Part 3 (Penjelasan Tak Usai)

146 2 0
                                    

Setelah perbincangan panjangkan dengan Mas Wisnu, tak ada juga titik temu, aku sudah lemas tak berdaya dan aku tak tahu apa yang bisa aku lakukan. Aku terlanjur sayang dengan Mas Wisnu dan aku menjadi tak berharga didepannya. Mas Wisnu menghindari pertanyaanku, semua penjelasannya tak ada yang masuk di akalku.

Namun satu hal yang aku tahu di dalam penjelasannya, ia menyukai dan mencintai Resti bahkan beberapa kali melarangku untuk mengatakan sesuatu yang tak baik tentang Resti, selama ini aku tak pernah merasakan perubahan Mas Wisnu ia tetap baik pada anak-anak juga tetap baik kepadaku.

Aku harus bangkit dari keterpurukan ini. Lalu, tak lama kemudian sepupu-sepupu dari Mas Wisnu datang ke rumahku menemuiku karena mendengar aku sakit karena aku tinggal di lingkup keluarganya jadi aku hanya memiliki sepupu-sepupu dari Mas Wisnu bahkan saudari-saudarinya.

Aku duduk di hadapan mereka dan mereka menatapku seolah melihat kecewa di raut wajahku Ibu sudah menjelaskan padaku bahwa semua orang sudah mengetahui tentang perselingkuhan Mas Wisnu dan Resti namun tidak ada yang berani untuk mengatakannya karena mereka menjaga perasaanku namun bagiku lebih sakit mengetahuinya sendiri dibandingkan mengetahuinya dari orang lain.

"Kamu baik-baik aja?" tanya salah satu sepupu Mas Wisnu yang bernama, Sulis.

"Iya. Aku baik-baik aja. Kalian tumben kemari. Ada apa?" tanyaku.

"Kami kemari karena mendengarmu sakit. Kami mau nengokin kamu," jawab Irda, sepupu Mas Wisnu.

"Aku nggak apa-apa kok. Aku baik-baik aja. Seperti yang kalian lihat." Aku menjawabnya, karena tak ingin menunjukkan kesedihanku.

"Dek, semua masalah pasti ada jalan keluarnya kamu harus yakin bahwa kamu bisa keluar dari masalah ini kami tahu bahwa kami salah karena telah menyembunyikannya dari kamu, tapi kami benar-benar takut itu akan mempengaruhi kesehatanmu."   Sepupu suamiku yang bernama Mega melanjutkan.

"Aku lelah dengan semua ini." Aku menunduk.

Sebenarnya aku sangat kecewa kepada keluarga suamiku karena mereka tidak pernah memberitahuku tentang apa yang terjadi selama ini, aku menganggap diriku sangat bodoh, karena tidak pernah mencurigai suamiku berselingkuh, semua wanita menginginkan pernikahan yang sangat bahagia, namun jika terjadi perselingkuhan dan orang ketiga, apa yang bisa aku lakukan. Aku bukan wanita yang bisa melakukan segala hal tapi aku akan mencoba mempertahankan rumah tanggaku jika memang Mas Wisnu masih mau bersamaku.

Aku benar-benar bodoh, aku terlalu percaya pada Mas Wisnu dan aku masih menganggap bahwa aku adalah satu-satunya wanita di dalam hatinya. Namun ternyata ia memilih mengkhianati pernikahan kami yang sudah menginjak 7 tahun ini. Aku menemaninya dari 0, aku bersamanya tanpa lelah, aku selalu mendukung apapun yang ia lakukan, aku selalu mengatakan kepadanya bahwa kehidupan kita pasti akan baik-baik saja, meskipun Mas Wisnu berasal dari keluarga yang lumayan ada, namun ketika menikah kami memang harus mencoba mandiri, karena itu kami memulai semuanya dari bawah namun ketika kami berada di atas, pantaskah seorang wanita lain datang untuk menikmati segalanya?

Aku yang ada untuk Mas Wisnu hingga saat ini, namun mengapa harus wanita lain yang menjadi ujian pernikahan kami? Aku lebih baik hidup miskin dan serba kekurangan daripada harus menghadapi orang ketiga yang tidak lain tidak bukan adalah keluarga suamiku sendiri.

"Dek, kamu harus bertahan, kami akan bersamamu, kamu jangan khawatir, kami nggak pernah membenarkan sikap Wisnu padamu." Kak Fera—kakak iparku. Kakak pertama dari Mas Wisnu.

"Dia terlalu kurang bersyukur." Kak Hanum—Kakak iparku yang ke'2.

Dan, Mas Wisnu adalah nak ke tiga dari empat bersaudara.

"Wanita apa lagi yang dia cari, dia benar-benar sudah gila." Irda melanjutkan.

"Resti benar-benar sudah mengecewakan kita. Dia benar-benar gila. Kenapa mau sama sepupunya sendiri? Dan, kenapa harus dia gitu loh."

"Sama saja dia mau menghancurkan keluarga sepupunya sendiri. Dasar wanita gila."

"Kamu bagaimana? Apa Wisnu sudah menjelaskan?" tanya Kak Fera menatap wajahku.

"Sudah. Tapi, penjelasannya gak memuaskanku." Aku menjawab dengan kepala menundukkan.

"Dimana dia sekarang?"

"Katanya ke rumah temannya. Ada yang mau dibahas masalah proposal proyek."

"Kamu percaya?" tanya Kak Hanum.

Setelah ia menyakitiku bagaimana bisa aku percaya lagi? Apapun yang ia katakan aku menganggap bahwa itu adalah kepura-puraan dan itu adalah kebohongan, seorang pria jika sudah terlanjur berbohong dan terbiasa berbohong, pasti akan sangat sulit untuk membuatnya berubah, hanya satu pertanyaanku. Apa kurangnya aku? Apa aku sudah tidak cantik lagi di matanya? Apa karena aku selama ini sibuk dengan anak-anakku sehingga aku tidak lagi memperhatikan penampilanku? Wanita seperti apa yang Mas Wisnu cari? Aku ingin seperti wanita itu agar suamiku tetap menjaga hatinya untukku.

"Lalu apa yang kamu katakan pada wanita itu?" tanya Kak Fera lagi.

"Setelah mengatakan hal itu kepadaku, dia memblokirku." Aku menunduk. "Nomornya sudah tak bisa di hubungi."

"Dia sengaja go publik sekarang agar kamu bisa ketar-ketir dan dia bisa bebas bertemu dengan Wisnu. Ada juga dia kemungkinan mau status dan gak mau sembunyi-sembunyi lagi. Itu kan yang dia inginkan. Pasti. Karena wanita seperti itu memang awalnya sudah gak beres dan akan selalu menjadi gak beres, mangsanya banyak, salah satunya adalah Wisnu. Kita semua tahu kayak apa Resti, dia itu rela melakukan segala hal demi uang. Dan, dia hobby mencari suami orang. Buktinya ayah dari anaknya, suami orang juga." Irda melanjutkan.

"Pertanyaannya kenapa Wisnu sebodoh itu?" geleng Kak Fera.

"Kalau sejak awal minum akhlak, emang akan seterusnya minim akhlak, karena dia gak pernah mengendalikan diri dan dia gak tahan sama godaan. Karena itu, dia terjebak Resti." Kak Hanum melanjutkan.

"Kalau Wisnu pulang ... tanyakan kepadanya. Apa maunya, jangan sampai dia masih sama kamu dan dia pengen sama Resti. Jangan pernah mengalah. Kamu harus berjuang melalui ini. Prosesnya memang agak lama tapi aku yakin kamu bisa." Kak Fera melanjutkan.

"Benar. Enak aja setelah apa yang kalian dapatkan dan kalian miliki, Resti mau datang enak-enak memiliki segalanya. Haha. Wanita murahan emang." Sulis melanjutkan.

.

.

Bersambung.
Bantu ramaikan yuk.
Karena apresiasi kalian buat aku semangat nulis.
Follow dan votmment.

SELIMUT TETANGGA (ON-GO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang