Prolog

77 28 137
                                    

   Di atas gedung yang tinggi dan langit mendung yang menandakan akan datang hujan, terlihat seorang siswi SMP yang memakai seragam dan berdiri di atas pembatas gedung.

   "Apa yang harus kulakukan?" Ucap siswi itu sambil menangis dan menatap kebawah, melihat mobil yang lalu lalang.

  Lalu siswi itu melihat ke atas dan menatap langit yang mulai menitikkan air sedikit demi sedikit menjadi hujan yang deras.

  Siswi itu bernama Keira. Keira tersenyum dan mengerutkan dahinya sambil berkata "Apa itu air mata kebahagiaan karena aku akan menghilang dari dunia ini? "
  Semakin lama hujan turun dengan sangat deras.
  
"Atau itu air mata kesedihan karena aku akan meninggalkan dunia ini? " Ucap Keira dengan senyuman yang sedih.

  Lalu tiba-tiba datang seorang pria yang menghampiri Keira dari depan dan melayang di hadapan Keira.
  Keira pun kaget karena kedatangan seorang pria yang tiba-tiba muncul dihadapannya yang sedang melayang.

   "Hahaha..... Aku saking gilanya aku sampai melihat sesuatu yang tidak mungkin terjadi" Ucap Keira sambil tertawa dan tersenyum karena tidak percaya melihat ada seorang pria melayang di hadapannya.

   "Yaaaah... Itu sih urusan mu mau percaya atau tidak" Ucap pria itu.

   "Tapi yang pasti, apa kau tertarik membuat sebuah kontrak dengan ku? " Lanjutnya.

   "HAHAHA" Tawa Keira yang lebih keras dari yang pertama, dan berkata "Wah aku benar-benar sudah gila, lebih baik aku pulang dulu daripada aku semakin gila".

  Keira pun turun dari tembok pembatas gedung dan pergi menuju pintu masuk ke dalam gedung.

   "Wah.. hahaha, tak ku sangka ternyata ada juga manusia sepertinya" Ucap pria itu sambil tertawa dan memegang kepalanya karena tidak percaya apa yang telah terjadi.

   "H...hei tunggu!" Lanjut pria itu sambil menghampiri Keira yang menuju pintu dan menghalangi nya.

   "A...pa kau tidak percaya adanya seorang malaikat?" Tanya si pria sambil menghalangi pintu dan mendekatkan wajahnya ke wajah Keira dan menatapnya.

  Dengan tatapan bingung Keira menjauhkan wajahnya dan bertanya "Memangnya jika malaikat itu ada, apa yang berubah?"

   "Kau sungguh tidak tahu?" Tanya si pria.

   "Jika aku tau aku juga tidak akan bertanya dan memangnya kau itu apa?" Jawab Keira dengan tatapan curiga.

   "Wah kau pintar juga, aku adalah malaikat......"  Jawab si pria dengan bingung.

   "Malaikat! Malaikat apa? Tapi kan tidak mungkin malaikat itu terlihat?" Jawab Keira dengan curiga.

   "Yaaah... bagaimana yah mengatakannya bisa dibilang ini sebuah kebetulan yang menguntungkan kita berdua, dan apa kau ingin membuat sebuah perjanjian dengan ku? " Ucap si pria dengan mengelus-elus dagunya.

   "Kau adalah pria teraneh yang pernah kutemui, dan jangan menghalangi jalan keluarnya" Jawab Keira sambil berjalan menuju pintu keluar dan menggeser badan pria itu.

   "Hooo... jadi kau tidak percaya yah..." Jawab si pria dengan sombong.

  Keira berhenti berjalan dan berbalik menghadap si pria itu.
   "Memangnya perjanjian apa itu dan yang paling penting siapa nama mu?" Jawab Keira.

   "Apa kau mulai tertarik, jika kau memang ingin melakukan perjanjian itu tinggal katakan 'ya' atau 'tidak' dan soal nama walau ku beritahu kau akan segera melupakannya" Jawab pria itu.

   "Hah...memangnya apa yang akan kau lakukan sampai aku lupa dengan nama mu yang tidak terlalu penting untukku?" Ucap Keira dengan wajah yang mulai kesal.

   "Heei...yah kau memang benar namaku itu tidak penting, tapi yang penting kau jawab 'iya' atau 'tidak' itu saja" Ucap si pria dengan menghela napas.

   "Haah terserah kau saja, jika memang itu menguntungkan untukku tak ada salahnya mencoba" Ucap Keira mengalah.

   "Tapi... sebelum itu aku ingin kau menceritakan sesuatu tentang dirimu." Minta Keira.

   "Kau serius mau.. Kau akan aku jamin tidak akan menyesal dengan pilihanmu..." Balas si pria itu dengan percaya diri.

   "... dan tentang cerita itu kau sungguh ingin mendengar nya?" Lanjutnya dengan ekspresi yang serius tapi juga terlihat menyedihkan dan menyakitkan.

   "Tentu saja, apa pun itu aku akan mendengar nya" Jawab Keira dengan semangat.

  Pria itu tersenyum setelah melihat Keira.
   "Haa... baiklah aku akan cerita, tapi sebelum itu ayo pindah ke tempat yang lebih teduh" Jawab pria itu dengan tersenyum dan menarik tangan Keira menuju tempat yang lebih teduh dan mereka pun duduk, pria itu mulai menceritakan nya.

  Beberapa saat kemudian...
  Setelah selesai cerita, pria itu langsung berdiri dan mengatakan "Baiklah, sudah selesai sesi ceritanya dan sudah ku jelaskan tentang perjanjiannya sekarang apa kau masih tertarik?" Dan melirik Keira yang masih duduk.

  Keira mengusap air matanya dan langsung berdiri,

"Baiklah aku setuju! " Ucap Keira semangat.

   "K... kau yakin dengan pilihanmu?" Tanya si pria agak ragu.

   "Iya" Jawab Keira dengan yakin.

   "Lalu bagaimana caranya? Kau tadi tidak menceritakannya dengan jelas bagaimana perjanjian itu terjadi" Lanjut Keira dengan memikirkan nya.

   "Mudah saja... Kau cukup tutup matamu dan hitung satu sampai tiga, lalu buka matamu" Jawab pria itu dengan senyuman yang manis.

  Melihatnya tersenyum manis, Keira tersenyum dan langsung menutup matanya.
   "Satu... Dua... Tiga"

  Tiba-tiba pria itu mengecup kening Keira di hitungan ketiga, Keira terkejut dan rasa kantuk perlahan datang, saat mata Keira hampir tertutup ia melihat senyuman pria itu, dan membuat Keira tersenyum yang tak lama kemudian tertidur.

Double You : SynopsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang