Part II

189 25 2
                                    


"Dia lumayan tampan dari pada dulu, terus terang aku salut padanya. Dulu tampang yang terlihat ingusan kini menjadi jagoan. Sudah lama kami tak berjumpa. Maka dari itu, aku sedikit heran dengan penampilan Rey sekarang" ungkap Angel sambil tersenyum.

"Ah, senyuman itu. Mengingatkanku pada masa lalu saat itu.. " batinku seraya melihat senyuman Angel.

"Rey, boleh aku minta nomer telp mu? Supaya nanti aku bisa calling kamu kalau ada hal yang ingin ku bicarakan tentang pembangunan rumahku" pinta Angel.

"Ok, biar aku tuliskan nomer telp ku untukmu" balas Rey, sambil menuliskan nomer telp nya di kertas lalu diberikan kan pada Angel.

"Terima kasih, aku pamit pulang dulu ya. Sampai jumpa lagi" pamit Angel.

"hati-hati ya di jalan" ucap Hana sambil melambaikan tangan pada Angel.

       Ku langkahkan kaki ku menuju meja pribadi ku, ku buka laci meja yang disana terdapat foto seorang gadis remaja yang terlihat charming bersama dengan pemuda yang dulu pernah dibilang ingusan, ya itulah Aku dan Angel saat kami menginjak usia muda.

       Kucoba untuk mengulang memori yang dulu sempat terlupakan di benakku, Kucoba untuk mengulang nya, dan....

Dulu saat aku masih pelajar(flash back)

"Anak-anak perkenalkan, ini teman baru kalian pindahan dari kelas musik, entah apa yang menggugah hatinya untuk pindah ke kelas arsitek ini. Ayo, perkenalkan dirimu ke teman-teman barumu! " ucap pak guru.

"Perkenalkan, namaku Angel. Aku harap kalian bisa menerima ku dikelas ini" ucap Angel, memperkenalkan dirinya di depan kelas.

            Angel memang berasal dari keluarga keturunan bangsawan, ia terlihat anggun. Sehingga kelas yang tadi hening, kini menjadi ramai dikarenakan kedatangan angel yang menghebohkan para laki-laki, yang bersiul-siul dan mencoba untuk mencari perhatian Angel. Berbeda denganku, aku hanya diam. Tak ada respon dariku.

"Sudah, anak-anak diam! Angel, kamu boleh duduk di bangku kosong itu! "ucap pak guru memerintah angel.

          Angel pun langsung duduk di samping temanku, Era. Pak guru pun memulai pelajarannya.

"Anak-anak, buka buku kalian hal. 790 tentang framework house, jika kita ingin membuat rumah yang kokoh dan elok. Maka kita harus menyusun kerangka. tanpa kerangka, rumah tidak akan bisa berdiri kokoh.......... Bla, bla, bla" ucap pak guru panjang lebar menjelaskan materi.

          Hingga pada penutupan kelas pak guru memberikan tugas untuk mengamati dan meneliti sekeliling bangunan rumah, dan memotret bangunan rumah yang ada di sekitar rumah masing-masing.

          Kelas pun berakhir, aku pun keluar dari kelas dan bergabung dengan teman-temanku yang lain.

"Hey, Rey. Kau lihat gadis itu? Eh, maksud ku Angel. Dia cantik kan?" tanya Ericsson yang jatuh hati pada Angel.

"Biasa saja menurutku" ucap ku datar.

"Aku dengar kalau dia pindah ke kelas arsitek hanya untuk melihat keadaan senior yang terkenal kaya, tampan dan yang menjadi idola para gadis, termasuk Angel" seru Conan yang ikut bergabung.

"Wah, kalau begitu serasi dong? Romeo dan Juliet" ujar senior yang tiba-tiba ikut dalam perbincangan kami.

"Eh, senior! Apa kau mengenal gadis itu? Eh, maksudku angel" tanya Ericsson antusias.

"Ya, dia dekat denganku. Kalau perlu aku panggil kau dia untuk mengobrol dengan kita, bagaimana?" tawar senior, sambil melambaikan tangannya memanggil Angel untuk datang kemari.

"Ada apa senior?" tanya angel.

"Ini teman-temanku, ada Ericsson, Rey, Conan, Deny" kenal senior pada angel.

"Salam kenal, aku Angel" sapa Angel dengan ramah.

"Kau suka ya dengan senior?" tanya Ericsson tiba-tiba.

"Kami hanya teman dekat" ucap Angel dengan tersipu malu.

"Ya, kami hanya teman dekat, benar kan Angel?" ucap senior sambil merangkul bahu Angel, Angel hanya mengangguk sambil tertunduk malu.

"Kami pamit pulang dulu ya? Biar ku antar Angel pulang" pamit senior sambil menarik tangan Angel menuju mobil jetz nya.

          Mobil senior pun berlalu dengan cepat, sementara teman-teman ku masih pada pembahasan Romeo dan Juliet, atau lebih dikenal dengan senior dan Angel.

"Katanya, senior itu banyak sekali dekat dengan gadis-gadis yang cantik itu, makanya ia masih belum sempat mengungkapkan perasaannya pada Angel" ungkap Deny, yang kenal baik dengan senior.

"Wah, kesempatan emas, siapa ya teman-teman diantara kita yang dapat mengambil hati Angel terlebih dahulu?" tebak Conan, mencoba menerka.

"Sudahlah, jodoh itu ditangan tuhan. Aku pulang dulu ya? Banyak kerjaan nih" potong ku, seraya berpamitan pulang dan meninggalkan teman-teman nya yang masih asyik mengobrol.

'Huft, selalu saja perempuan yang diobrolkan' keluh ku dalam hati, sambil menyetop bus dan menaiki nya.

Sesampainya di rumah...

"Ibu, ayah.. Aku pulang" ucap ku, melangkahkan kaki memasuki rumah.

"Sudah pulang kau Rey, penerus generasi ayah!" ucap ayah seraya menepuk pundak ku.

"Sudahlah, ayah selalu mengatakan penerus generasi. Aku bosan! banyak tugas, aku ingin mengerjakan nya" keluh ku.

"Ya sudah, sana makan dan beristirahatlah. Maklumilah ayah mu Rey!" bujuk ibu, menenangkan ku.

"Maafkan ayah Rey, sudahlah sana istirahat" pinta ayah.

          Aku pun melangkahkan kaki ku menuju kulkas dan menyambar sebotol milk shake dan roti kacang kesukaanku. Lalu aku menuju kamar sambil merebahkan tubuhku diatas kasur.

"Ayah, selalu saja mengatur-atur hidupku. Aku tidak diizinkan memakai mobil dan sepeda motor, dikarenakan dia takut aku jadi berandalan, tapi kenapa aku harus naik bus? Apa aku dilatih menjadi anak ingusan yang ketinggalan zaman dan paling anti sama anak perempuan, dan dilarang bermabuk-mabukkan, dan merokok. Kenapa harus dilarang? Apa karena aku anak satu-satunya ayah? Memangnya aku perempuan? Menyebalkan, memangnya aku tidak bisa berontak apa! Penerus generasi? Apa gunanya aku harus memikirkan perusahaan? Mungkin hati kecil ku selalu ingin memberontak, akan tetapi aku selalu luluh dengan kata-kata ibu. Aku menjadi anak yang rajin dan baik karena ibu. Ya, mungkin mereka berdua adalah iblis dan malaikat di dalam hidupku" batinku, seraya tertidur didalam mimpi, karena terlalu banyak memikirkan permasalahan ini.
.
.
.
To be continued.

*hai, all reader.. Kali ini Rey benar-benar depresi dengan masalah hidupnya, untung ada ibunya yang selalu bisa menenangkan nya. Dukung aku supaya bisa melanjutkan kisah Rey, yang penuh warna ini ya. Vote me and give me reason.
Always love all of you reader..

#Author_zied.


The Pending Of Architect BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang