Part IV

143 19 1
                                    

       Ketika sampai di dekat rumah, ternyata sahabat karib ku telah menunggu ku. Itulah John, pria dengan badan kekar sedang mengepulkan asap rokok ke udara.

"Hei, bocah ingusan! Kemari kau!" pinta John dengan nada sumbang.

"Ada apa John, aku tidak suka dipanggil bocah ingusan!" ucap ku kesal, sambil memberi sedikit tinjuan di lengan John.

"Terserah kau mau bilang apa! Sepertinya hari ini kau lagi senang ya? Lalu, apa yang ada di tanganmu itu?" selidik John, menatap ke arah CD yang ku pegang.

"Ini hanya sebuah CD, isinya lagu-lagu yang indah. John, hari ini aku sangat bahagia" ucap ku dengan girang, membuat John hanya menggelengkan kepalanya.

"Memangnya CD itu milik siapa, coba ceritakan padaku kabar yang bisa membuat sahabatku ini begitu bahagia" pinta John.

"Ini milik Angel, seorang gadis yang baru kutemui, dan setelah mengenalnya lebih dekat ternyata dia berbeda dengan gadis-gadis lainnya, padahal kau tahu sendiri kan aku tidak pernah tertarik untuk berteman dengan namanya wanita. Entah mengapa, setiap dia berada di dekatku, aku merasakan denyutan jantung ku lebih cepat dari biasanya. Apa kau tahu apa yang sedang kualami, John?" ceritaku panjang lebar pada John.

       Menurutku, John ini adalah sahabat yang bisa diandalkan. Dia adalah pendengar setiaku, entah saat aku kesal dengan ayahku, atau insiden buruk yang menimpaku, John tetap mendengarkan keluh kesah ku. Bahkan, John bisa membangkitkan semangatku dengan motivasi yang selalu dia kobarkan. Next to conversation...ok?

"Itu pertanda kamu mengalami love at first sight. Saat pertama mengenalnya, jantungmu berpacu lebih cepat. Walaupun, sebelumnya kau belum pernah merasakannya. Tapi saat berhadapan langsung dengannya kau akan bingung dengan respon jantungmu yang bisa berdegup lebih kencang dari biasanya. Itu hal wajar Rey, kau harus bisa mengambil hati Angel. Jika tidak, Kau akan menyesal karena kehilangannya" ungkap John dengan serius.

"Tapi, bagaimana caranya John?"tanya ku dengan bingung.

       John tampak berfikir sejenak seraya menaikkan alis tebalnya, beberapa detik kemudian raut wajahnya berubah menjadi girang, seakan mendapat sebuah inspirasi begitu saja dari atas langit.

"Rey, yang harus kau lakukan pertama adalah merubah penampilan mu mulai dari sekarang, besok datanglah kerumah ku sebelum kau berangkat sekolah. Aku akan menyulap mu menjadi cool man" kata John, dengan senyum yang merekah,  Membayangkan bagaimana ketampanan Rey, yang akan diubahnya besok.

"Thanks John, yo're always give me a good solution" ucapku girang.

"Enough, you're mom is look for you now. Go to your home, quickly!" ucap John.

"Really? OK, I've go to my home now. Good bye John, don't forget to your promise tomorrow" ucapku sambil berlari masuk ke dalam rumah, dan meninggalkan John yang masih mematung melihat kegirangan ku.

"Ibu, aku pulang!" pekik ku.

"Aduh Rey, ibu mencemaskan mu,  takut terjadi sesuatu padamu sayang" ucap ibuku dengan khawatir.

"Maaf bu, telah membuatmu khawatir. Tadi Rey mengerjakan tugas kelompok untuk memotret bangunan rumah unik. Bu, Rey sedang tidak lapar, Rey ingin istirahat" ucapku berterus terang.

      Sudah dapat dipastikan, ibuku akan menyuruh ku makan, dan sekarang aku sedang tidak ingin makan karena ingin cepat menyetel CD yang ku pinjam dari Angel tadi.

"Ya sudah, beristirahatlah Rey" ucap ibuku, dengan senyuman indahnya.
Aku pun langsung beranjak menuju kamar, dan langsung menyetel lagu dari CD milik Angel.

The Pending Of Architect BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang