan wajah hampa karena kebanyakan gambar yang ada di album itu hanya kakak-kakakku saja.
Apakah aku sebegitu tidak berharganya hingga aku tidak ada didalam kehidupan mereka? Apakah aku sebegitu semenyebalkannya hingga tak ada satupun kenangan manis di kehidupan mereka? Sakit yang semakin menjalar di kehidupanku hingga membuat luka ini semakin dalam dan semakin memburuk.
Tak ada tempat untukku di dunia ini... aku berusaha mengakhiri hidupku dengan kain yang sengaja aku gantung di atas paku namun entah mengapa gagal..
Tuhan aku hanya ingin pergi... aku lelah, aku gak kuat lagi... semua orang jahat padaku.. semua orang membenciku... mungkin jika diriku tiada semua akan baik-baik saja...
Aku terdiam sebentar menatap cutter yang terlihat begitu berkarat dan usang, aku segera mengambilnya dengan air mata yang berlinang.
Aku berusaha memotong pergelangan tanganku dan berharap rasa sakit ini dapat berkurang.
Aku memejamkan kedua mataku merasakan darah yang perlahan mengalir dengan rasa perih yang mulai menggerogoti goresan di tanganku.
mungkin ini wajar untukku yang tak memiliki kelebihan apapun...
suka atau pun duka harus ku jalani sendiri menghadapi rasa sakit yang terus menyiksaku hingga akhirnya aku mati dalam keterpurukan yang buruk.Terima kasih tuhan yang telah menjadi teman sekaligus pengawas hidupku agar sekontras dengan alur kehidupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
mengapa aku dilahirkan
Novela JuvenilAku berasal dari keluarga sederhana yang tidak memiliki masa depan yang jelas Ini kisahku, seorang anak yang menginginkan kehidupan yang layak seperti orang lain... Aku tak pernah menyesal telah dilahirkan di dunia ini tetapi, aku kadang be...