14. Obat Terbaik

229 36 7
                                    

"Gunakan senyummu untuk merubah dunia, dan jangan biarkan dunia merubah senyummu"
-Kim Taehyung


Happy Reading ❤️


Alora, Arenza dan Raja berjalan menelusuri koridor rumah sakit. Hari ini ketiganya akan menjenguk Lio. Alora tidak akan ikut masuk ke dalam. Ia hanya akan menunggu di lobby rumah sakit.

"Nih! kasih buat Momy sama Dady." Alora menyerahkan sebuah paper bag kepada Raja yang isinya adalah buah-buahan dan vitamin untuk menjaga kondisi tubuh kedua orangtuanya. Menjaga dan merawat orang yang sakit bukanlah hal yang mudah.

"Hati-hati Lo nanti di culik Om Burhan," canda Arenza.

Alora mendorong tubuh kedua temannya, "sana pergi deh! Hush! Hush! Hush!"

Alora menajamkan tatapan nya saat melihat sebuah siluet orang yang tak asing. Bukankah itu adalah Juan?

"Bukannya itu si sad boy yah? Ngapain dia disini?" tanyanya sembari terus menatap Juan yang tengah berbincang dengan seorang dokter. Sepertinya mereka nampak akrab.

Dokter dengan snelli putih itu nampak menepuk pucuk kepala Juan dan berlalu dari sana.

"Woi sad boy!" Alora berlari menghampiri Juan yang hendak beranjak dari sana.

"Sad boy?" tanya Juan dengan bingung.

"Lo kan emang sad boy. Jadi nggak salah dong kalau gue manggil Lo begitu."

"Terserah Lo deh cewek bulol"

Alora hendak melayangkan protes, tapi lebih dulu di potong oleh Juan.

"Lo kan emang cewek bulol. Jadi nggak salah dong kalau gue manggil Lo begitu," ujar Juan mengikuti perkataan Alora.

Alora mencibir, "nyenyenye. Bacot Lo!"

"Ngapain Lo disini?"

"Jenguk teman gue yang ganteng, baik hati dan tidak sombong. Dia lagi sakit," jawab Alora.

Juan mengangguk sebagai respon.

"Lo sendiri ngapain disini? Terus tadi gue sempat liat Lo akrab banget sama dokter tadi. Mana romantis banget. Apa jangan-jangan Lo jadi simpanan itu Om dokter yah?" tuduh Alora.

Juan yang mendapatkan pertanyaan tidak berfaedah itu meraup wajah Alora dengan kesal, "sembarangan kalau ngomong! Dia Abang gue. Namanya Jean."

"Ooh gue nggak nanya tuh namanya siapa," balas Alora dengan songong.

Perlu kalian ingat jika di dalam tubuh Alora ini adalah jiwa Lio yang selalu membuat siapapun merasa kesal dengan dirinya.

"Btw teman Lo namanya bukan Elio kan?"

"Emangnya kenapa"

Juan memasang ekspresi prihatin, "Abang gue adalah salah satu dokter yang merawat pasien atas nama Elio. Tadi gue sempat dengar waktu dia ngomong sama temannya bahwa pasien yang bernama Elio hanya punya kesempatan hidup 20%. Kalau sampai bulan depan dia nggak siuman juga, maka semua alat yang ada di tubuhnya akan di cabut," papar Juan.

Alora terkejut. Jantungnya berdegup kencang mendengar fakta yang di ungkapkan Juan. Jadi waktunya semakin sedikit. Sepertinya ia harus bergerak lebih cepat lagi.

Juan mengguncang bahu Alora saat gadis itu hanya diam mematung, "Lo kenapa?"

"Gue gapapa. Thanks sad boy buat informasinya. Gue cabut dulu."

"Biar gue ant-" belum sempat Juan menyelesaikan kalimatnya, Alora lebih dulu berlari dengan kecepatan turbo.

Juan tersenyum sangat tipis, "cewek unik," ujarnya.

Bahagia Untuk Alora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang