Chapter 14: Stranger

2.4K 230 57
                                    

"Yeonjun-ah!" ujar suara Wonyoung dari luar ruangan latihan. Yeonjun mendecakkan lidahnya dan mematikan suara musik yang masih berderu lewat ponsel pintarnya. Ia perlu lebih banyak waktu latihan akhir-akhir ini, kenapa masih ada yang berani mengganggu waktu latihannya?

"Ih, jangan asem gitu dong mukanya, gue mau ngasih tau news yang lumayan baik nih," temannya langsung menggerutu setelah melihat raut wajah Yeonjun yang tidak mengenakkan. Setelah apa yang terjadi akhir-akhir ini, bagaimana mungkin Yeonjun bisa terlihat ceria?

Masalah dengan Soobin masih belum terselesaikan, apalagi setelah apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Melihat Soobin saja bahkan susah untuknya, rasa curiga dan bersalah semakin besar sedangkan ia harus terlihat tidak apa-apa di depan teman-temannya yang lain. Setiap pertemuan terasa canggung, dan Yeonjun benci dengan itu semua.

"Apa?" ia akhirnya bertanya pada Wonyoung, sambil menggulingkan matanya dengan kesal.

"Gini, jadi buat setiap pertunjukkan seni kita, nanti bakalan ada anak dari jurusan fotografi yang bakalan di-assign untuk foto-foto kita di atas panggung. Katanya ada tugas untuk salah satu mata kuliah mereka, gitu? Gue juga ga ngerti," Wonyoung menaikkan bahunya. "Nanti gue kasih kontak lu ke anaknya ya, katanya mereka harus foto-foto progress dari pada saat latihan sampai akhirnya ke atas panggung."

Yeonjun mendecakkan lidahnya. "Berarti setiap gue latihan, ada yang mantengin gue gitu disini buat foto-foto doang?"

"Ya, begitulah. Gak cuma lu doang kok, semua juga dapet," Wonyoung tersenyum sambil menepuk pundak Yeonjun. "...Semua orang juga... langsung bete pas gue kasih tau itu. Dan gue yang kena amukan... Ya, pokoknya gue dah izin ya, Jun. Nanti kabar-kabar aja sama anaknya. Gue duluan ya!"

Pria kelahiran 1999 itu langsung membaringkan tubuhnya di lantai dengan lemas. Terserahlah, mau ada apapun nanti yang mengganggunya, ia akan memberikan penampilan terbaik. Ia memberikan waktu untuk tubuhnya beristirahat, nafasnya yang tersenggal-senggal ia coba untuk tenangkan sebelum ia memulai kembali latihannya.

Lalu tiba-tiba ada pesan dari seseorang bernama "Sukyung".

"...Bertemu di kafe gedung A untuk membicarakan jadwal foto?" Yeonjun membaca pesan yang dikirimkan oleh Sukyung. Siapapun Sukyung itu, Yeonjun tidak pernah mendengar namanya. Bahkan di kontaknya pun tidak terpasang wajah. Apakah ia anak pendiam? Biasanya Yeonjun kenal dengan semua orang yang ada di kampus, baik orang yang berasal dari fakultas maupun jurusannya sendiri.

Setelah beberapa menit menimbang-nimbang opsinya, Yeonjun pun menjawab iya.

---

Soobin menggigit-gigit sedotan yang disematkan di antara belah bibirnya. Kakinya bergetar menggoyang meja dan kursi panjang kantin sembari menatap layar ponselnya yang tidak kunjung memberikan update apapun. Pesan yang ia kirimkan kepada Yeonjun tidak dibalas dari pagi, padahal kakak tingkatnya itu adalah salah satu orang yang paling rajin dalam membuka chat. Ia pun juga rajin membalas, tidak seperti dirinya.

Apalagi jika ajakannya itu adalah untuk makan malam bersama. Seorang Yeonjun tidak akan menolak ajakan untuk makan, apalagi jika akan ditraktir. Apakah ia harus mengunjungi ruangan latihannya untuk mendapatkan jawaban?

"Hyung, gigi taring lo tumbuh dua."

Suara Taehyun menariknya dari lamunan. Benar, taringnya bertambah satu pasang saking khawatirnya. Ia langsung menutup mulutnya dan memberikan tatapan maaf pada Taehyun.

"Kenapa hyung, kayaknya ada banyak banget yang lagi di pikiran lo skrg," ujar Taehyun dengan senyuman tipis. Ia duduk di sebelah Soobin, melihat apa yang sedang ditampilkan di layar ponselnya. "Hah? Lo belum dibales sama Yeonjun-hyung dari tadi pagi? Perasaan tadi masih bisa bales gue deh."

Soobin langsung cemberut mendengar itu. "Tuh kan, gue doang yang dicuekin sama dia," ujarnya sambil mematikan ponselnya.

"Lo ada salah apa emangnya kak?" kekeh adik tingkatnya. "Minta maaf gih."

"Masalahnya itu Tae, gue gak ada salah. Gue bahkan belum pernah ketemu dia lagi selain bareng kalian," jelasnya. Apakah Yeonjun menghindarinya? Bahkan setelah semua yang mereka pernah lakukan, pria yang lebih tua itu tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Yeonjun bukanlah orang yang suka menghindari jika ada masalah, ia tipe orang yang pasti akan melakukan konfrontasi.

"Hmm, kalau dipaksain ketemu, orangnya bakalan makin marah sih," ujar pria di sebelahnya. "Mungkin sibuk hyung, lo tahu kan performance-nya sebentar lagi tampil? Dia tipe yang gak bisa banget diganggu gugat kalo udah urgent gini."

Soobin menghela nafas. "Mungkin. Tapi–"

"Gengs!" Teriak Beomgyu dari jauh. "Lo pada harus tahu gue tadi ngeliat apa!"

"Apaan?" Soobin langsung mengernyitkan dahi.

"Gue tadi liat Yeonjun-hyung bareng orang, gue gak pernah liat mukanya tapi cakep orangnya," ujarnya sambil mengeluarkan ponsel dari kantong celananya. Terlihat foto Yeonjun dan seseorang di depannya, dimana mereka sedang duduk berdua di sebuah kafe sambil mengobrol. Wajah Yeonjun... tidak terlihat terganggu. Bahkan ia terlihat menikmati pertemuannya itu.

Taehyun melirik ke arah Soobin dengan sedikit takut. "O-oh, mungkin saudaranya, kali? Masa lo gak pernah lihat dia, kan lo yang paling kenal orang," ia mencoba untuk bercanda.

"Coba deh, gue cari-cari dulu informasinya," kekeh Beomgyu. "Hyung, masa lo gak tahu Yeonjun uppp–" mulut Beomgyu langsung dihadang dengan tangan Taehyun, mencoba untuk membuatnya berhenti berbicara sebelum mood Soobin berubah lagi.

Soobin menatap foto yang berada di layar Beomgyu dengan seksama, mencoba untuk menelaah apa yang sebenarnya sedang terjadi di antara mereka berdua.

Siapapun itu yang Yeonjun temui, bukanlah orang baik.

Karena apa yang ia lihat disana bukanlah pria tampan seperti yang Beomgyu utarakan tadi, melainkan suatu mahluk yang lain, apalagi dengan tanduk-tanduk kecilnya itu--ia tahu orang yang ditemui oleh Yeonjun adalah seorang iblis, tapi dari bangsa apa? Apa tingkatannya? Tangannya terasa gatal ingin menghujam kuku-kuku panjangnya ke dalam leher pria tersebut.


Siapa yang berani menantang putra dari salah satu iblis tertinggi di neraka?


.

.

.

Updatenya untuk chapter ini pendek ya guys, karena memang isi dari plotnya cuma segini buat chapter ke-14 :')

BTW, gue akan berusaha untuk update at least 2 chapter per bulan untuk Guilty Pleasure & Soobin's Love karena kalo lebih dr itu gue bisa modar hahay

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[NSFW] Guilty Pleasure | SoobjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang