6. Sampai kapan?

150 105 90
                                    

[Vote, komen jangan lupa <3]

-
-
-

"Menyukai itu manusiawi, yang
tidak boleh itu memaksa untuk memiliki"

Agnia Lathifa Azbia

🦋🦋🦋

Agnia berjalan menelusuri koridor. Sepi, tidak ada murid berjalan-jalan karena istirahat sudah berkahir dan pelajaran kedua sudah dimulai.

Agnia mengetuk pintu kelas, melihat Bu Anne, Guru Kimia sedang mencatat soal di papan tulis.

"Assalamualaikum. Bu maaf saya telat, tadi habis buang air kecil"

"Waalaikumsalam, yasudah langsung duduk di bangku kamu" Agnia lalu berjalan menuju bangku nya.

Ternyata Anya sudah ada di kelas. Sepertinya hukumannya sudah selesai.

"Lo darimana sih? masa buang air kecil lama banget" tanya Anya. Fyi Mereka duduk sebangku.

"Tadi ngantri" Nia berbohong. Ia sedang tidak mood untuk menceritakannya.

"Ishh bohong kan lo-"

"Anya! Kamu ini malah mengobrol, Kerjakan soal di depan atau saya hukum" ancam Bu Anne.

"I-iya bu, maaf" Anya langsung menulis. Dan Agnia hanya diam sambil memainkan pulpennya. Entahlah pikirannya bercampur aduk saat ini.

"Baik anak-anak, Jika sudah selesai, kumpulkan langsung ke depan"

"Baik bu"

Agnia memandang papan tulis di depan sebentar, lalu menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan gusar.

---

Bel pulang sudah berbunyi. Tanda sekolah sudah berakhir, sekarang waktunya para murid pulang ke rumah masing-masing.

Saat Agnia sedang membereskan buku, seseorang memanggilnya.

"Nia" Agnia menoleh, ternyata itu Sagar.

Mengapa Sagar menghampirinya lagi? padahal belum sehari ia berurusan dengannya.

"Hm ya kenapa?" tanya Agnia.

"lo mau pulang? Bareng gue yok. Kan rumah kita juga searah" tawar Sagar.

"Makasih, tapi gue pulang sendiri aja. Gue juga bawa motor soalnya" Sagar mengangguk-angguk, kemudian menatap Agnia.

"Nia, lo masih belum bisa nerima perasaan gue ya?" Pertanyaan Sagar membuat Agnia menatapnya juga.

"Sorry Gar, Tapi kita ini dari dulu emang kurang deket, kita cuma sebatas teman biasa. ya walaupun kita kenal dari SMP tapi gue emang ga punya perasaan sama lo"

"Tapi sampai kapan Nia? Asal lo tau gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, gue juga bakal ngelakuin apapun yang lo mau"

Di kelas hanya ada mereka berdua. Karena teman-teman Nia sudah keluar kelas dari tadi. Jadi mereka aman-aman aja, ga ada yang kepo.

sekarang Agnia menatap Sagar dengan tatapan tak suka.

"Lo orangnya emang pemaksa ya? Please gue itu gasuka sama lo. Jadi gue mohon berhenti kejar-kejar gue. Gue cape tau ga dari SMP kelas 8 sampai sekarang SMA lo masih tetep ngejar-ngejar gue,"

"Dan asal lo tau ya, gue ini udah punya seseorang yang gue sayang, yang gue cinta. Jadi gue mohon buat berhenti kejar-kejar gue sekarang"

Ucapan Agnia membuat Emosi Sagar datang kembali.

"Maksud lo? Lo udah punya pacar gitu?" Agnia berdehem. Mendengar jawaban Agnia membuat Sagar greget. Ia memegang kedua pundak Agnia sedikit digoyangkan.

"Siapa cowok itu Agnia? Bilang sama gue Namanya siapa? Gue kenal dia apa ga?!" Agnia mendengar penuturan Sagar langsung menghempaskan tangan Sagar dari pudaknya.

"Lo apaan sih? Urusan sama lo apa? gausah kepo jadi orang. Lo itu ga berhak tau tentang kehidupan gue, lo bukan siapa-siapa gue!" Amarah Agnia sekarang mulai keluar. Ia menatap Sagar tajam, begitupun sebaliknya.

"Agnia?" Keduanya menoleh. Ternyata Alika, murid kelas sebelah.

"S-sorry ganggu sebelumnya. Em gue cuma disuruh buat manggil lo, Lo dipanggil Bu Anis ke Ruangannya"

Agnia mengangguk. "Iya, makasih Al gue bentar lagi kesana" Alika mengangguk, lalu pergi.

Agnia mengambil tas nya. Lalu kembali menatap Sagar yang masih menatapnya juga.

"Sorry, gue sibuk"

Agnia berjalan melewati Sagar. Tatapan Sagar masih kedepan tadi tak berpindah. Saat Agnia sudah pergi dari kelasnya, Sagar menendang bangku di hadapannya.

"Arghhh brengsek! Siapapun cowok yang berani deketin Nia selain gue. Bakal punya masalah sama gue" Kalimat itu keluar dari mulut Sagar. Jangan lupa dengan senyum miringnya yang membuat siapapun merinding. Ternyata dibalik sifap posesif Sagar, Ia mempunyai Sikap yang orang lain tak tahu.

Sagar berjalan keluar kelas Agnia, menuju parkiran untuk pulang.

---

Agnia sudah di depan ruangan Bu Anis. Ia mengetok pintu dahulu. Lalu masuk.

"Assalamualaikum, permisi bu"

Agnia melihat Bu Anis sedang sibuk dengan Berkas-berkas yang ada di atas mejanya. Agnia menghampirinya. "Maaf Bu, Ibu manggil saya ya?"

"Eh Waalaikumsalam. Iya Nia, ibu hanya ingin menyampaikan bahwa minggu depan sekolah kita terpilih untuk mengikuti olimpiade matematika. Dan ibu ingin kamu yang mewakilinya,"

"Apakah kamu bersedia? Untuk hadiahnya, lumayan loh. kamu akan mendapatkan beasiswa dan uang tunai jika kamu juara" ucap Bu Anis.

Agnia tergiur, tentu saja. Bukan karena uang tunai, tetapi beasiswa nya itu. Ia dari dulu bercita-cita ingin mendapatkan beasiswa karena jika nanti ia kuliah, ia tidak akan terlalu merepotkan kedua orangtuanya.

Agnia mengangguk. "Iya Bu, saya mau"

Kesempatan tidak datang dua kali bukan?

Bu Anis tersenyum. "Baiklah, persiapkan diri kamu Nia, agar nanti kamu bisa juara" ucap Bu Anis di angguki oleh Agnia.

"Yasudah bu, kalo begitu saya pamit. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Agnia senang sekali, ia akan belajar lebih giat malam ini untuk persiapan nanti. Agnia menuju parkiran untuk mengambil motornya. Oh ya kira-kira Anya kemana? Ah mungkin sudah pulang duluan. Pikir Agnia.

🦋🦋🦋

-
-

TBC.

INSTAGRAM WP : @057.flowersow

SAGANIA || On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang