Setelah makan malam usai, Haechan tidak keluar kamar barang semenit pun. Membuka pintu saja tidak. Di dalam kamar Haechan masih memikirkan perkataan Donghyun kakaknya tentang menyapa hyungdeul-nya. Entah kenapa semakin dipikirkan semakin membuatnya tambah pusing, ahh memikirkannya pula membuat tenggorokannya mengering.
Berjalan keluar kamar untuk minum sekaligus mengisi botol airnya yang habis.
Dibawah ada ayahnya yang sedang menonton televisi, ahh menonton pertandingan bola.Berjalan ke arah dapur untuk minum serta mengisi botol air lalu berjalan ke arah ruang keluarga tempat ayahnya menonton televisi.
"Grup kesayangan appa gak main gitu, Mending main PS aja sama Donghyuck?" Ucap Haechan sambil membuka almari kecil samping televisi.
"Emang masih fungsi, udah lama gak dipake itu." Jawab Appa Donghyuck.
"Ya coba aja dulu. Kalau misal gak bisa ya tinggal beli lagi."
"Iya deh yang Idol terkenal." Haechan yang mendengar perkataan appanya hanya terkekeh pelan.
Membuka kardus lalu mengeluarkan perangkat PS serta perintilannya. Dipasang lah lalu menyalakannya juga.
"Masih bisa gini, ayok lah." Ucap Donghyuck lalu menyodorkan console game dan diterima oleh appa-nya.
30menit berlalu, teriakan bersahutan dari tadi saat memulai game. Mereka duduk dibawah lantai lebih tepatnya di atas karpet bulu yang lembut.
Sesaat kemudian,
Takkk krakk
Suara datang dari belakang sepasang appa dan anak tersebut. Gucci yang berada tepat disamping Haechan jatuh tersenggol siku tangan Donghyuck.
Gucci tersebut jatuh lalu menjadi retak di bagian ukiran naga yang ada di Gucci tersebut. Mereka membeku sesaat sebab Gucci tersebut adalah Gucci kesayangan eomma dan sang istri yang baru 3tahun yang lalu dibelinya.
"MA!! EOMMAAA!!" Teriak Appa memanggil sang istri.
"Eeee, appa kok gitu sama Donghyuck. Jangan kasih tau eomma, nanti Donghyuck di omelin. Bantuin Donghyuck ini gimana appa~?"
"Appa gatau. Kamu sih duduknya rusuh banget dari tadi. Hayoloh, Appa gak ikut-ikutan?" Ucap appa lalu beranjak ingin pergi.
"Kalo appa gak bantuin Donghyuck. Donghyuck bilangin ke eomma kalau bulan lalu appa sengaja ngebakar Wig(rambut palsu) blonde kesayangan eomma?" Ancam Haechan pada sang appa.
"EOMMAA!! EOMMAA!!" Teriak Haechan.
Padahal appa-nya gak sengaja tapi bisa aja dia bilang ke eomma-nya kalo appa sengaja, dengan alasan karena malu liat eomma pake warna itu kalau ada acara di kantor.
"Jangan dong. Tega kamu sama appa, nanti appa gak dapet jatah. Yaudah iya, jadi gimana ini, sembunyiin apa gimana, tapi nanti eomma tau gimana?"
"Suruh sekretaris appa cariin Gucci yang sama kaya yang ini."
"Ahh kamu mah kalau pulang sering banget nguras uang appa." Appa mengeluarkan ponsel yang ada di sakunya lalu memfoto gucci tersebut dan mengirimkannya ke sekretarisnya.
Bagaimana tidak menguras uang? Pasalnya semua gucci yang berada di rumahnya rata-rata berbandrol harga sekitar 30jutaan itupun yang paling murah yang ada di rumahnya. Yang paling mahal ahh mungkin harganya setara dengan satu mobil sport koleksinya.
Haechan menggeser Gucci setinggi bahunya itu lalu memutar dan menyembunyikan bagian yang retak sampai menempel dinding agar tidak terlihat oleh sang eomma.
Mereka pun kembali membereskan acara bermain gamenya lalu berlari ke arah halaman belakang.
Eomma datang dari arah tangga lalu turun ke lantai dimana tadi sepasang appa dan anak tersebut bermain game.
"Perasaan tadi ada yang manggil. Mana orangnya?" Ucap Eomma Haechan sambil menengok kanan kiri.
"Ahh mungkin cuma iseng." Lalu naik lagi ke lantai atas.
Donghyun berada di kamarnya tepatnya di balkon kamarnya sedang duduk di sofa sambil mengamati pemandangan luar malam hari itu.
Mengambil ponselnya lalu menelepon salah satu nomor yang tersimpan di kontak.
"Hallo John. Gimana kabar lo?"
"Yoo hyung, gue baik. Tumben telepon ada apa nih?"
"Gue udah ada di korea. Bisa ketemu?"
"Oh bisa-bisa. Kapan? Gue sih free besok sore."
"Yaudah besok ya di Bar biasa?"
"Okesiap, gue tutup ya hyung. Lagi sibuk nih."
Di atas mejanya terdapat ipad yang menampilkan Haechan dan sang appa yang sedang bermain game di ruang keluarga.
Donghyun sempat terkekeh tadi melihat Haechan yang mengancam sang appa serta saat menggeser gucci menyembunyikan kecerobohannya yang mengakibatkan gucci kesayangan eommanya retak.
Akhir-akhir ini Donghyun tidak sesering dulu memantau Haechan. Sampai menjadikannya hanya melihat Haechan berjalan kesana kemari ia tetap saja kagum. Ahh mungkin ia akan memasangnya juga dikamar.
Kemarin sebelum memutuskan terbang ke korea, kembali ke tempat kelahirannya ia sudah yakin akan perasaannya. Ahh ia tidak pernah tahu bahwa perasaan obsesi akan semenyenangkan ini. Sungguh ia bingung harus menyalahkan siapa akan adanya perasaan pada Donghyuck yang sialnya adalah adik kandungnya sendiri.
Menyalahkan orangtuanya? Itu sama dengan pikiran orang bodoh. Sungguh perasaan yang konyol tapi ia akan menikmatinya.
Malam minggu.
Oke sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Haechan/Lee Donghyuck (On Going)
Fiksi PenggemarDoyoung dan Mark yang duduk disamping Haechan lalu memeluknya sambil mengunyel unyel dan mencium pipinya. "Ahhh hyung sakit hyung lepaskan"Haechan memberontak saat merasakan pipinya sakit dan memerah akibat hyungnya tersebut. "Tidak mau, dan mengapa...