senyuman bulan sabit

446 45 16
                                    

Lembayung senja telah menyapa setiap makhluk di dunia bersamaan dengan Jimin dan tuan park memasuki pekarangan rumah mewah yang selama ini mereka tinggali , tak banyak percakapan selama mereka berada di dalam mobil

" Langsung istirahat ya Jim"

" Iya ayah"

Jimin menaiki tangga menuju kamar kesayangannya , ia membuka pintu dan membaringkan badan lelahnya pada kasur empuk yang ia rindukan . Pandangan matanya menerawang menatap langit-langit kamarnya , mengingat kejadian yang baru beberapa jam lalu , dimana sang ibu benar-benar tak mengenalinya , apa ia begitu sudah berubah sampai ibu nya tak mengenalnya ?? Jimin membangunkan badannya dan berjalan menuju lemari pakaian yang terdapat kaca panjang disana ,

" Apakah aku banyak berubah ??"

Ia meletakkan dagunya diantara jari telunjuk dan jempolnya , berlagak berfikir lalu tersenyum

" Iya , aku berubah menjadi lebih tampan dan tidak mirip babi seperti 10 tahun lalu kan "

Jimin berjalan kearah kasurnya kembali dan duduk disana

" Tapi jika memang itu ibu, bukankah seharusnya ia memiliki ikatan denganku ??"

Jimin kembali berpikir lucu disana

" Ahh sudahlah , membuatku pusing saja"

Jimin mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang

" Kemarilah , bawa buku catatanmu hari ini ya Tae"

"......."

" Iya-iya aku siapkan makanan kesukaanmu "

Jimin menggerutu tidak jelas setelah mematikan sambungan teleponnya , ia kembali menatap jendela di musim gugur kali ini . Ia tersenyum kala melihat daun yang mulai berterbangan melewati jendelanya , yang ia baru sadari  ada sarang burung dipohon paling dekat dengan jendelanya . Jimin mendekat dan menatap keluar

" Apakah semua ibu akan peduli pada anaknya ?? Lalu mengapa ibuku tidak sepertimu burung ??"

Ucap lirih Jimin seakan sedang berbicara pada induk burung di luar sana .

Suara pintu kamar Jimin terbuka , tuan park memasuki kamar sang anak yang masih sibuk dengan pengamatan nya pada burung di luar sana

" Sedang apa jim-"

" Astaga ayaahhh, mengagetkan aku saja"

" Ehh , padahal ayah sudah sejak beberapa menit disini dan kau tak menyadari keberadaan ayah ?? Wahh malang sekali nasipmu park jaehoon"

Jimin mencebik mendengar penuturan sang ayah

" Ayah berlebihan "

Lalu keduanya saling memandang dan detik berikutnya tertawa bersama dengan lepas , tuan park bahagia senyum bulan sabit Jimin masih terus muncul meskipun ia sendiri faham bahwa sang anak begitu merindukan ibu dan kakaknya .namun sekali lagi tuan park tak ingin Jimin terluka jika ia mengetahui semuanya dengan jelas . Jimin anak yang sangat nekat dan tuan park khawatir akan hal itu apalagi mengingat tubuh Jimin yang sangat rentan .

" Ada taehyung di bawah , mau kau yang kebawah atau dia yang keatas ??"

" Biar dia yang keatas ayah, bilang pada bibi nam untuk membawakan pizza dan burger juga cola keatas yaa"

Tuan park tersenyum kala mendengar sang anak begitu semangat makan jika sahabatnya itu datang

" Oke tuan muda , kalau begitu ayah akan pergi ke kantor . Sebelum pukul 7 ayah akan sampai dirumah "

" Baiklah ayah , hati-hati!! Aku menyayangi ayah"

Tuan park mencium puncak kepala Jimin , lalu melangkah keluar kamar , Jimin tersenyum menatap pintu yang perlahan tertutup itu. Jimin juga sangat bersyukur karena sang ayah mampu menjadi seorang ayah yang tegas dan menjadi sosok ibu yang memanjakan dirinya dalam waktu yang bersamaan . Ia paham betul bahwa sang ayah juga masih terluka dengan kejadian beberapa tahun lalu . Sehingga ia memilih untuk diam dan tak banyak menuntut pada sang ayah .

I MISS YOU (END)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang