Siluet Memori: di Tengah Perjalanan

8 0 1
                                    

Ling Xiao mengertakkan gigi. Dengan cepat, dia menyambar tombak di dekatnya, lalu melemparkan tombak itu ke pembunuh yang bersembunyi di balik pohon.

Tombak itu bergerak cepat seperti kilat, menghunjam pembunuh sebelum dia berhasil lari jauh.

Ling Xiao: Youran!

Tangan Ling Xiao memegang erat pinggang Youran, mencegah gadis itu jatuh ke tanah. Anak panah masih menancap di bagian dada Youran sementara darah membasahi kain baju sekitarnya. Di dekat Ling Xiao, Pendekar Tang dan Pengawal Lu sempat saling pandang sebelum berkata.

Pendekar Tang: Apa yang harus kita lakukan, Pangeran?

Pengawal Lu: Biarkan hamba membawa Nona Penasihat ke rumah penduduk terdekat, Yang Mulia. Anda bisa meneruskan perjalanan bersama Pendekar Tang. Dekat gerbang kota, sudah ada Pejabat Zha yang menunggu.

Ling Xiao: Apa kau sedang memerintahku?

Pengawal Lu: Mohon Yang Mulia jangan tersinggung, hamba hanya memikirkan masuk ke gerbang kota secepatnya.

Pengawal Lu telah berlutut dengan keringat dingin membasahi wajahnya. Selama ini, dia tidak pernah melihat Pangeran Kelima yang biasanya begitu santai bisa murka seperti ini.

Pendekar Tang: Yang Pengawal Lu katakan itu ada benarnya, Yang Mulia. Sebaiknya kita memang tidak berada terlalu lama di sini. Para pembunuh bisa jadi datang lagi. Sementara Nona Penasihat juga membutuhkan pertolongan secepatnya.

Ling Xiao menghela napas panjang.

Ling Xiao: Ambilkan aku kuda tercepat yang bisa kalian temukan!

Lagi-lagi, Pendekar Tang dan Pengawal Lu bertukar pandang.

Ling Xiao: Kalian ini bodoh, ya! Cepat pergi! Malah mematung seperti orang idiot!

Pendekar Tang dan Pengawal Lu segera melesat. Pendekar Tang yang lebih dulu kembali. Dia membawa seekor kuda hitam dengan bercak kilat di kepalanya. Itu adalah kudanya sendiri, yang tadinya dia gunakan menarik kereta. Untungnya, kuda itu masih selamat.

Pendekar Tang: Silakan, Yang Mulia.

Ling Xiao mengembuskan napas dengan gusar. Dia menaikkan Youran ke atas kuda lalu naik dan duduk seraya merangkul Youran. Dia menghela kekang, memaksa kuda berlari dengan kecepatan penuh.

Tidak sampai satu mil dari sana, ada rumah seorang pedagang yang bersedia menampung mereka. Ling Xiao memerintahkan Pengawal Lu dan Pendekar Tang mencari tabib. Dia juga berjaga-jaga semalaman di sisi Youran. Hal ini sedikit membuat Pendekar Tang keheranan.

Pendekar Tang: Siapakah Nona Penasihat ini hingga Pangeran begitu peduli padanya?

Pengawal Lu tersenyum simpul. Dia meneguk arak dari kantong. Pelan-pelan, dia mengingat waktu pertama kali dia masuk ke Kediaman Jenderal, dia juga heran seperti ini.

Pengawal Lu: Setahuku, Pangeran Kelima mengenal Nona Penasihat saat Nona baru saja kehilangan ketujuh kakaknya.

Pendekar Tang mengerutkan alisnya. Ketujuh kakak? Maksudmu ketujuh jenderal yang gugur saat negara diserang kerajaan selatan itu?

Pengawal Lu: Benar.

Pendekar Tang: Luar biasa! Rupanya Nona Penasihat adalah Youran, putri satu-satunya dari sang jenderal besar.

Pengawal Lu: Benar. Nona dulu sangat dimanjakan oleh ayah dan kakak-kakaknya. Saat aku masuk ke Kediaman Jenderal, suasana masih sangat berduka. Nona sangat terpukul sampai-sampai membisu berhari-hari. Saat itulah, Pangeran Kelima datang. Dia sering mengganggu Nona hingga Nona mau membuka mulutnya lagi.

Pendekar Tang: Hah???

Pengawal Lu: Benar! Mereka sering bertengkar. Tapi, Nona jadi bergembira lagi. Dia juga menemukan tujuan hidupnya saat itu. Nona bilang, dia ingin menjadi penasihat militer. Jadi, para prajurit bisa merebut kemenangan dengan pengorbanan sekecil-kecilnya.

Pendekar Tang: Tidak menyangka. Ternyata Pangeran dan Nona memiliki kisah yang begitu menggugah. Jadi, bisa dibilang kalau Nona Penasihat adalah kandidat kuat Permaisuri di masa depan?

Pengawal Lu terkekeh. Dia menonjok lengan Pendekar Tang.

Pengawal Lu: Janganlah memberikan pertanyaan yang sulit seperti itu.

Pendekar Tang: Mengapa?

Pengawal Lu: Dalamnya lautan bisa diduga, dalamnya hati, siapa yang tahu? Kita bahkan tidak tahu apakah Nona bisa melewati malam ini dengan selamat.

Suara jangkrik di kejauhan menimpali pernyataan Pengawal Lu. Malam itu, waktu terasa berlalu lebih panjang dari biasanya.

[ A/N Pendekar Tang ini terinspirasi dari Tang Lian di Shao Nian Ge Xing, hahaha ... malah lebih cakep dari pangerane ... adaaaaw *digigit Shaw* ]

 adaaaaw *digigit Shaw* ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rintik Hujan Guntur Menyibak Takdir (MLQC Shaw Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang