Malam yang kini sudah menunjukan dirinya, aku masih terdiam di atas kasur dengan wajah hampa. Aku bingung harus beranggapan seperti apa, Dani begitu baik terhadapku dan aku masih kurang yakin jika sahabatku menyukai sesama jenis, sampai tiba... aku membuktikannya sendiri.
Aku menatap Dani yang berdiri di atas tubuhku dengan wajah memerah, jujur saja aku sangat takut.
Badan yang berisi itu menatapku dengan aneh, ia mengelus pelan pipiku.
Aku menggeleng lemah, mencoba menepis tangan itu.
"Kenapa Tha? Kamu takut sama aku Tha?"tanya Dani membuatku menggeleng.
"Da-da-Dani... he-ntikan se-mua i-ni..."ucapku membuatnya menyeringai.
"Kenapa begitu Tha? Kamu gak sayang sama aku Tha? Kamu gak cin~"
"Da-Dani... i-ini sa-lah... ka-kamu ja-jangan nge-lakuin itu.."
"Itu apa Tha?! Atha, gue sayang ama elo.. gue gak mau lo terluka lagi Tha.. gue gak pengen air mata elo keluar sia-sia karena mereka..."ucap Dani sambil mengelus rambutku dengan lembut.
Aku hanya menunduk lemah tanpa berani menatap sahabatku.
"Tha.. tatap aku"ujar Dani membuatku menggeleng lemah.
Jujur saja aku sangat ketakutan menatap wajahnya yang tampan, apalagi setelah mendengar ucapan orang tua Dani.
"Atha gantengnya aku, aku coba tatap wajah aku Tha. Please"
Terdengar lirihan dari mulut sahabatku ini hingga aku terpaksa menatap sahabatku.
"Atha..."
"Kamu kenapa sih malah marah ama aku Tha? Aku udah buat salah ya? Maafin aku Tha... please... jangan marah sama aku"tangis Dani membuatku menggeleng.
"Atha... maafin aku Tha"
Ia memeluk tubuhku dengan erat dengan air mata yang perlahan jatuh di bahuku.
Hatiku lama kelamaan ikut dalam kesedihan, ya Allah teguhkanlah hatiku. Wajah polosnya semakin membuatku tak berdaya, aku hanya bisa menelan ludahku dengan susah payah.
"Atha?"
Air mataku perlahan terjatuh membasahi pipiku, hatiku juga sakit saat mengingat-ngingat ucapan Mama Dani yang begitu menyakitkan.
Aku kini berada dalam pusaran kebingungan yang nyata, yang jelas aku ingin sekali pergi dari sini dan menghilang sejauh-jauhnya.
***
Pagi menjelang, aku terdiam di bawah siraman air yang mengalir deras membasahi kepalaku yang panas, mengapa aku melakukan kejadian semalam? Mengapa aku masuk kedalam perangkap itu? Mengapa Dani begitu brengsek hingga membuat hidupku hancur seperti ini?
Air mataku mengalir begitu saja dengan tangan memerah karena di cekal Dani semalaman.
'Dani jahat.. Dani malah memperkosa Atha... Atha harus pergi dari sini...'
Aku mengambil handuk dan memakai semua pakaianku, lantas aku pergi. Beruntungnya aku karena Dani tengah tertidur pulas.
Aku langsung pergi dari sana dengan terburu-buru.
Hatiku telah hancur berkeping-keping, terluka oleh orang-orang yang sangat kusayangi. Jika aku boleh aku ingin mengutuk dunia, harga diriku telah di rebut oleh sahabatku sendiri.
"At-ha.. se-sedih... At-ha.. pe-ngen ma-ti aj-a..."
Aku terdiam menatap jalanan, tanganku yang masih terluka akibat luka waktu itu masih nampak jelas meninggalkan perban yang masih terbalut melingkari tanganku. Hatiku terlihat begitu sendu, bagaimana sekarang? Aku bahkan tidak punya keluarga yang akan menampungku.
KAMU SEDANG MEMBACA
mengapa aku dilahirkan
Novela JuvenilAku berasal dari keluarga sederhana yang tidak memiliki masa depan yang jelas Ini kisahku, seorang anak yang menginginkan kehidupan yang layak seperti orang lain... Aku tak pernah menyesal telah dilahirkan di dunia ini tetapi, aku kadang be...