02. Terenggut

271 22 8
                                    

Warning Content 21++ !!

***

Jia memejamkan mata rapat-rapat dengan tangan yang menyilang di depan dada saat merasakan pergerakan tangan Won yang berusaha melepaskan celana jins beserta celana dalamnya. Dan dalam hitungan detik tubuh Jia sudah benar-benar polos.

Won menegakkan tubuhnya lantas menyeringai melihat keindahan tubuh Jia dari posisi berdirinya. Kulit Jia terlihat sangat bersih tanpa cacat dengan warna kulit seputih susu. Lembut saat disentuh membuat Won berulang kali menelan ludah. Sedangkan Jia kembali gemetaran.

"Benar-benar sempurna." Gumam Won lalu merangkak naik ke atas ranjang dan menindih tubuh Jia yang sudah telentang pasrah dengan kedua kaki yang dirapatkan.

Dengan gerakan perlahan Won mulai menyingkirkan kedua tangan Jia dari dadanya untuk melihat lebih jelas sepasang benda bulat kenyal milik Jia yang begitu menggiurkan untuk dijamah. Won lagi-lagi tersenyum.

"Jangan lagi berpikir untuk menutupinya." Won berbisik tepat di telinga Jia sambil menahan tangan gadis itu agar tetap diam.


Cup!

Won mendaratkan ciuman basah di dada kanan Jia bagian atas membuat gadis itu spontan memalingkan wajah. Jari-jari kaki Jia menekuk tatkala tangan Won perlahan bergerak meremas salah satu payudaranya sambil memelintir puting merah mudanya. Tak cukup sampai disitu, tangan Won kini bergerak turun mengelus perut rata Jia dengan sensual.

"Sudahlah. Tidak usah munafik. Aku tahu ini bukan yang pertama untukmu." Perkataan Won sukses membuat air mata Jia mengalir lebih deras. Hatinya benar-benar sakit.

Nyatanya..

Jia adalah seorang gadis yang masih perawan. Dan apa yang Won perbuat pada tubuhnya sejauh ini adalah hal yang baru pertama kali Jia rasakan. Jia bahkan belum pernah berciuman. Dirinya terlalu sibuk bersekolah sambil bekerja untuk bertahan hidup berharap bisa terbebas dari belenggu kemiskinan.

"Ah.." Jia membekap mulutnya saat mendengar suara laknat itu lolos dari bibir ranumnya. Jia tidak sudi kalau Won berpikir dirinya sedang menikmati apa yang dilakukan pria itu pada dirinya.

Tanpa memikirkan perasaan Jia, kedua tangan Won semakin gencar menggerayangi tubuh Jia. Jia kembali menegang saat tangan Won berusaha memaksa untuk menelusup masuk diantara kedua pahanya. Bergerak semakin masuk hingga jemari Won bisa merasakan kewanitaan Jia yang sudah basah.

Nghh..

Won tersenyum miring mendengar lenguhan yang lolos dari mulut Jia. Won kemudian menumpu tubuhnya dengan tangannya yang bebas lantas menatap wajah Jia dari samping sementara Jia enggan untuk menatap wajahnya.

"Berhenti bersikap jual mahal kalau kau tidak ingin aku berbuat kasar padamu." Won berucap dingin membuat Jia bergidik ngeri. "Sekarang aku minta kau berbalik dan menatap wajahku." Lanjut Won berucap.

Keadaan saat ini memang begitu menyesakkan bagi Jia tapi bukan berati Jia harus mati dengan sia-sia di tangan pria bajingan di hadapannya ini 'kan? Jia tidak tahu hal buruk apa yang bisa dilakukan Won padanya. Maka dari itu, Jia segera menurut. Jia perlahan menolehkan wajahnya menghadap Won dan mendapati tatapan tajam dari pria itu.

"Tu-tuan.. to-long ja-ngan bu-bunuh a-ku.." Jia terbata dengan suara yang bergetar.

"Aku tidak akan membunuhmu." Won berucap sambil mengusap jejak air mata yang membasahi wajah cantik Jia.

The Gangster [OH SEHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang