mengingat saat itu 21+

1 1 0
                                    

Xavier termenung di kamarnya. Pulang sekolah tadi, ia mengantarkan kekasihnya, Nathalie lalu pergi ke Apartemennya tanpa ikut berkumpul dengan teman-temannya seperti biasa. Disana dia mengingat kembalinya Queen, sosoknya yang sangat membekas di hati dan dunia Xavier.

Flashdisk on
Club malam merupakan tempat bersenang-senang, disana kita bisa berjoget ria melupakan masalah hidupnya. Seperti yang dilakukan Xavier saat sang adik kesayangannya meninggal karena kecerobohannya. Dia minum tanpa di temani oleh Jo, Lufi ataupun Gerald karena kemari pun ia diam-diam. Di sebuah meja bar itu ia memesan minum dengan kadar alkohol yang tinggi, melakukannya dengan sengaja agar pikirannya tenang. Rasa bersalahnya membuat ia hilang akal, sampai seorang gadis duduk di sebelahnya. Ia juga tampak Frustasi sama seperti dirinya. Bertender memberikan minuman yang sama. Xavier menoleh pada gadis itu, dipandangnya seorang bidadari hingga dia berulang kali menggelengkan kepalanya untuk memperoleh kesadaran apakah yang dipandangnya ini nyata atau halusinasi Xavier. Sang gadis menoleh dengan alis terangkat satu. "Kau manusia?"tanya Xavier pada gadis itu, Xavier yang saat itu memiliki kesadaran 30% itu masih memandang sang gadis seksama. "Bukan, aku malaikat" jawab sang gadis dengan seringai menawannya. "Oh pantas kau cantik sekali" jawab Xavier tersenyum bodoh. Hanya dibalas kekehan oleh Gadis itu.

Dia Queen, sedang menjernihkan pikiran nya ke club tempat biasa setelah mendapati sang kekasih tidur dengan anggotanya. Amarah dan egonya yang tersentil karena bisa-bisanya kekasihnya meniduri anggota yang sama sekali tidak menarik itu, berarti benar selama ini mereka telah bermain api dibelakangnya. Queen yang saat itu masih labil hingga ia merasa patah hati dan menyedihkan. Namun ia tidak ingin terlihat lemah didepan kedua penghianat itu, saat mengetahuinya queen hanya dia lalu pergi ke Club, tidak menangis sendirian di kamar untuk meratapi nasibnya, tapi ia hanya membalas dendam. Disinilah ia duduk di meja bar bersama pemuda konyol namun sialnya sangat tampan, ia tak memungkiri itu. Mendengar pertanyaan bodoh cowok yang sudah mabuk itu. Dering ponselnya berbunyi tertera nama "David🖤" di hpnya. dengan santai ia menjawab "ya babe" jawab Queen. "Kamu dimana Emely" tanya David diseberang sana. Ya David memanggilnya dengan nama depannya, dulu panggilan itu sangat manis menurut queen, tapi sekarang terasa memuakkan. "Aku sedang bersenang-senang" jawab Queen sampai si cowok disampinya menyela "bolehkah aku mencium malaikat sepertimu?" tanya Xavier itu dengan mata yang memancarkan pengharapan. "Siapa dia Queen, kau dimana, aku serius" jawab David terlihat emosi mendengar suara Xavier. "Aku di Club XX, susul aku sebelum pria tampan ini menciumku Dev" jawab Queen lalu mematikan panggilannya.

Masih memandang Queen, Xavier kemudian berbicara lagi, "apa kau salah satu malaikat yang baik?" Tanya Xavier pelan, seperti ada beban dihatinya. "Yaa, aku bisa baik dan bisa jahat"jawab Queen menanggapi Xavier. "Kalau kau baik, bolehkan aku meminta adikku dihidupkan kembali?, Dia meninggal karena kecerobohan ku" jawab Xavier dengan penuh penyesalan. Queen merasa cowok frustasi di sampingnya ini sebab sang adik meninggal. "Itu tugas tuhan, maaf aku tidak bisa membantu" jawab Queen sambil mengelus kedua pipi cowok itu. "Mengapa kau sangat cantik hmm?apa adikku akan menjadi malaikat cantik seperti dirimu ketika ia di surga?" Tanya nya. Queen mulai kasihan dengan cowok itu lalu menjawab dengan senyum lembut "of course, dia akan menjadi malaikat yang jauh lebih cantik". "Apa aku boleh mencium mu?" Tanya Xavier memperhatikan bibir Queen yang masih tersenyum tulus dengan tangan yang masih memegang kedua pipi Xavier. Melihat di arah pintu masuk ada David, Queen lalu mencium Xavier tepat dibibir ya lama. "Saat akan melepaskan ciuman itu Xavier menahan tengkuk Queen lalu mulai melumat bibi manis yang menenangkan hatinya itu. Mereka berciuman dengan lembut dan mesra namun lama-lama menjadi kasar dan bergairah. David yang melihat itu langsung menarik baju Xavier.

"Apa yang kau lakukan dengan pria ini Queen!" Tanya David marah. Xavier yang kaget segera menghentakkan tangan David dari badannya. "Kau menggangguku dude" jawab Xavier langsung membogem wajah David dan membuat David tersungkur. Lalu menarik tangan Queen membawanya ke salah satu kamar. Di dalah kamar Itu Queen masih shock. Tapi dia mulai menguasai diri. Xavier telah mengunci kamar itu. "Dia siapa?" Tanya Xavier. "Hanya orang yang tidak penting" jawab Queen. Xavier beranjak dan duduk di ranjang. Queen menghampiri dan duduk di pangkuan Xavier. "Untuk apa kau membawaku kesini?" Tanya Queen menggoda sambil mengelus dada Xavier. Xavier memejamkan mata merasakan gairah yang memuncak tangannya di letakkan pada pinggul Queen untuk menahannya agar tidak jatuh. "Aku membutuhkan mu" jawab Xavier langsung melumat bibir Queen. Mereka saling bercumbu dengan nikmat. AC didalam kamar mewah ini terasa panas akibat pergulatan mereka.

Xavier mulai mencium leher Queen dan meninggalkan jejak merah disana, Queen yang menahan gairah itu meremat rambut Xavier. Mereka berdua sudah sama-sama bergairah hingga tak sadar keduanya sudah naked. Xavier mengungkung Queen yang tidur terlentang di kasur. "Oh God, kau sangat cantik" jawab Xavier terkesima. Betapa indah ciptaan tuhan pada tubuh gadis ini hingga tiada celah buruk di sana. "Bolehkah?" Tanya nya sambil menatap mata sayu Queen. "Ya lakukan" jawab Queen. Xavier mulai menggerakkan pusakanya ke dalam inti Queen. "Ahh" desah Queen saat merasakan benda tumpul itu memaksa masuk. "Ohh aku yang pertama?" Tanya Xavier merasa ia telah membelah sebuah dinding penghalang itu. "Yeah Beby, ahh" jawab Queen dengan lenguhan yang sexy menurut Xavier hingga membuatnya semangat untuk memaju mundurkan pusakanya itu. "Siapa namamu ahh ini sangat luar biasa ahh" tanya Xavier disertai desahan nikmat itu. "Queen Beby ahh, what's your ahh name" tanya Queen kembali. "Xavier, panggil ah namaku" jawab Xavier. "Ahh Xaaavierh ahh" desah Queen merasakan kenikmatan. "Yes Queen ahh ini nikmat, punya mu sangat nikmat ahh ahh" jawab Xavier sambil terus bersemangat. "Faster ahh Xav" tuntut Queen. "Oh yeah ahh"jawab Xavier makin bersemangat. Setelah beberapa menit "ahhh aku akan sampai" jawab Queen seperti sesuatu didalam akan keluar. "Bersama Beby"jawab Xavier. "Ahhh" desah keduanya merasakan pelepasan yang sangat amat nikmat. Xavier mengusap dahi berkeringat milik Queen lalu mencium kening Queen dengan lembut. "Aku tidak percaya telah melakukan itu untuk pertama kalinya denganmu Queen, kamu sangat cantik, apa kali ini aku bermimpi?" Ujarnya menatap mata Queen dalam. Dibalas kekehan oleh Queen, lalu kembali melumat bibir Xavier, dan membalikan tubuh mereka hingga Queen berada di atas. "Masih terlalu dini untuk selesai, biarkan aku mengajarimu arti sebuah mimpi nikmat ini, Xavier" jawab Queen menatap penuh gairah ke arah Xavier yang ditatap sama oleh laki-laki itu. Mereka melakukannya lagi namun kali ini Queen memimpin. Mereka menghabiskan malam yang indah bersama sampai keesokan harinya Xavier sadar bahwa itu bukan sekedar mimpi.

Terbukti ketika ia bangun memeluk gadis ah sekarang sudah wanita, memeluk wanita cantik ini. Ia mencium punggung indah itu guna membangunkan Sang wanita. "Eughh" lenguh Queen mulai bangun dari tidurnya. Ia berbalik lalu mengecup bibir Xavier lalu bertanya "apa kau memiliki pacar?" Tanya Queen menutup mata nyaman sebab dielus nya pucuk kepala dengan lembut oleh Xavier. "Ya jalan 3 bulan" jawab Xavier yang hampir melupakan itu. "Waw ternyata aku tidur bukan dengan pria lajang." Jawab Queen lalu bangkit dan beranjak ke kamar mandi. Ia berjalan tertatih karena bawahnya masih terasa perih. Selang beberapa menit ia keluar dengan badrope putih lalu berganti baju didepan Xavier. "Anggap semua hanya mimpi Xav, dan lupakan semuanya" jawab Queen pelan, ia tidak tau bila Xavier memiliki kekasih, sangat ceroboh tidur dengan laki-laki milik perempuan lain, kalau seperti ini apa bedanya dengan Florenc, bawahannya yang telah berselingkuh dengan David. "Mana mungkin aku bisa melupakan kenangan pertama ku melakukan itu Queen" geram Xavier merasa dipermainkan oleh Queen. "Aku tidak peduli yang jelas, setelah ini, kita anggap tidak saling kenal ataupun pernah bertemu" balas Queen datar. "Bagaimana kalau kau hamil? Bukankah aku harus bertanggungjawab?" Tanya Xavier yang sadar kalau itu konsekuensi dari apa yang mereka lakukan semalam. "Aku tidak gila dengan membiarkan bibitmu tumbuh di perutku xav" jawabnya sambil pergi keluar kamar. Xavier Frustasi lalu membanting bantal di sekitarnya dengan geram.

Itulah yang ada dipikiran Xavier saat ini, jujur ia tidak bisa melupakan hal itu sama sekali, bahkan rasanya masih bisa ia rasakan. Hal itu yang membuat malam-malam nya kadang tidak tenang sebab sering memimpikan wajah cantik queen yang masih sangat membekas di pikiran dan hatinya. Apalagi sekarang sosok itu menjadi nyata. Hatinya dibuat bingung. Sampai dering telfon menyadarkannya. "Hallo?" Jawab Xavier. "Hai baby, kamu lagi dimana?"tanya sang penelepon dengan ceria, Xavier pun melihat nama kontak itu bertuliskan "Nathalie".
"Aku di Apartemen, knapa" tanya Xavier. "Heemm tidak apa-apa, ini sudah malam, segeralah tidur Xavier, baiklah aku tutup telfon nya, jangan lupa jemput aku besok, bye sayang i love u" ujar Nathalie. "Love u too" jawab Xavier gamang sambil mengakhiri telfonnya dan mulai mencoba terlelap meski wajah Queen terbayang-bayang didpikirannya.

Who I'am? QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang