16.acara dari Abraham.

796 66 0
                                    

Arsen keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi dia berjalan kearah tangga, dia mengedarkan pandangannya ketika melihat rumahnya dengan sedikit dekorasi, dengan beberapa pelayan yang menyiapkannya.

Arsen melihat Abraham tengah duduk santai disofa ruang tamu dia menghampiri Abraham.

"Ada apa ini pah" Bingung Arsen.

Abraham yang tengah duduk disofa ruang tamu menatap Arsen yang duduk di sofa tak jauh darinya.

"Papa mau adain acara ulang tahun kamu dan acara pertunangan kamu dengan bela, acaranya hanya dihadiri keluarga dekat saja" Ucap Abraham.

Arsen terkejut apa-apa an ini acara pertunangan tanpa meminta persetujuan darinya.

"Kenapa papa gak bilang sama Arsen" Ya papanya hanya mengatakan akan menikahkannya tapi tidak mengatakan embel-embel pake tunangan segala, dan Arsen dia menyetujui itu karena hanya ingin membuat lia sengsara, eh ternyata dirinya terjebak dalam permainannya sendiri.

"Papa gak perlu meminta persetujuan kamu" Mendengar perkataan Abraham Arsen mengepalkan tangannya, seandainya saja dia bukan Abraham, Arsen pasti akan memukuli orang itu.

Abraham mengedarkan pandangannya kepenjuru rumah lalu dia menatap Arsen.

"Diamana istri tercintamu itu"

"Istri tercintaku ada dikamar" Ucap Arsen dengan bodohnya.

"Ctak"Arsen mendapatkan jitakan di dahinya oleh Abraham.

Sedangkan lia disudah selesai dengan mandinya dia menggunakan celana pendek yang memperlihatkan pahanya serta kaos putih polos.

Lia pergi meninggalkan kamarnya lalu berjalan kearah tangga, lia menuruni tangga sampai akhirnya dia tiba dibawah, lia melihat Abraham dan Arsen yang tengah menatapnya.

Arsen menganga melihat penampilan lia hari ini, ya karena biasanya lia hanya memakai rok selutut, Arsen tak berkedip menatap lia.

Sedangkan Abraham yang melihat Arsen seperti itu marah, dia menatap lia.

"Bagus baru bangun" Ucapan Abraham membuat Arsen tersadar sehingga dia berhenti menatap lia.

Sedangkan lia dia hanya menunduk jika pada Arsen dia sedikit berani, lain halnya pada Abraham dia takut apalagi Abraham tidak segan-segan menyiksanya.

"Kenapa nunduk hah, sekarang kamu bantu nyiapin acara pertunangan suami kamu" Abraham sengaja mengatakan itu agar lia terluka.

Lia yang mendengar itu menatap Arsen dengan sendu.

"Ini terlalu sakit" Batin lia.

Lia menuruti perkataan Abraham dia mulai membantu para pelayan yang sedang menyiapkan segalanya.

Setelah selesai lia pergi kedapur untuk makan,dia mengambil makanan lalu duduk di meja makan, lia mulai menyantap makanannya.

Saat sedang menikmati makanannya lia dikejutkan dengan suara seseorang.

"Siapa yang nyuruh kamu makan"

Lia membalikkan badannya dia melihat Arsen tengah menatapnya dengan tajam.

Lia menelan salivanya dia menyengir kearah Arsen.

Arsen melangkah mendekati lia lalu dia melempar makanan lia yang belum habis, lia sontak berdiri dia mengerutkan dahinya apa salah dia hanya ingin makan.

Abraham yang duduk diruang tamu mendengar kebisingan didapur langsung pergi kesana.

Abraham melihat Arsen mencekal tangan lia serta makanan yang berserakan dilantai, dia menghampiri keduanya.

"Ada apa"

Arsen tidak menjawab dia melepaskan tangannya dari lia lalu pergi dari sana. Sedangkan Abraham dia masih tetap disana dia menatap lia sengit, lia hanya menunduk dia tidak berani menatap Abraham.

"Saya akan kasih tau kamu bahwa penderitaan akan saya berikan padamu sebelum saya membunuhmu" Ucap Abraham lalu pergi dari sana.

Lia menatap makanan yang sudah ada dilantai itu lalu membersihkannya.

                              ...

Setelah membersihkan makanan yang ada dilantai, sekarang ini lia berada didepan kamarnya lia mulai membuka pintu itu secara perlahan lalu masuk kedalam.

Disana lia melihat Arsen yang sedang duduk di ranjang dengan mengotak-ngatik laptopnya, ya hari ini Arsen tidak kekantor karena ada acara kan dirumahnya.

Lia berjalan dengan perlahan kemudian dia menatap sofa, sebenarnya lia ingin duduk disofa tapi lia mengurungkan niatnya, dia tidak ingin Arsen marah kepadanya nanti.

Lia duduk dilantai sambil memperhatikan Arsen kagum itulah yang ada pada diri lia sekarang, menurut lia Arsen itu terlalu sempurna dengan dirinya yang biasa aja.

Arsen yang merasa dirinya diperhatikan pun menoleh kearah lia, sedangkan lia meski ditatap balik oleh Arsen dia tetap tidak memutuskan kontak matanya.

"Ngapain natap-natap" Ucap Arsen dengan nada yang ketus.

"Ganteng" Lia mengatakan itu dengan polosnya.

"Uhuk, uhuk, uhuk" Arsen berbatuk mendengarnya.

Lia langsung berdiri lalu mengambil air yang ada dimeja dekat ranjang lalu memberikannya pada Arsen, Arsen menerimanya lalu meminumnya yang tak lepas dari perhatian lia.

Arsen memberikan gelas tadi pada lia, lia mengambilnya dan menaruhnya lagi.

"Kak" Panggil lia.

"Hm" Arsen hanya berdekhem.

"Kakak beneran mau tunangan ya" Ucap lia ragu-ragu.

"Hm" Lagi-lagi Arsen menjawabnya dengan dekheman.

"Kakak jangan tunangan ya kak" Ujar lia.

Arsen menaikkan sebelah alisnya "siapa kamu ngatur-ngatur"

"Kakak gak kasian ya sama lia, kalau kakak tunangan terus lia gimana" Ucapnya dengan ekspresi yang dilebih-lebihkan.

Arsen tidak menjawab lia dia kembali fokus pada laptopnya lagi.

Lia yang merasa diabaikan masih tetap disana dia ingin bicara pada Arsen agar Arsen menolak pertunangan ini.

"Kak, kakak batalin pertunangan nya ya, lia cinta sama kakak lia gak mau berbagi" Ujar lia sepertinya lia akan terus mengganggu Arsen jika Arsen tidak menjawabnya.

"Bisa enggak diam, ganggu ketenangan aja, kapan sih papa bakal bunuh kamu, enek liat wajah kamu setiap hari" Emosi Arsen.

Lia terdiam mendengar perkataan Arsen dia menahan air matanya agar tidak jatuh, ya lia orangnya emang baperan dia gak begitu kuat seperti orang lain.

"Bisa enggak nyerah sekarang tor" Lia.

Author:"jangan sayang masih belum tiba waktunya".

                           ...

      👇tinggalkan jejak🥰

ARSENIO [KEPERGIANNYA]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang