"Akhirnya kisah kita berhasil ditutup dengan happy ending"
🌻🌻🌻
"Saya terima nikah dan kawinnya Alora Ruby Nevis dengan maskawin seperangkat alat sholat dan emas 50 gram dibayar tunai!"
"Bagaimana para saksi?"
"SAH!"
Alhamdulillah
Alora menghembuskan nafas lega setelah pembacaan ijab kabul berjalan dengan lancar. Kini statusnya telah berubah. Alora kini menjadi istri sah dari Vero.
Waktu terasa berjalan sangat cepat. Rasanya baru kemarin ia mengejar Vero hingga nangis darah dan kini laki-laki itu telah berstatus sebagai suaminya. Tak terasa enam tahun telah berlalu sejak ia berangkat ke Amerika untuk melanjutkan studi.
Vero mengecup kening Alora penuh cinta, "cantiknya istriku."
Pipi Alora bersemu merah. Perutnya terasa seperti kupu-kupu berterbangan. Mendengar Vero memanggilnya dengan sebutan istri terasa seperti mimpi.
"Iuh! Jorok banget Lo! Hapus tuh ingus!" Raja menggeser duduknya sedikit jauh dari Lio.
Sluurp
"Gue nggak nyangka adik gue sekarang udah nikah. Rasanya baru kemarin gue masih di tubuhnya."
Jika ada orang yang paling mengerti bagaimana luka Alora, itu adalah Lio. Berada hampir 3 bulan di dalam tubuh adiknya membuat Lio tau betul apa yang Alora lalui. Kini, adik kecilnya akan menghabiskan sisa hidupnya bersama laki-laki yang ia cintai.
Seluruh prosesi telah selesai dilaksanakan. Beberapa tamu undangan juga sudah meninggalkan tempat. Kini hanya tersisa teman-teman dekat dan keluarga kedua mempelai.
Lio tersadar dari lamunannya saat seseorang menepuk bahunya. Seorang wanita dengan perut besar yang nampak sedikit kesusahan untuk berjalan. Ah! Bagaimana ia bisa lupa jika kini telah memiliki istri dah dalam hitungan 2 bulan akan segera menjadi ayah.
"Ayah cengeng," ujar seorang anak laki-laki dengan bola mata berwarna abu-abu milikinya.
Bagaimana Lio juga bisa lupa bahwa iya telah memiliki seorang putra berusia 3 tahun. Fyi, Lio menikah dengan teman sekelasnya yang berasal dari Rusia saat berada di semester tua. Lio hanya tidak ingin wanita yang ia cintai di rebut oleh laki-laki lain. Dan kini ia tengah menanti kelahiran anak kedua mereka.
Lio berjongkok di hadapan putranya sembari merapikan rambutnya, "sembarang Lo cil bilang gue cengeng!"
"Tidak perlu mengelak. Menangis itu manusiawi."
"HUAAA!" Lio memeluk tubuh mungil putranya dan menangis histeris. Zean menepuk-nepuk pundak sang Ayah untuk menenangkan.
Dasya menatap suami dan anaknya itu sembari menghela nafas. Mengapa sang suami menjadi kekanakan sedangkan sang putra sangatlah dewasa.
"Пожалуйста остановись" Dasya kemudian menghampiri Alora untuk mengucapkan selamat.
"Kenapa lagi tuh Kak?" tanya Alora kepada Dasya.
"Biasa dek."
Alora hanya mengangguk sebagai respon. Meskipun kini menjadi seorang Ayah, Lio tetaplah Lio dengan segala tingkahnya. Tapi, Alora sangat bersyukur karena kakaknya adalah Lio. Tidak tau jika bukan Lio, apakah sekarang ia bisa berada disini atau sedang menangis di kamarnya yang gelap.
"Vero, Daddy titip Alora sama kamu yah. Tolong jaga dan sayang dia dengan tulus. Kalau suatu hari perasaan kamu sudah habis sama dia kamu bilang ke Daddy biar Daddy yang ambil putri Daddy sendiri. Tapi, Daddy yakin itu tidak akan pernah terjadi.
"Mommy juga titip kesayangan mommy ini sama kamu. Mommy nggak punya banyak waktu untuk liat dia tumbuh seperti sekarang. Jadi Mommy harap kamu bisa buat Alora terus bahagia."
"Mommy sama Daddy jangan khawatir. Vero janji akan berikan semua yang terbaik untuk Alora," ujarnya sembari merangkul pinggang istrinya.
"Alora."
"Dokter Jean."
"Selamat atas pernikahan kalian dan ini ada surat dari Juan."
Alora menerima sebuah amplop berwarna peach itu dan mulai membacanya. Isinya adalah ucapan selamat dari Juan.
Ra, happy wedding...
Sorry gue nggak bisa hadir karena ada schedule dan latihan untuk persiapan konser di Jepang bulan depan. Gue harap Vero baik sama Lo. Oh yah kalau mau nyari suami lagi langsung hubungi gue kekeke.
Sampaikan salam gue buat si tembok. Kata Juan i love you. Titip mantan pacar gue yah.
TTD
Mantan tersayang Alora 😏Alora tertawa membacanya. Meskipun sudah menjadi bintang besar, Juan tidak pernah lupa pada dirinya. Buktinya adalah gedung dan dekor pernikahannya adalah hadiah dari Juan.
Alora merasa sangat bahagia karena dikelilingi oleh orang tersayangnya. Meskipun tidak lengkap seperti Riri yang tengah melanjutkan S2 di Belanda, Melody yang tengah hamil besar dan berada di Paris, Nakula yang tidak bisa mengambil cuti karena jadwal penerbangan yang padat dan Juan yang harus persiapan untuk konsernya di Jepang.
Tapi tidak masalah asalkan ia tidak sendirian lagi, karena Alora sangat takut ditanggal orang yang ia sayang dan meninggalkan mereka.
Kini, Alora harap hanya bahagia yang akan menemani setiap langkahnya melanjutkan hari-hari sebagai istri Vero. Tuhan, Alora hanya ingin bahagia saja.
Mati kita tutup kisah dan perjalanan panjang ini dengan harapan agar setelah badai datang, pelangi pun muncul.
~sekian~
-auddy
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Untuk Alora [END]
JugendliteraturAllerick Elio Navarro, si cowok trouble maker, pecicilan, playboy namun sayangnya sangat tampan harus mengalami sebuah transmigrasi hanya karena tersedak biji rambutan. Yang lebih membuat Lio terkejut adalah saat ia bangun dan berada di sebuah tubuh...