chapter 13 (LAST CHAPTER)

4.3K 134 12
                                    

Apa yang ia lakukan disini? Bukankah dia berada di Australia? Oh Tuhan, jangan biarkan rasa ini sedikit demi sedikit muncul. Rasanya senang bisa bertemu dengannya lagi disini, tapi tiba-tiba aku mengingat perkataan michael 'kau adalah orang pertama yang akan ia temui' ku harap aku bisa mempercayai itu.

Aku membuang muka, berharap ia tidak menyadari keberadaanku. Tapi ketika aku melirik, mike membisikkan sesuatu ke telinga luke, kemudian mereka-luke&mike- memandangiku. Astaga, jangan bilang bahwa mike memberitahu keberadaanku. Aku pun segera membelakangi mereka.

Bertanya-tanya dalam hati, dimanakah matt sekarang berada? Kenapa waktu jadi berputar begitu lama diruangan ini? Seseorang memegang pundakku. Ku harap ini bukan luke, jangan dia.

Aku menoleh kebelakang dan mendapati matt, syukurlah. Tapi dimana luke?

"Kau mencari sesuatu?" Tanya matt yang mengerti akan pandangan ku menyapu setiap sudut ruangan ini.

"Tidak ada. Mana nash?"

"Dia sedang diatas, mabuk. sungguh pesta ini mengubah semua orang menjadi liar" aku tertawa pelan melihat ekspresi wajah matt yang sedang kesal.

"Ini lah yang disebut pesta, matt"

"Tahu apa kau mengenai ini?" Matt mengangkat sebelah keningnya.

"Aku tidak tahu apa-apa. Tapi ku rasa itulah inti dari berpesta, yaitu bersenang-senang"

Matt memandangku sejenak "apa kau meminum ini?" Tanyanya mengangkat gelas minuman yang ku minum hanya sekali. Aku bersumpah tidak akan meminum itu lagi. Entah mengapa orang-orang menyukai minuman itu, padahal rasanya sungguh seperti kotoran, tapi bedanya minuman ini lebih menyengat.

Aku menggeleng cepat untuk menjawab pertanyaan matt tadi, aku hanya meneguknya sekali. Dan itu tidak dihitung. Matt menatapku dengan tatapan menilai, mencari kebohongan dari sorotan mataku. Tapi ku rasa ia tidak mendapatkannya. Aku yang pintar berbohong atau memang dia yang mudah dibohongi?

"Apa kau ingin pulang sekarang?" Tanya matt.

"Entahlah. Aku merasa pesta ini bukan tempatku. Suara musik yang begitu nyaring dan tontonan yang... kau tahu" aku menghembuskan nafas kesal.

Jika aku pulang dari pesta ini maka, aku akan berada sendiri dirumah. Aku memang sering bahkan terlalu sering berada dirumah sendiri dan itu membuatku sangat bosan. Ku harap siapa saja bisa menemaniku seperti movie marathon dirumah atau pesta piyama agar aku tidak kesepian. Terdengar begitu childish tapi menurutku hal seperti ini lebih layak dilakukan daripada berpesta, mabuk, dan bercumbu dimana-mana hatimu senang. Brenda juga saat ini sedang kencan bersama orang yang ia belum kenalkan padaku. Aku ingin menikmati masa remajaku, tetapi sekali lagi menurutku untuk mendapatkan kesenangan kau tidak perlu bertingkah seperti itu. Berpesta boleh, asal kau masih bisa menjaga attitude mu.

"Sejak kapan kau berpesta terakhir kali?" Tanyanya lagi.

"Saat pesta magcon lalu. Itulah terakhir kalinya" jawabku sambil menggidikkan bahu.

"Oh i see, ternyata kau anak rumahan" ucapnya dengan nada mengejek. Ada apa dengan itu?

Aku hanya memutar bola mataku malas, kemudian berjalan meninggalkannya yang masih terduduk di mini bar. Aku perlu menghirup udara segar, ruangan ini sungguh pengap.

"Kau mau kemana?"

"Keluar"

"Aku akan menyusulmu" aku mengangguk mengiyakan.

Aku pun berada di luar rumah, tepatnya di halamannya. Menghembuskan nafas panjang aku mencoba menghirup udara segar sebanyak-banyaknya. Tiba-tiba pikiran membawaku untuk mengingat saat luke memasuki ruangan tadi, apakah itu sungguh dia? Atau aku berhalusinasi akibat meminum alkohol tadi? Tidak mungkin. Aku hanya meneguknya sekali dan menurutku itu tidak memberikan efek apapun.

Impossible Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang