Typo tolong tandai!
•••
Setelah mendapat izin pulang dari pihak rumah sakit, Won langsung menghubungi Woo Hyeon alias Gagak agar segera menjemput dirinya dan Jia.
Tidak sampai satu jam, Woo Hyeon sudah tiba di rumah sakit. Pria itu memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu masuk utama atas perintah Won melalui sambungan telepon. Hal itu dilakukan agar katanya Jia tidak perlu berjalan hingga ke area parkir.
Jia berjalan sambil sesekali menghentakkan kakinya. Merasa kesal terhadap Won karena dari tadi pria itu sudah bersikap berlebihan. Won tadinya memaksa Jia menggunakan kursi roda bahkan membentak seorang perawat karena membiarkan wanita itu berjalan sendiri dan berkata kalau kondisinya baik-baik saja.
"Kau sungguh membuatku malu!" Jia mendadak menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Won yang otomatis ikut berhenti melangkah dan berdiri tak jauh dari posisinya.
"Aku hanya mengantisipasi kalau kau nanti pingsan lagi. Setidaknya dengan menggunakan kursi roda kau tidak akan kelelahan 'kan?" Won menyuarakan pendapatnya.
Jia menghela napas pelan. Hidup bersama Won selama dua minggu cukup membuat Jia tahu kalau Won merupakan tipe orang yang tidak mau mengalah. Dan suntuk sekarang, kalau bukan Jia yang berusaha menghentikan perdebatan yang tidak penting ini, Won pasti akan terus menyanggah ucapannya seperti yang sudah-sudah.
"Baiklah, terserah padamu. Dan terimakasih karena kau sudah begitu perhatian dengan keadaanku." Jia segera berbalik untuk melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar. Mengabaikan Won yang berulang kali menyerukan namanya.
"Jia, tunggu!" Won setengah berlari dan dengan cepat menyamakan langkah kaki mereka.
"Ada apa lagi?!" Jia menatap Won dengan perasaan kesal yang kembali mencuat.
"Sebelum pulang ke rumah, bagaimana kalau makan dulu? Ini sudah masuk waktu makan siang. Aku tahu restoran ayam goreng yang enak di sekitar sini." Won bertutur dengan bola mata yang bergulir menyapu sekeliling. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana bahannya.
"Ma-kan?" Jia memastikan. Rasa kesal di hatinya perlahan menguap begitu saja. Walau rasanya aneh melihat perubahan sikap Won tapi Jia berusaha untuk tidak peduli.
"Ya, makan. Ibu hamil tidak seharusnya kelaparan kan?" Won berjalan mendahului Jia untuk menemui Woo Hyeon yang baru saja keluar dari mobil lantas berjalan menghampiri posisi mereka.
"Boss.." Woo Hyeon menyapa lalu menunduk sesaat. "Kita langsung pulang?" Tanyanya kemudian.
"Aku mau makan dulu di restoran ayam goreng yang biasa." Won berjalan menuju ke arah mobil sementara Jia masih berdiam diri menatap kedua pria itu bergantian.
"Baik, Boss!" Woo Hyeon segera menyusul lalu membukakan pintu mobil untuk Won.
Saat hendak masuk ke mobil, Won kembali menoleh ke belakang menyadari Jia tidak berada di dekatnya dan justru berdiam diri sambil menatapnya enggan.
"Apa yang kau tunggu? Ayo, masuk ke mobil!" Seru Won dengan sebelah kaki yang sudah menumpu pada sisi mobil.
Sekali lagi, Jia menghela napas. Kemudian wanita itu beranjak mendekati mobil lantas berjalan memutar untuk masuk dari pintu di sebelahnya.
Woo Hyeon mengemudi dengan kecepatan standar seraya menatap fokus jalanan di depannya. Suara radio dari saluran berita menjadi satu-satunya sumber suara yang mengusir jejak kesunyian yang tercipta di dalam mobil.
Jia menyenderkan punggungnya ke belakang. Kepalanya menoleh ke samping jendela, memerhatikan keadaan di luar sana yang ramai pengendara dalam kepungan sinar matahari yang cukup terik. Sedangkan Won terlihat sibuk berinteraksi dengan ponsel di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gangster [OH SEHUN]
RandomDARK ROMANCE [ON GOING] WARNING 21++ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BALAS KARYA INI DENGAN CARA MENINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PART-NYA!! MUDAH KAN? MENGANDUNG UNSUR SEKS, KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR!! TIDAK SUKA, SILAKAN MUNDUR SECARA TERATUR...