Yeonjun merasa bahagia. Seminggu setelah mereka melakukan "itu" di apartemen Soobin, ia tidak pernah merasakan apa-apa lagi. Mimpinya kosong, sama sekali tidak ada aktivitas melelahkan yang harus ia lalui bersama sosok Soobin itu. Kualitas tidurnya rasanya membaik. Latihan menari pun ia menjadi lebih enerjik dan banyak pekerjaan bisa ia selesaikan dengan konsentrasi yang tinggi.
Ini... inikah rasanya hidup kembali?
Tetapi sayangnya, di hari ke-8 setelah ia melakukannya di apartemen Soobin, mimpi itu kembali menyerangnya.
"...Jadi...?" Soobin berbisik, tidak bisa menatap Yeonjun karena merasa bersalah. Kedua tangannya memainkan ujung sweater berwarna merahnya itu, badannya meringkuk mengecil di depan Yeonjun. Kalau ada yang melihat mereka di kafe itu, pasti mereka berpikir bahwa Yeonjun sedang melabrak Soobin.
"Ya jadi gue harus ngentot sama lu lagi."
"Hyung!" teriak Soobin sambil menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada yang mendengar Yeonjun. Wajahnya merah padam.
Kalau Yeonjun? Sudah pasrah. Ia tidak bisa merasakan rasa malu lagi.
"Bin, setelah seminggu mimpinya muncul lagi," protesnya. "Satu minggu. Gue dapet ketenangan selama satu minggu, terus diganggu lagi sama sosok lu ngocokin--"
"Oke, oke, paham," potong adik tingkatnya sambil menghela nafas. Yeonjun menatapnya dengan aneh. Katanya incubus, tapi ngomongin beginian di depan publik malu-malu. Yah, Soobin memang sudah bilang kedua kepribadiannya memang miliknya, tapi ia tidak tahu akan ada kontras seperti ini antara di publik dan di privat. "Jadi lo mau ke apartemen gue lagi?"
Yeonjun mengangguk semangat. "Ayolah Bin, katanya lo mau bantuin gue. Latihan showcase makin berat, gue harus ngumpulin tenaga. Kalo tidur gue kurang nanti tarian gue gak maksimal," ujarnya sambil menyeruput kopi.
"Baiklah," ujar Soobin dengan ragu-ragu sambil meminum tehnya. Yeonjun mengernyit melihatnya, minuman yang dipesan Soobin pasti kelewat manis. "Tapi emangnya gak aneh kalo orang-orang ngeliat lo sering nginep di apartemen gue?"
"Nah kalo itu gue ada solusinya," Yeonjun menyeringai nakal, membuat Soobin mengernyitkan dahi.
"Apa?"
"Kita pura-pura pacaran."
Soobin tersedak teh. Yeonjun dengan cekatan memberikannya tisu, tetapi ditolaknya. "Lo gila hyung!? Kita baru kenal juga sebulan!"
"Ya, gak masalah. Orang-orang juga banyak yang belom kenal deket langsung pacaran, apalagi lewat dating app," jawab Yeonjun dengan sepele. "Toh cuma pura-pura. Bener gak?"
Adik tingkatnya mengangguk pelan. "Ya, gak salah sih..."
"Oke, oke," lanjut Yeonjun dengan semangat, mendekatkan kursinya ke meja. "Biar orang-orang percaya, kita harus jalan-jalan bareng. Nunjukkin PDA--gandengan tangan, peluk-pelukan, terus sayang-sayangan, gitu. Biar natural! Nanti kalo enggak kita dikira cuma FWB."
"Kayaknya kalo dikira FWB juga gak masalah buat gua--"
"Gak! Gue yang gak mau, citra gue di depan anak-anak langsung ilang!" Yeonjun langsung memotongnya. Gila saja. Orang-orang akan mengira Yeonjun yang menyerang Soobin, melihat Soobin orangnya pemalu dan pendiam begitu. Ia tidak mau dilihat sebagai orang mesum di depan teman-temannya. Apalagi teman-teman seangkatannya yang ejekannya gak ada habisnya.
"Ya udah," ujar Soobin dengan pasrah. "Ini mau langsung dimulai aja? Perlu kontrak gak?"
"Kontrak?" tanya Yeonjun. "Formal amat."
"Hey, lo lupa ya? Sekarang ini lo lagi bikin perjanjian sama seorang setan," seringai Soobin dengan jahat. Wajah Yeonjun langsung memutih. Merinding. Soobin berubah lagi. "Lo pikir gue mau ngerjain ini tanpa ada imbalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[NSFW] Guilty Pleasure | Soobjun
FanficSoobin adalah anak baru pindahan yang diperkenalkan oleh Beomgyu, anak jurusan teater. Yeonjun menyukai anak ini--orangnya ramah, baik hati, dan sangat sopan. Wajahnya juga terlihat seperti kelinci, lucu sekali. Apalagi kalau Soobin menggunakan kaca...