Chapter 2: An Angel

4.9K 505 33
                                    

Sekali lagi Yeonjun harus ulangi, ia bukan pria yang berpikiran kotor. Kegiatan masturbasi yang pernah ia lakukan bisa hitung dengan hitungan jari, berbeda dengan teman-temannya lain yang bahkan bisa melakukannya hampir setiap hari. Kejadian kemarin masih membuatnya merasa terganggu, apalagi ketika malamnya kegiatannya itu berlanjut ke dalam mimpi.

Ia bisa merasakan kedua tangan yang besar itu menjelajahi tubuhnya. Badannya terasa ringan, seperti mengapung di udara. Kedua tangan tersebut dapat dengan mudah mengangkat panggulnya dan menyentuh bagian-bagian intimnya. Bagian dalam pahanya, dadanya, perutnya--rasanya menggelitik. Yeonjun tidak tahu tangan-tangan itu juga bisa bergerak sepelan dan sehalus itu. Mimpi itu terlalu realistis untuk dikatakan sebagai sebuah mimpi biasa.

Tidak hanya itu, jari-jari tangan itu juga memainkannya. Satu jari memasuki lubangnya yang entah kenapa sudah basah, memijat dan bergerak dengan tempo yang cukup cepat dan kuat sampai berhasil untuk membuat Yeonjun mendesah di mimpinya sendiri. Lalu tangan tersebut melanjutkan dengan jari kedua, lalu jari ketiga. Yeonjun tidak bisa mengontrol mimpinya sendiri, rasanya seperti seseorang sedang menjajah dan sengaja ingin memorak porandakan pikirannya.

"Hyung."

Bayangkan seberapa kagetnya ia ketika ia terbangun lagi dalam keadaan orgasme. Badannya bukan terasa segar, tetapi lelah karena mimpi menggairahkan itu. Ia tidak tahu harus merasa apa.

"Yeonjun-hyung."

Bahkan ia mengalami kesusahan untuk berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri. Kakinya tidak mau berhenti gemetar. Ia merasa seperti anak rusa yang baru lahir.

"Hyung! Budeg banget sih anjing. Dipanggil-panggil daritadi malahan bengong," teriak Beomgyu sambil memukul bahunya. Semua orang di perpustakaan menatapnya dan Beomgyu dengan tajam.

"Kenapa teriak di perpus sih!?" Yeonjun berbisik dengan kencang ke arah Beomgyu. Adik tingkatnya itu hanya mengeluarkan lidah.

"Yuk, temenin gue liat latihan showcase teater Soobin bentar," ajaknya. "Mereka lagi pada latihan baca script."

Showcase--tiap jurusan pasti memberikan 1-3 pertunjukkan untuk merayakan ulang tahun fakultas. Yeonjun cukup kaget mendengar Soobin mendapatkan peran di sebuah drama, mengingat ia baru pindah beberapa minggu yang lalu.

"Lah, lo gak ikut showcase?" tanya Yeonjun sambil membereskan buku-bukunya. Tahun lalu saja Beomgyu ikut. Ia masih mengingat menontonnya dari kursi audiens. Temannya yang satu ini walaupun bawel ternyata bisa juga memainkan peran yang serius.

"Gue jadi panitia tahun ini, ngurus-ngurus koordinasi antara jurusan musik sama teater. Drama yang kita mau bawa sekarang kan musikal," jelas Beomgyu. "Hyung, nanti bantuin approach Kak Chan dong! Kita perlu background music buat bagian-bagian yang seram. Please?"

"Iya, iya," Yeonjun membawa tasnya dan berjalan ke luar ruangan bersama Beomgyu. "Tapi liat dulu ya, kalo dia gak sibuk. Terakhir katanya dia lagi banyak tugas."

"Makasih hyung!" ujar Beomgyu dengan ceria. Mereka berjalan menuju bangunan anak-anak jurusan teater. Yeonjun sering nongkrong disana. Kelas-kelas mereka luas dan biasanya ada panggung kecil ditengah ruangan atau di depan. Banyak juga di lorong-lorong bangunan atau di tangga anak-anak teater yang latihan di depan umum, entah melatih vokalisasi, gerakan, ataupun mengulang kembali script untuk dihapalkan.

Yah, bisa dibilang bangunan anak teater tidak kalah ributnya dengan anak-anak musik yang penuh dengan suara peralatan. Yeonjun penasaran bagaimana Soobin, anak yang terlihat pemalu itu beraksi di atas panggung. Kemarin saja untuk menatap mata Yeonjun kayaknya susah.

"Beom, dramanya tentang apa sih? Soobin dapet peran apa?" tanya Yeonjun sambil menaiki tangga. Ruangan latihannya berada di lantai 3 dan bangunan kampus mereka tidak punya lift.

[NSFW] Guilty Pleasure | SoobjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang