Part V

165 21 3
                                    


          Gadis itu sedari tadi menatapku lekat-lekat, seolah ingin menyampaikan sesuatu dari balik tatapan nya. Aku pun berdehem kecil, untuk membuyarkan lamunan nya.

          Gadis itu adalah Angel, dengan penampilan yang sederhana tapi tetap memukau. Hari ini Angel mengenakan kaus putih dibalik long coat berwarna ungu yang sudah dikancingkan dengan rapi. Ia menyandang sebuah tas di bahu tampak siap untuk berangkat ke kampus.

"Ma.. Maaf, apa kau Rey Maxine?" tanya Angel memastikan.

"Iya, aku Rey. Apa kau sudah lupa dengan wajahku?"balasku.

"Eh, tidak. Hanya saja penampilan mu tidak seperti biasanya" terang Angel.

"Kau menunggu bus?" tanyaku heran dengan keberadaan Angel disini.

"Iya, ban mobil ku sedang bermasalah. Jadi aku memutuskan untuk naik bus sementara, sesekali mencoba kendaraan umum" ucap Angel.

          Bus yang ku tunggu pun tiba, aku segera menaiki nya diikuti Angel. Kami pun duduk berdampingan, karena sisa bangku yang tersedia mengharuskan ku untuk duduk bersebelahan dengan Angel.

'Tak apalah' batinku.

          Suasana dalam bus hening, kulihat Angel mulai mengeluarkan iPod berwarna putih Gading miliknya dan memasang sepasang head seat di telinganya.

          Sesekali dia menoleh ke arahku dengan senyum merekahnya, membuatku semakin salah tingkah. Untuk mengusir rasa gerogi ku, aku pun membenarkan posisi duduk ku dan mulai membaca buku kesukaanku, design interior home.

"Rey, apa kau ingin mendengarkan lagu ini?" tawar Angel.

          Aku pun menghentikan aktivitas membacaku dan mengangguk pelan. Angel memasangkan salah satu head seat nya di telingaku. Dan nada dari musik itu pun mulai bersenandung indah membuatku semakin terlena.

Let me love, let me fall
Because there's no reason to let you go

          Sekilas lirik yang kudengar cukup membuat ku terbungkam.
Membuat sepasang mataku tanpa sengaja menatap manik hijau milik Angel yang indah.

Angel mengalihkan pandangannya, mencoba meredam suasana canggung yang tak sengaja tercipta untuk mereka.

Bus pun telah berhenti di depan kampus mereka, terpampang jelas tulisan welcome to university of Roehampton.

"Kita sudah sampai, ayo turun" sergah ku pada Angel.

         Angel mengangguk. Kami berdua pun turun dari bus dan memasuki kampus tercinta ini.
Di perjalanan menuju kelas Architect, sudah banyak tatapan mata dari insan-insan yang tak percaya akan penampilan ku ini. Mulai dari tatanan rambutku, pakaian yang ku kenakan tak seperti biasanya, dan masih banyak lagi.

         Aku pun mengedarkan pandangan ku, mencari-cari sosok Angel yang semula ada di belakang ku tapi entah kenapa sekarang sudah seperti hilang di telan bumi.

"Hei Rey, kau sudah banyak berubah hari ini. Tumben sekali" ucap Deny, menepuk bahuku.

"Bicara apa kamu itu, lelaki sejati harus berpenampilan Perfect" ucapku seolah mendapat perkataan entah dari mana, yang mampu membius teman-temanku.

"Gaya bicara mu bahkan telah berubah. Mimpi apa ya aku semalaman" balas Deny, yang seolah tak percaya dengan perubahan ku saat ini.

         Aku pun tersenyum gagah. mengingat pesan dari sahabatku, John. Agar aku dapat merubah gaya bicara ku, supaya terlihat senada dengan penampilan ku yang berubah drastis.

The Pending Of Architect BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang