again?

0 0 0
                                    

Keesokan harinya Queen sudah sampai disekolah 5 menit sebelum jam pelajaran dimulai, ia mengendarai mobil Lamborghini Aventador warna putih, salah satu koleksi mobil yang ia miliki. Gadis cantik yang baru saja keluar dari dalam mobil langsung di hadiah i tatapan orang-orang yang berada di sekitar area parkir, banyak dari mereka yang menatapnya kagum, tidak salah karena hari ini dia terlihat sangat menawan sekaligus baddas dengan rok kulit serta jaket denim yang memberi kesan keren pada apa yang ia pakai, serta rambut yang digerai indah menambah pesona seorang Queen. Jonathan sedari awal memperhatikan Queen dengan tatapan mempesona sambil mengumpat. "Sialan bagaimana bisa ada wanita secantik itu" batinnya. Queen yang bodo amat langsung melenggang masuk mencari kelas pagi nya.

Kelas bahasa menjadi awal di hari ini, ia sedang malas hingga duduk di ujung belakang, seperti biasa tidak ada yang mau mendekati dirinya karena sisi misterius selalu memancar pada dirinya. Sampai seorang cewek menyenggol kakinya. "Long Time no see, my Bitch" dengan kekehan kecilnya. Seketika queen menoleh dan mengumpat. "Shit! What are you doing Audrey" ucap Queen masih kaget bertemu sahabatnya, ia sungguh tidak tau bila Audrey bersekolah disini, yang ia tau sahabat sialannya itu akan melanjutkan pendidikan ke Amerika, namun ia malah bertemu disini. "Kejutan untukmu Queen" kelakarnya sambil tertawa ringan. "Shut up kau hutang penjelasan padaku" ucap Queen bersamaan dengan pengajar yang masuk. Pelajaran dimulai dengan lancar, queen hanya menyimak tanpa berniat mengajukan ataupun mengomentari sesi tanya jawab hinggal kelas itu selesai mereka semua bubar.

Queen bersama Audrey beriringan menuju kantin. Mereka juga mengobrol ringan. Kedua memiliki sisi yang sama yaitu misterius dan tidak tersentuh, sama-sama cantik dan menawan namun, sisi Queen adalah yang terkuat ia memiliki pesona lain dalam dirinya hingga ia akan sangat menonjol karena aura yang ia miliki. Mereka duduk di meja pojok kantin. "Mau makan apa Queen, biar aku yang pesankan tuan putri" canda Audrey pada Queen, Audrey akan menjadi pelucu saat bersama queen karena menurutnya menjahili Queen adalah hal yang menyenangkan. "Aku pesan Steak dan lemon tea, and I'am not princess Audrey, im a Queen" jawab Queen dengan senyum devil. "baiklah ratu ku aku akan memesan makanan nya" jawab Audrey berlalu memesan makanan. Tak lama kantin yang awalnya sedikit berisik menjadi sunyi, hal ini dikarenakan kedatangan most wanted alias Xavier dan teman-temannya, tak lupa juga gadis yang mengamit lengan Xavier dengan manja, Nathalie. Queen hanya menatap datar lalu sibuk dengan ponselnya untuk mengecek bisnis yang ia punya, ia puas hasil bisnisnya semakin hari semakin meningkat. Ia tak sabar untuk menambah koleksi mobil Lamborghini nya. Ia merupakan wanita pengoleksi motor ataupun mobil, ia tak suka mengoleksi tas ataupun barang-barang branded, buakn berarti ia tidak punya, kakenya selalu memberikan itu hingga ia memiliki ruangan sendiri untuk sekedar menyimpan tas, sepatu perhiasan ataupun baju dengan ruangan yang berbeda-beda, tak salah jika kamar gadis itu saja sudah seperti rumah pribadi.

Xavier berjalan bersama Nathalie dan teman-temannya dan duduk di samping meja Queen. Queen dapat merasakan kalau Xavier berkali-kali meliriknya, terbukti dengan tidak fokusnya ia ketika kekasihnya itu bertanya. "kamu mau makan apa sayang?" Tanya Nathalie "hah apa?" Jawab Xavier tidak fokus. "Mau makan apa aku pesankan" jawab Nathalie. "Ehm spaghetti bolognese sama jus Apel" jawab Xavier pelan sebelum ia berkata lagi. "Biar Lufi yang memesan, kamu duduk saja" ucap Xavier. Lufi yang namnya disebut hanya mampu menghela nafas, kenapa harus dirinya sih kan bisa Jonathan atau Gerald. Biarpun begitu ia tetap berdiri dan memesankan teman-temannya makanan.

Audrey datang membawa pesanannya juga sahabat kesayangan. Mereka makan dengan kidmad. Setelah selesai mereka masih duduk bersantai disana, tiba-tiba Audrey berkata "gimana kabar mantan Lo Queen" tanya Audrey. "Aku tidak peduli lagi padanya" jawab Queen santai, jujur ia sudah tidak peduli lagi, hari dimana ia mengetahui mantannya itu berselingkuh, di hari itu juga perasaannya meluap dan hilang. "Aku dengar ia kadang masih mengunjungi markas untuk mencari keberadaanmu, sepertinya ia telah sadar dan menyesal memungut sampah dan mengkhianati sebuah Berlian haha" jawab Audrey sambil tertawa. Sampai mata Audrey menatap sebuah mata tajam yang memandang Queen dengan intens lalu mengumpat.

"Are you kidding me Queen? Kau satu sekolah dengan partner one night stand mu satu tahun yang lalu?" Umpat Audrey dengan suara sepelan mungkin. "Sebuah ketidaksengajaan, kau kan tau yang mengurus kepindahanku kesini paman, aku juga tidak mengulik info sekolah ini karena saat itu sibuk dengan Bisnisku" jawab Queen. "Siapa wanita di sampingnya queen, terlihat ewwh alay" jelas Audrey dengan pandangan agak jijik. "Kekasihnya " jawab Queen santai. "Wait aku mau ke toilet, langsung ke kelas saja kau" pamit queen. "Baiklah" jawab Audrey. Mereka berdua beranjak dan berpisah, Queen menuju toilet dan Audre menuju kelas.

"Aku ke toilet dulu" pamit Xavier pada Nathalie yang dengan memakan makanannya. Nathalie hanya mengangguk karena sibuk menikmati makanannya seperti yang dilakukan teman-teman Xavier. Lalu ia berjalan pelan ke toilet yang beberapa menit lalu Queen masuki. Keadaan sepi membuatnya berani masuk ke toilet itu lalu menguncinya. Sungguh ia perlu berbicara empat mata dengan gadis cantik yang membuatnya gila beberapa hari belakangan ini.

Saat Queen keluar dari salah satu bilik toilet, ia dikejutkan dengan kehadiran Xavier yang bersandar di pintu toilet. "Minggir" ucap Queen datar. "Kita perlu bicara" jawab Xavier. "For what?" Tanya Queen. Xavier termenung, belum menyiapkan pertanyaan yang ingin ia katakan pada Queen seketika ia hanya terpaku. Lalu suara decakan keluar dari mulut Queen "kalau ga ada perlu minggir ganggu taumphh" ucapnya terpotong saat bibirnya diserbu oleh Xavier. Ia sudah menahannya. Ya iya merindukan semua yang ada pada gadis ah wanita ini. Ciuman itu singkat karena queen mendorong dada pria itu namun belum sempat melangkah pergi tangannya sudah ditarik memasuki salah satu bilik toilet disana. Ia mendudukkan dirinya di atas toilet yang tertutup dengan Queen berada di pangkuannya memaksa dilepaskan. Melihat Queen semakin berontak ia pun mencium kembali bibir Queen di lanjut melumatnya. Queen tidak munafik bahwa ciuman Xavier sangat hebat hingga tidak bisa ditolak. Xavier yang merasa mendapat lampu hijau langsung membuka mulut dan menjulurkan lidahnya disusul Queen yang membuka mulutnya. Persetan dengan perkataan orang-orang bahwa Queen munafik tapi ia tak menampik bahwa ini sangat nikmat, belum lagi saat kedua lidah itu saling berbelit menciptakan decapan-decapan. Kedua tangan Xavier tak tinggal dia ia mulai meremas di pinggang Queen lalu sesekali mengelus punggung Queen, sedangkan Queen mengalungkan kedua tangannya pada leher Xavier sesekali meremas rambut hitam pria itu.

"Ahhgh" desah Queen saat merasakan sebuah tangan kokoh meremas payudaranya dengan lembut, tak kuasa dengan kenikmatan itu iapun meremas rambut hitam milik Xavier. Keduanya melakukannya selama beberapa menit hingga ciuman itu berhenti saat keduanya merasa kehabisan nafas. Memandang satu sama lain, Queen dapat melihat pancaran Gairah pada mata tajam milik Xavier. Selang beberapa detik Xavier mengulangi ciuman dengan Queen kali ini lebih brutal dengan nafsu yang telah menggebu sambil tangannya menjalar ke arah inti Queen dan mengelusnya pelan. "Ahh Xav" desah Queen. Xavier menciumi leher Queen yang menyeruakan wangi yang begitu harum, segar namun elegan. Queen mulai mengelus leher lalu turun ke dada Xavier sampai di atas milih Xavier. "Shit ah Queen" desar Xavier yang masih mencumbu leher Queen. Menarik resleting dan membuka celana yang Xavier pakai mulai mengelus milik Xavier yang sudah tidak tertutup apa-apa, bagaimana bisa milik Xavier semakin gagah dan mempesona, sama seperti wajahnya. Xavier mengeram pelan saat Queen mengocok miliknya dengan lembut. "Hssstt ahh Queen" desahnya merasakan nikmat elusan Queen pada miliknya yang main lama makin cepat itu, tak tinggal diam ia pun memasukkan jarinya pada milik Queen setelah menurunkan celana yang di pakai queen mereka saling memanjakan satu sama lain sampai Xavier akan sampai namun dengan sengaja queen melambatkan kocokannya. "Ah Queen kau jangan menyiksaku. Diangkatnya Queen agar miliknya bersatu dengan milik Queen. Menurut, Queen pun mulai memasukkan milik Xavier pada inti tubuhnya dengan pelan, setelah masuk seluruhnya ia menggerakkan dengan bantuan Xavier di pinggulnya. "Ahh Ouhh Xav" desah Queen. "Ah hah ahhh" desah Xavier tak kalah bergairah. Keduanya saling memompa dengan gerakan yang pas hingga menciptakan kenikmatan yang luar biasa. Sampai waktu klimaks tiba "aku sampai Xav" desah Queen merasakan sesuatu yang akan keluar. "Bersama sayang" desah Xavier mempercepat naik turunkan pinggul Queen sampai "ahhhh" desah keduanya terdengar saat pelepasan mereka rasakan. Saling mengatur nafas lalu Xavier mengecup pelan bibir Queen. "Kenikmatan yang semakin luar biasa dengan orang yang sama" jawabnya sambil merengkuh Queen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who I'am? QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang