part 2

675 89 279
                                    


Aku berjalan sendirian menuju sekolah, hari ini adalah hari pertamaku menginjak ke sekolah menengah pertama.

Awalnya semua baik-baik saja, mereka ramah terhadapku dan membantuku aku rasa mereka menyukaiku.

Namun.. perkiraanku salah, mereka tidak benar-benar menyukaiku, setelah jam pulang sekolah aku di hadang oleh 5 orang dari teman di kelas yang aku tempati.

Mereka langsung merundungku dan menyiksaku di kebun belakang sekolah.

Mereka mulai membulyku dan memukuliku hingga terlihat bercak-becak merah di wajah dan tubuhku.

"Anjing lu! Makanya jangan caper jadi orang! Lu itu gak lebih dari sampah bisu!"teriak Rizky hingga membuatku tersungkur.

"Cikh, udah Ky jangan buang-buang energi kita, percuma"

Aku menatap Ciko yang tersenyum sambil melempariku dengan batu.

"Haha! Lu bisanya cuma nangis Bisu?!"terdengar suara Ilham yang membuatku terisak.

"Gila si udah kucel, bisu, budek lagi!"tajam Aidan sambil menarik kerah bajuku hingga terangkat.

Rasanya aku ingin teriak memaki mereka, namun mengapa tuhan tak memberiku izin untuk bisa berbicara?...

"Babi lu bisu!!"

Rendy langsung mendorong tubuhku cukup keras sampe membentur pohon.

Mereka langsung menginjak jari-jemariku dan meludahi wajahku.

Rintihan-rintihan rasa sakit yang dapat keluar dari mulutku, hanya terdengar suara yang bergumam menikmati penyiksaan yang kualami.

Aku tak dapat memahami lagi situasi ini hanya air mata yang keluar dari kedua mataku.

Tak ada belas kasihan dari mereka yang terus menyiksaku sampai puas.

"Dim, balik yok udah sore ni gua mau main game"

"Ya udah ayolah baik!"

"Eh ingat ya lu bocah bisu! Lu hari ini bisa selamat ya! Awas lu macam-macam lagi gua abisin lu ampe mati!"teriakan dari Dimas membuatku semakin menunduk.

Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku menahan tangis dan luka di hatiku.

Aku terlihat begitu kacau dengan pakaian yang kini kotor oleh tanah dan bekas sepatu.

Aku berjalan dengan tatapan hampa menyeret kedua tanganku yang terluka hingga darah yang menempel di dinding dan tembok.

Aku berusaha menahan rasa sakitku yang semakin terasa hingga ke tulang.

Sampai di rumah aku malah mendapatkan cacian dan penyiksaan ganda dari Ibuku.

Ia memukulku dengan menggunakan sapu dan sabuk hanya karena pakaian sekolahku kotor.

"GIMANA SI LU! Gua capek-capek beliin lu baju lu-nya malah kek gitu! Nyesel gua ngelahirin lu tau gak! Udah gak bisa ngomong! Bisanya cuma jadi beban aja! Tiap hari jadi omongan orang-orang! Harusnya lu bersyukur Atha!"teriakan yang menusuk telingaku hingga membuatku terasa kelu.

Dia menamparku dan memukuliku lalu mengunciku kedalam gudang.

Setelah aku berganti pakaian aku hanya bisa meringkuk dalam ketakutan, aku menatap jariku yang berwarna merah.

   Setelah aku berganti pakaian aku hanya bisa meringkuk dalam ketakutan, aku menatap jariku yang berwarna merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanya bisa menangis merasakan hatiku yang teriris, aku sendirian.. tak ada yang peduli terhadapku.

Aku menatap sekitarku di penuhi barang-barang lama yang berkarat hanya terdengar suara tikus-tikus dan makhluk kecil disana.

Aku tak menyangka ibu yang dulu sangat menyangiku kini berubah, ia tak peduli terhadapku bahkan saat darah yang mengalir di hidung dan ujung bibirku.

   Aku tak menyangka ibu yang dulu sangat menyangiku kini berubah, ia tak peduli terhadapku bahkan saat darah yang mengalir di hidung dan ujung bibirku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Ia kini tak memiliki rasa belas kasihan kepadaku sebagai anaknya, satu pintaku pada tuhan jangan sakiti kedua orang tuaku dan kakak-kakakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia kini tak memiliki rasa belas kasihan kepadaku sebagai anaknya, satu pintaku pada tuhan jangan sakiti kedua orang tuaku dan kakak-kakakku.

Aamin...

   Aamin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mengapa aku dilahirkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang