Queen

1 1 0
                                    

Terbangun dari tidurnya nyenyaknya, kamar berwarna hitam dan gold memberi kesan elegan di kamar yang mewah itu. Ia berjalan gontai menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap menjadi seorang murid sekolah.

Setelah bersiap dengan jaket kulit hitam, celana hitam Jeans serta sepatu putih yang terlihat mahal itu menyempurnakan tampilannya, hanya dengan polesan skincare yang tentu harganya tidak bisa dibilang murah. Ia terlihat sangat menawan dengan wajah dingin dan datarnya. Beranjak dari kamar menuju ke ruang makan menemui keluarga yang sudah bersiap sarapan itu.

"Waw cucuku memang sangat cantik" ujar seorang pria tua yang masih terlihat gagah dan berwibawa.

"Terimakasih kakek" jawab Queen. "Mau berangkat bersama paman queen?" Tanya sang paman yang duduk di hadapan queen. "No paman, aku akan berangkat sendiri naik motorku" jawab Queen menolak ajakan pamannya. "Baiklah paman akan berangkat sekarang, habiskan sarapanmu queen, aku berangkat dad" salamnya pada dua orang dimeja makan itu.

"Queen berangkat kek" kata queen berpamitan pada kakenya. "Hati-hati queen, kakek menyayangimu" kata sang kakek. Queen. Beranjak dari ruang makan menuju halaman, disana dia sudah melihat motor gagahnya yang siap ia kendarai. Motor yang hanya satu di dunia itu bisa ia dapatkan dengan mudah. Setelah memasang helm ia bergegas menuju sekolah dengan kecepatan tinggi.

Sampai di sekolah semua mata tertuju padanya, ia menebak itu karena suara motornya yang menggelegar mengusik seluruh siswa yang ada di sekitar parkiran sekolah. Holland Internasional School, tempat ia akan menjadi murid normal pada umumnya, tempat ia menyembunyikan jati dirinya yang menjadi seorang pimpinan mafia terhebat di dunia. Ia membuka helm nya lalu merapikan rambut yang berantakan. Rambut hitam panjang itu keluar dari helm dan terayun dengan indah. Semua mata menatapnya dengan berbagai ekspresi, kaget, terpesona bahkan sinis. Sampai umpatan seseorang terdengar. "Fuck, dia seorang wanita" kata seorang cowok berwajah manis dan jenaka yang kaget. Disamping cowok yang mengumpat tadi, ia bisa melihat seorang cowok yang tidak asing baginya, seorang cowok yang pernah menikmati malam indah, diberikannya seringai yang menawan sambil menatap mata tajam yang terdapat gurat kaget itu sekejap lalu dengan santai ia turun dari motor dan melenggang pergi mencari kelas pertamanya.

Who I'am? QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang