Knock Out

32 1 7
                                    

Hari pun telah berganti... saat ini jam menunjukkan pukul 10.30 menjelang siang. Misa tengah menaiki tangga ke lantai dua dengan langkah perlahan dan tampak memikirkan banyak hal dalam kepalanya. Gadis itu baru saja menyelesaikan sarapan paginya yang sedikit terlambat lantaran terbangun saat rekan kerjanya yang lain sudah selesai makan pagi bersama. Nyonya Koo rupanya berpesan kepada Hana untuk tidak mengganggu Misa karena dia memang membutuhkan istirahat yang cukup agar dapat segera pulih. Lagipula hari ini Tuan Choi memang sedang tidak ingin pergi bekerja, jadi tidak ada alasan bagi Misa untuk dia bangun terlalu pagi seperti biasanya. Sepertinya pria itu sengaja tidak mau muncul dimuka publik terlebih dulu, mengingat dia barusaja melakukan sesuatu hal yang sangat memalukan.

Saat sedang makan tadi, Hana datang dengan membawa kabar bahwa ada berita mengenai pesta pertunangan Putri dari pemilik stasiun TV terkenal yang tiba tiba harus diundur. Karena sang pria mengalami jatuh sakit dan tidak bisa menghadiri acara tersebut lantaran harus mendapat perawatan intensif di Rumahnya. Menurut pihak media, sang pria menderita gangguan perut sehingga dirinya meninggalkan lokasi tepat sebelum pertunangan itu akan dimulai. Pernyataan itu dibuat langsung oleh wakil direktur Hanaro Group yang merupakan paman dari Sang wanita sendiri. Iya... media kan selalu pandai membuat berita. Tidak mungkin mereka akan mengatakan bahwa mempelai pria memutuskan kabur, karena tidak mau dipaksakan untuk menikah bukan ? Hah... ironi.

Hana juga bercerita kenapa Nyonya Lee sangat marah kepada Misa tadi malam. Karena rupanya dia sampai harus meminta bantuan pada Team Khusus dari Biro Intelijen Nasional melalui kenalannya, untuk melacak keberadaan Tuan Choi yang hilang tanpa kabar sama sekali. Beruntung karena belum sempat mereka pergi memburu Tuan Muda, rupanya pria itu sudah terlebih dulu pulang dalam keadaan baik baik saja. Misa sendiri langsung paham, mungkin pria pria asing yang dilihatnya semalam itu... adalah petugas yang dimaksud oleh Hana. Mengingat Misa belum pernah melihat mereka sebelumnya di sini. Pantas saja Nyonya Lee mengamuk, dia pasti sangat kerepotan seharian karena harus bolak balik mengurus masalah ini sendirian. Hah... kasihan sekali orang tua itu. Misa seharusnya meminta maaf kepadanya begitu dia bertemu dengan senior Lee nanti.

Misa sudah sampai dipuncak tangga dengan membawa mantel Tuannya yang sudah dicuci serta terlipat rapi ditangan kanannya. Dia akan segera mengembalikan pakaian itu kepada pemiliknya sebelum dia mencarinya nanti. Rupanya semalam Hana diam diam mengirimnya ke ruang loundry dan memastikan mantel itu kembali bersih dipagi harinya. Dia tidak mau ada yang sampai mengetahui bahwa Tuan Choi meminjamkan mantelnya kepada Misa... karena tentu ini akan menjadi boomerang bagi temannya. Hana tidak ingin Misa nanti dituduh menjadi penyebab utama... gagalnya pertunangan Tuannya yang memang belum ingin menikahi siapapun. Dia sepertinya jauh lebih paham dengan masalah semacam ini, sehingga Hana memutuskan untuk menutupi semua hal yang dia ketahui agar tak pernah didengar oleh orang lain.

Misa berjalan dengan langkah pelan menyeberangi ruangan itu, menuju ke pintu hitam berukir di depannya. Misa merasa kondisi fisiknya sudah jauh lebih baik dibandingkan malam tadi. Setelah istirahat cukup dan juga minum obat pemberian Nyonya Koo, dia terbangun dengan kondisi biasa. Meskipun masih merasakan pusing di bagian pelipis dan hidungnya pun agak tersumbat, tapi selebihnya Misa merasa baik baik saja sekarang. Dia harus menemui Tuan Muda hari ini untuk mengembalikan mantel yang semalam dia pinjam. Dan berterima kasih karena Tuan Choi bersikukuh mempertahankan Misa yang hampir saja dipecat oleh Nyonya Lee. Oh iya Misa juga akan menyerahkan cincin milik Tuan Choi, karena dia memang tidak pantas mendapatkan benda itu apapun alasannya.

Sesaat berhenti sebelum akhirnya dia mengulurkan tangannya untuk dapat meraih gagang pintu itu. Mendorong dengan hati hati hingga terbuka dan melangkah masuk... tanpa membuat suara sama sekali. Suasana di dalam sedikit bising, karena rupanya Tuan Muda sedang memutar musik klasik di ruang istirahatnya. Misa berjalan melewati pintunya dan dia seketika terkejut saat menemukan Tuan Choi sedang duduk disalah satu sofa yang menghadap lurus kearahnya. Pria itu tampak tengah memegang sebatang rokok yang menyala ditangan kanan. Entah kenapa dia hanya terdiam dan terus mengamati Misa yang berusaha menyelinap masuk, mengira tak ada yang melihat kedatangannya. Sontak dia langsung menyengir lebar begitu menyadari Tuannya memperhatikan dirinya dengan tatapan aneh.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang