BAB 12−Sebenarnya Saudara◡̈

114 9 1
                                    

"Lo ganggu dia, lo berurusan sama gue."

∼Gabriel Keyzio Antara ∼

═════════•°•☻•°•═════════

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit lalu. Memanfaatkan waktu sedikit lebih banyak untuk menyelesaikan latihan soal, sekarang Dirga baru akan meninggalkan kelas usai menutup tirai jendela.

Yang dia dapati setelah ke luar adalah dua orang laki-laki. Berdiri menyandar di sisi kanan, seperti sedang menunggu seseorang. Tidak ada orang lain lagi kecuali Dirga di kelas itu. Jadi siapa lagi yang kedua orang itu nanti jika bukan dirinya.

Keduanya adalah orang yang ada di perpustakaan sebelumnya−Enzo dan Alfarel. Dirga menatap sekilas, menghela napas diam-diam. Berjalan melewati mereka dengan harapan apa yang di pikirannya tidak terjadi.

"Oi, tunggu," ujar salah satu menghentikan langkah Dirga.

Dirga sudah menduga mereka pasti ingin melakukan sesuatu, dia menoleh. "Apa?"

Alfarel mendekat, memberikan tepukan pada bahu Dirga. "Ikut gue bentar, gue mau ngomong."

Gang belakang sekolah. Tempat dimana Alfarel dan Enzo membawa Dirga untuk berbicara.

"Gue saranin lo berhenti deketin Ghaziya atau lo bakal nyesel," ujar Alfarel tiba-tiba.

Dirga balik menatap, kurang mengerti dengan perkataan Alfarel. "Aku nggak deketin Atha," terang Dirga.

Enzo tertawa, "Hahaha! Liat, Rel, dari cara ngomongnya aja udah keliatan cupu banget. Cowok cupu kayak gini Ghaziya nggak mungkin deketin."

Alfarel tidak merespon tapi setuju dengan apa yang Enzo katakan. Ghaziya tidak mungkin mendekati laki-laki seperti Dirga, Alfarel menunjuk. "Denger, mau itu lo atau dia, yang jelas gue mau lo jangan pernah deket-deket sama Ghaziya lagi."

"Nggak mau," sahut Dirga langsung.

"Apa?"

"Aku nggak akan menjauh," tekan Dirga.

Alfarel mendegus seraya memutar mata jengah. "Heh! Padahal gue udah nyoba buat ngomong baik-baik tapi lo malah nyolot." Alfarel memberikan kode pada Enzo untuk bertindak, "En, sekarang."

Buk!

Bruk!

"Akh!"

Dirga mendapat tendangan keras, laki-laki itu jatuh menabrak tembok. Enzo menarik kerah seragam Dirga dan memaksanya untuk berdiri. "Bangun lo cupu!"

Buk!

"Akh ... sakit .... "

Enzo memukul Dirga lagi sampai beberapa kali jatuh. Tubuh kecilnya memang lemah sampai tidak bisa menahan satu pukulan pun.

"Berhenti ... sakit.... " Dirga merintih begitu tulang rusuknya terasa sakit. Enzo tidak tanggung-tanggung saat menendang. Bahkan sudut bibirnya juga berdarah karena pukulan.

Kini giliran Alfarel, dia langsung memberikan tendangan yang di lanjutkan dengan hantaman tangan.

Buk!

Bruk!

"Berhenti .... "

"Lo denger gue ngomong apa nggak?! Menjauh dari Ghaziya kalau lo nggak mau gue habisin!" Alfarel terus mengecam Dirga yang tengah kesakitan.

Tulang rusuknya sakit sekali, meski sudah lama sejak kejadian saat itu tapi tendangan Enzo dan Alfarel membuat tulang rusuk Dirga yang sudah sembuh kembali sakit.

GHAZIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang