chap 2#obsession

45 6 28
                                    

Yuri tersenyum puas melihat kakaknya seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuri tersenyum puas melihat kakaknya seperti itu. Dia kemudian merapatkan tubuhnya dengan Ryosuke yang kakinya sudah terbuka lebar. Ryosuke seperti sudah kehilangan jiwa warasnya karena kabut nafsu yang menguasainya.

"Yuri...ahnn please..." Yuri membekap mulut Ryosuke dengan bibirnya dan dengan cepat melepaskan celana milik kakaknya dan miliknya sendiri. Kemudian melepaskan ciumannya dan mengulurkan kelima jarinya kemulut Ryosuke yang lansung mengulumnya dengan nikmat. Lalu setelahnya dia kembali mencium bibir yang membengkak akibat ulahnya itu dan tanpa aba-aba memasukan kedua jarinya kedalam lubang sempit itu yang membuat Ryosuke terpekik.

"Aaaghh..." rasa sakit mulai menyiksa saat Yuri menarik turunkan kedua jarinya dengan gerakan menggunting untuk melebarkan lubang sempit itu. Dia beruntung tidak mencium bau sperma ditubuh sang kakak saat membuka boxernya tadi yang mana artinya sang kakak belum sempat memasuki Daiki, hanya sekedar berciuman saja.

Yuri kembali memasukan jari ketiga dan keempat yang membuat Ryosuke menggelinjang. Setelah dirasa cukup perlahan dia memasukan miliknya kedalam tubuh sang kakak.

"Agghhh.....aaarrggghhh ..." Ryosuke terpekik saat Yuri memasukan dengan sekali hentak. Rasa sakit membuat dirinya bagai terbelah. Ini baru pertama kali baginya dimasuki bahkan dia yang seme saja belum pernah memasuki Daiki yang dicintainya. Yuri mendiamkan miliknya sejenak supaya Ryosuke merasa terbiasa baru setelah dirasanya tubuh sang kakak tidak gemetar lagi, dia mulai bergerak. Membuat Ryosuke mengerang dan meremas bed cover makin kencang karena prekwensi gerakan Yuri yang makin cepat.

"Aagghhh....ughh...Yuri ...." Ryosuke melenguh saat Yuri berhasil menemukan prostatnya dan menumbuknya berkali-kali. Lidah mereka saling membelit nikmat dan Yuri yang makin banyak meninggalkan bitemark disekujur tubuh Ryosuke.

"Yuri....agghhh aku....aku keluar...."

"Bersama Ryo-chan...."

Keduanya akhirnya mencapai puncak kenikmatan bersama. Yuri menopang tubuh sang kakak yang terkulai lemas dibahunya. Dikecupnya ceruk leher Ryosuke dengan sayang lalu membaringkannya untuk kemudian memeluk tubuh itu dengan posesif. Ryosuke memejamkan mata saat Yuri mencium keningnya dan menyelimutinya. Lalu perlahan pemuda pendek itu meraih pakaiannya dan keluar kamar, menutup pintu dengan perlahan pula. Sempat diliriknya jam weker di meja nakas yang menunjukan pukul 3 dini hari.

Setelah Yuri keluar, Ryosuke membuka matanya dan ia menggigit bibirnya yang sudah bengkak akibat ulah sang adik dan menangis dalam diam. Dia merasa sangat kotor sekarang dan merasa tidak punya muka lagi untuk bertemu Daiki.

 Dia merasa sangat kotor sekarang dan merasa tidak punya muka lagi untuk bertemu Daiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Life (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang