Chapter 9: Asmodeus

5.6K 448 94
                                    

Yeonjun bisa merasakan kemarahan Soobin dari hentakannya. Entah kenapa hari ini ia sangat kasar, bahkan lebih kasar dari sosok Soobin di mimpi yang biasanya mengganggunya. Sudah berapa kali ia menggunakan tenaganya untuk menahan Yeonjun? Ia yakin besok pagi akan ada banyak bekas-bekas tangan menutupi tubuhnya.

Sekarang saja Soobin sedang menahan tangannya, kakinya dipaksa untuk melebar supaya Soobin bisa menyerangnya lebih dalam. Penisnya terus menghajar titik nikmat di dalam Yeonjun, membuatnya mendesah kencang.

"U-Udah Bin, sakit," tangisnya dengan lemah. Yeonjun benar-benar tidak berkutik. Bergerak saja tidak bisa. Biasanya Soobin akan menyemangatinya, menggunakan kata-kata halus dan lembut supaya Yeonjun bisa menahan rasa ngilu yang menumpuk di bagian bawah perutnya, tetapi tidak.

"Sakit?" tawa Soobin dengan sarkas. "Gak dong, sayang. Lo sebasah ini masa sakit?" balasnya dengan kejam.

Yeonjun meringis. Apakah ini setannya Soobin yang keluar? Perutnya rasanya mengencang. Ia akan segera berorgasme lagi. Sudah berapa kali ia melakukannya? Perutnya sudah ditutupi dengan cairan putih dan bening yang banyak, bahkan ada beberapa yang mengering. Perlahan-lahan ia bisa merasa bahwa kenikmatannya akan segera memuncak. Badannya melengkung, menegang mengantisipasi orgasme kesekiannya yang akan dialaminya--tetapi tidak kunjung datang.

Soobin memelankan gerakannya, menatap Yeonjun dengan ekspresi yang ia tidak bisa baca.

"Temen-temen lo ngomongin gua ya?"

Yeonjun tidak bisa menjawab, mulutnya tidak bisa bergerak sesuai dengan keinginannya. Mulutnya terbuka dengan percuma, liurnya mengalir ke sisi mukanya dan menghujani bantal dibawahnya. Soobin benar-benar ingin membicarakan itu sekarang?

"Hm? Gak bisa jawab?" Soobin menyeringai, menghentakkan pinggangnya dengan keras sekali dan membuat Yeonjun berteriak. "Mereka gak tahu gue yang bikin lo kayak gini? Apa harus gue buktiin ke mereka"

Yeonjun mengerang dengan lemah, tidak bisa melakukan apa-apa di bawah kungkungan Soobin.

"Sayang sekali. Apa yang mereka akan bilang kalo mereka ngeliat lo kayak gini, hm?" Soobin menurunkan wajahnya dan menggigit dada Yeonjun. "Lemah dibawah sentuhan gue, sama sekali gak berkutik. Ngomong aja gak becus. Wajah lo yang berantakan ini, coba kalo mereka bisa lihat. Mau ngomong apa mereka?"

Lalu ia tertawa. "Seru juga kayaknya kalo gue ngefoto lo lagi kayak gini, terus gue share ke mereka,"

"Ja-jangan. Bin, gaboleh," ia mengatakan sebisa mungkin, ucapannya tidak terlalu jelas akibat lidahnya yang lemas. Rasanya seperti dibius. Tapi Soobin cukup mengerti, melihat wajah Yeonjun yang berubah menjadi lebih panik dan gelisah.

"Bercanda, bercanda," ledek Soobin dan mencium bibirnya sebagai permintaan maaf, memutar pinggangnya dengan pelan supaya Yeonjun bisa bernafas. "Lo tau kan gue gak akan aneh-aneh tanpa ijin ke lo dulu."

Yeonjun menangis sejadi-jadinya. Tidak kuat menghadapi Soobin yang seperti ini. Ia mengutuk dirinya sendiri dan Soobin di dalam pikirannya. Menyeka air matanya sendiri saja ia tidak bisa.

Soobin menghentikan segala pergerakannya, bahkan mengeluarkan diri dari Yeonjun. Ia memberikan kecupan di seluruh wajah Yeonjun, membersihkan semua air matanya yang mengalir keluar sampai kakak tingkatnya itu bisa bernafas lagi.

"Soo- Soobin, ini udah?" tanya Yeonjun sesenggukkan. Sedikit lega karena Soobin sudah baik lagi dan tidak seperti tadi, bertingkah seperti tidak akan ada hari lain ia bisa memakan Yeonjun.

"Hm?" tanya Soobin. "Oh, ini gue lagi nyiapin lo buat posisi yang lain."

"Hah?"

Tiba-tiba kaki Yeonjun diangkat lebih tinggi oleh Soobin, satu ditenggerkan di bahu si setengah setan yang lebar. Yeonjun merasa pusing, hampir seluruh tubuhnya terangkat dari tempat tidur. Rasanya malu, kakinya terbentang lebih lebar dibandingkan sebelumnya. Tanpa aba-aba, penis Soobin memasukinya dengan mulus, akibat gempurannya yang dimulai dari tadi sore.

[NSFW] Guilty Pleasure | SoobjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang