[Vote, komen jangan lupa <3]
-
-
-🦋🦋🦋
Saat ini terlihat Sagar dkk tengah bolos di Kantin. Mereka sangat malas dengan pelajaran Bu Nyunyu, Guru Fisika.
Mereka duduk bersantai dengan tangan masing-masing yang memegang gorengan Teh Encun. Terlihat hanya mereka saja di Kantin. Tidak ada murid lainnya.
"Gorengan Tempe Teh Encun emang ga ada lawan. Lope tiga ribu deh" puji Sagar seraya memakan gorengan tempe itu.
"Huum hohehang hehu hahing huhaha" Ucap Lio dengan mulut yang penuh dengan Gehu masih panas.
"Lo ngomong apaan anjir? Cosplay Monyet lo?" tanya Imam, tak mengerti.
"Hahas hanghat"
"Stress, ciri-ciri orang bentar lagi mau di jemput malaikat nih" ucap Alvin.
Lio mengunyah dahulu Gehu dalam mulutnya itu, "anj lo Vin, nyumpahin gue ya lo?!"
"Kagak tuh, tapi kalo takdir yaudah terima aja"
"Sialan!" ucap Lio Tak terima, ya walaupun umur tidak ada yang tau, tetapi ia tak ingin mati dahulu. Ia belum mewujudkan impian untuk bertemu Jisoo Blackpink.
Alvin berhenti mengunyah, "Gar, tadi gue udah makan gorengan berapa ya?"
"Lah gatau, Gue juga berapa ya?"
Alvin memanggil Teh Encun, "Teh cun, Tadi Alvin makan gorengan berapa?"
Teh Encun menghampiri mereka. "Loh mana Teteh tau vin, kamu kan yang makan. Kok nanya Teteh? Teteh dari tadi bikin adonan gorengan."
Alvin mengingat-ingat kembali. "Aduh Teh, Alvin lupa"
"Duh Vin terus gimana dong? Teteh rugi nanti kalian makan tapi gatau berapa jumlahnya. Gimana mau bayarnya?"
"Teh, Si Alvin mah gitu. Sengaja pura-pura. Mau gratisan doang dia mah" timpal Imam.
"Serius anjir gue lupa, Sagar aja lupa tuh. Emm Terus gimana dong? Gar bayarin ya? Kayaknya gue makan sama kayak lo deh tadi. Sepuluh biji"
"Banyak banget anying, Gue makan kagak sebanyak itu dah. Nanti yang ada badan sama muka gue minyakan gara-gara mukbang gorengan"
"Ck, lo mah Gar bilang aja kagak mau bayarin gue"
"Loh.. emang iya, Enak aja! Lo yang makan, masa gue yang bayar"
"Woi Vin lo tuh orang Kaya, ngapain minta di bayarin? Uang lo abis? Minta bapak lo lagi lah. Enak banget morotin bestie gue" ucap Lio.
"Anjay bestie" seru Sagar.
"Tapi kan yang Kaya bapak Gue, kalo gue mah Kaya beban"
"HAHAHAHA NGAKU BEBAN, BEBAN DUNIA LO MAH" tawa imam pecah, diikuti oleh Sagar dan Lio.
Alvin mendengus. "Tai lo pada!" sebal dengan teman-temannya ini. Not Have Akhlak semua!
Teh Encun yang sedari tadi hanya menyimak pertengkaran yang tidak jelas itu akhirnya buka suara.
"Woi dik adik jadi gimana ini?"
Mereka berhenti tertawa. Sagar mengeluarkan dompet dan mengambil dua lembar uang merah dan diberikan kepada Teh Encun.
"Nih Teh, ambil aja itung-itung sekalian bayar yang kita suka makan tapi ga pernah bayar hehe"
Teh Encun berbinar dan langsung menerima uang tersebut. "Okayy, Hatur Nuhun dek Sagar"
"Siap teh"
Teh encun pergi meninggalkan mereka berempat, kembali membuat adonan gorengan yang sempat tertunda tadi.
"Huuuu dasar pelit minta di bayarin mulu" ejek Lio pada Alvin.
"Lo juga di bayarin Sagar anying"
"Gue mah kagak minta, Sagar sendiri yang mau"
"Sama aja ege, ngapa lo kagak nolak tadi?" sahut Imam.
"Gatau, mulut gue tiba-tiba kaku anjir" elak Lio.
"Alah bacot," ucap Alvin.
Lio menyengir memperlihatkan gigi kelincinya. Membuat dia menjadi sangat manis..
"Bro gue kemaren malem dapet tiket nonton, kira-kira gue kasih ke Nia dia mau ga ya?" tanya Sagar.
Lio berfikir, seolah-olah sedang mencari jawaban untuk pertanyaan Sagar. Padahal pertanyaan tidak sesusah soal matematika, tapi mengapa Lio harus berfikir keras? Aneh.
"Kalo menurut prediksi gue mah, si Nia kagak bakal mau,"
"Anj lo kok gitu si yo? Doain mau kek. Jahat banget lo sama temen sendiri, unfriend aja kita" rajuk Sagar.
"Hehehe becanda," ucapnya dengan jari berbentuk V
"Jangan nanya si Lio Gar, dia mah ga akan bener, Agak-agak orangnya," ucap Imam, tak perdulikan tatapan sinis Lio.
"Kalo lo ajakin dia secara baik-baik pasti dia mau" saran Alvin.
"Lah emangnya gue kalo ngobrol sama Nia ngegas gitu? Sambil ngamuk?"
Alvin menggaruk alisnya pelan, lelah juga ia menghadapi Sagar.
"Yaudah Gar, cobain aja dulu. Siapa tau dia mau kan?" ucap Imam.
Akhirnya Sagar mengangguk dan mengadahkan tangannya kedepan, "Bismillah, kagak ente lagi"
"Amin" ucap mereka serentak.
Saat tengah menyeruput secangkir Pop Ice, Mata Alvin tak sengaja melihat Danisa, Wakil Ketua Osis SMA Taruna Bangsa.
Tak berfikir panjang, Alvin langsung memanggil Danisa.
"WOY DANISA!"
Danisa menoleh, lalu menghampiri mereka berempat dengan tatapan tajamnya. Mereka tak sadar jika Danisa membawa buku catatan untuk murid-murid yang bolos.
"Apaan?!" jawab Danisa tak santai.
"Weiss santai dong, jangan sambil ngamuk. Nanti cantiknya ilang"
Oke, Alvin mode buaya sudah keluar, Batin Imam.
"Serah gue lah"
Alvin mengambil tiket bioskop yang dipegang Sagar tadi. Lalu memperlihatkan pada Danisa.
"Sa, lo mau ga nonton bareng gue? Gue punya dua tiket nih" tawar Alvin.
Sagar melotot, ia merebut tiket itu dari tangan Alvin.
"Goblok itu punya gue woi, lo kalo mau ajak cewek nonton modal dikit, enak aja punya gue ini!" kesal Sagar.
"Sumpah gue aneh sama pikiran lo Vin, royal dikit ngapa anying," ucap Lio.
"Ck, diem gausah ikut campur lo"
Danisa memutarkan bola matanya, "Kalian semua Aneh."
"Ihhh kok gitu sih Sa?" ucap Alvin dengan tatapan di buat imut-imut.
"Anjing geli woi!!" Imam bergidik, merinding melihatnya, dan Lio sedang memperagakan gaya muntah.
Wajah Danisa saat ini menatap Alvin dengan tatapan menjijikan, "Stress lo anj!!"
Lalu Danisa mencatat sesuatu di buku catatannya, "Lo semua bolos! ikut gue ke BK!"
Danisa langsung menyeret mereka berempat dan membawanya ke Ruang BK.
"Ampun Sa," ucap Alvin.
🦋🦋🦋
-
-TBC.
INSTAGRAM WP : @057.flowersow
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGANIA || On Going
Novela Juvenil[HIATUS-!!] [DIMOHON FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Selamat datang di lapak cerita SAGANIA -- Ini kisah seorang Sagara Sebastian yang mengejar cintanya di sekolah menengah atas yang bernama Agnia Lathifa Azbia. Sagara yang selalu di tolak perasaannya ole...