28. Titik Akhir

214 31 7
                                    

"Kuharap kau menemukan bahagia mu setelah ini"
-Allerick Elio Navarro

Jangan lupa tekan ⭐ dan komen sebanyak banyaknya supaya aku semangat update

Happy Reading ❤️

Alora mengernyitkan keningnya menatap heran satu persatu siswa-siswi yang terus memandanginya dengan tatapan tak suka sejak di gerbang sekolah hingga koridor.

"Oh! jadi ini cewek murahan itu. Cantik sih, tapi sayang barang diskonan," ujar salah satu siswi dengan bedak yang sangat tebal di wajahnya.

"Heh Jamila! Itu muka atau adonan? Tebal banget tuh terigu di muka Lo," balas Alora tanpa takut.

Siswi tersebut nampak mengeram tertahan. "Cih! Pantesan Vero nggak suka sama Lo ternyata oh ternyata emang cewek murahan. Di bayar berapa Lo permalam?"

"Boleh kali main sama gue, Ra," celetuk salah satu laki-laki dengan name tag Supri.

"Heh Supra! Muka ekonomis nggak usah sok deh."

Supri menatap Alora dengan senyum miring, "guys kayaknya dia harus di kasih pelajaran deh!"

Duk!

"Awh!" Alora meringis merasakan pening di kepalanya dikarenakan seseorang melemparkan sebotol air dengan isi penuh ke arahnya.

Alora di serang dari berbagai arah dengan kertas, botol kosong, tepung terigu dan bahkan telur yang mulai mengeluarkan bau busuk.

Alora menutup wajahnya untuk menghindari serangan. Ia kemudian membuka matanya saat tidak merasakan serangan apapun. Alora sedikit terkejut saat manik hazel nya bertemu dengan tatapan tajam milik Nakula. Ternyata cowok itu menjadikan tubuhnya sebagai pelindung.

"Berhenti Lo semua!"

Suara menggelegar milik Nakula membuat semua orang meneguk saliva susah payah. Nakula itu lebih menakutkan dibandingkan Vero. Laki-laki ini selalu tersenyum dan bercanda dan melihat Nakula emosi seperti ini membuat mereka ketakutan.

Bugh!

Nakula memukul Supri membabi-buta hingga cowok itu kehilangan sedikit kesadarannya.

"Lo banci hah?! Bangun sialan! Lawan gue sini bukan cewek lemah kayak Alora!"

"A-ampun," mohon Supri kesusahan. Badannya terasa patah di sana-sini.

Nakula tak berhenti. Setelah Supri pingsan, ia memukuli siswa lainnya yang ikut terlibat menyakiti Alora.

"Kemana nyali Lo semua tadi hah?! JAWAB GUE SIALAN!"

Nakula mengambil sebuah sapu di tangan salah satu siswi. Ia mematahkan ujung sapu itu hingga menyisakan gagangnya saja. Nakula hendak menghantam wajah salah satu siswa yang melempari Alora dengan telur busuk itu.

"Nakula stop!"

Ajaib! Hanya dengan dua kata dari Alora membuat Nakula berhenti. Ia menjatuhkan gagang sapu itu dan menghampiri Alora yang nampak santai. Tidak ada ekspresi apapun di wajah gadis itu.

"Ra," panggil Nakula pelan sembari membersihkan wajah Alora dengan tangannya.

Nakula dengan telaten mengusap bagian kelopak mata Alora agar tepung terigu tersebut tidak masuk ke dalam matanya. Ia juga membersihkan cangkang telur yang mengotori rambut gadis itu. Hatinya sakit melihat kondisi Alora. Perasaan yang selama ini ia tahan tiba-tiba meledak-ledak. Nakula ingin melindungi Alora.

"Gua gapapa," Alora menyingkirkan tangan Nakula di wajahnya. Ia kemudian menatap satu persatu siswa-siswi yang tadi merudung dirinya.

"Kalian semu tau apa yang lebih rendah dari pelacur? Para penindas yang berani main keroyokan kayak kalian! Memang sulit buat meyakinkan lalat kalau bunga lebih menarik daripada sampah!" setelah mengatakan itu Alora segera pergi menuju toilet untuk membersihkan dirinya. Beruntung tadi ia membawa baju olahraga.

Bahagia Untuk Alora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang