—Terima kasih buat yang excited sama cerita ini padahal aku buat iseng-iseng doang hehe... Jangan lupa vote dulu ya, biar makin semangat updatenya.
—
Natheyam dilarikan kerumah sakit selepas kejadian 2 hari lalu. Tangan kanannya patah dan harus di gips untuk beberapa Minggu akibat benturan batu.
"Mama pulang dulu, nanti digantiin Kiri jagain kamu," Neytiri berkata sambil membangunkan Tessa yang tertidur disamping Nath. "Jangan coba-coba keluar kamar, Nath."
"Kiri nggak sekolah?"
"Libur,"
"Izin dulu?"
"Nggak, gurunya ada rapat pergantian semester." Natheyam mengangguk paham.
Selesai mengemas barang-barang bawaannya, wanita berusia 43 tahun yang masih tampak muda itu kemudian pulang bersama Tessa yang digandengnya dengan wajah bantal. Natheyam yang semula mau memesankan taxi pun urung karena katanya Neytiri dijemput Louise yang kebetulan pulang setelah sparing fustal.
Natheyam menunggu. Pria itu benci sendirian namun mendengar akan ada yang datang menggantikan Mama ia jadi lebih lega.
Sekitar 10 menit kemudian terdengar suara ketukan pintu membuat Nath yang ketiduran pun perlahan bangun, menegakkan punggungnya dan bersandar perlahan pada kasur.
"Masuk," ucapnya. Nath yakin itu adiknya, Kiri.
Orang yang baru saja mengetuk pintu pun masuk, dan benar saja dugaan Nath.
"Good evening, big bro," Kiri menyapa dengan senyum tipis. Sedikit canggung karena kejadian 2 hari lalu.
"Glad to see you here," sahut Nath dengan senyuman lebarnya.
Kiri mengangguk singkat, berusaha menyibukkan dirinya agar tak terlihat salting karena senyum lebar Nath. Gadis itu mulai mengeluarkan barang-barang keperluannya.
"Kamu nginep?" tanya Nath melihat Kiri mengeluarkan sepasang piyama dari tas bawaannya. "Besok masih libur?"
"Heeum, malem ini doang kok."
Nath mengernyit, entah kenapa rasanya ada yang aneh dari ucapan Kiri? Seolah kalau gadis itu menginap lebih dari semalam disini Natheyam akan mengusirnya.
"Nginep semau kamu, tapi kalau emang nggak nyaman disini nanti ganti Louise aja."
"Louise nggak bakal mau, dia anti bau rumah sakit."
"Sendiri juga no problem,"
Kiri melirik Natheyam yang menatapnya dari kasur, lalu mulai membuka ponselnya dan berkata, "You hate loneliness."
"You're right."
"Always." Kiri tertawa ringan, ia sudah tak secanggung saat pertama kali datang.
Natheyam mengangguk menyetujuinya. Kebiasaan perempuan, nggak mau kalah, walau emang yang di omongin Kiri itu kebenaran 100%.
"Kamu udah makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Your Sister!
Teen FictionKirisa Sully, putri kesayangan keluarga Sully. Parasnya bak Dewi Yunani, blasteran Jerman-Jepang. Cantik? Sudah pasti, kaya? Nggak usah ditanya. Tapi seperti kata orang, nggak ada manusia sempurna. Kiri yang seperti itu malah milih nyakitin diri sen...