Written by: xxxkolorpink
Raska baru sampai di sekolah. Baju seragamnya basah kuyup dan dia semakin bertambah kesal karna mengingat wajah tengil Aldi yang membuatnya naik pitam.
Setelah memarkir motornya, Raska buru-buru pergi ke koperasi dan membeli sepasang baju seragam baru untuknya mengganti seragam yang sudah basah.
Raska kini sudah keluar dari kamar mandi setelah mengganti seragam miliknya. Rambutnya yang basah membuat wajahnya yang sudah imut bertambah imut berkali-kali lipat.
Cowo imut dengan wajahnya yang terlihat tidak bersahabat membuat beberapa orang takut menyapanya. Raska berjalan menelusuri koridor, menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, bisa dilihat ada beberapa siswa yang sudah hadir dan sibuk berbincang satu sama lain.
Dengan wajah gusar, Raska menuju loker dan memasukan baju seragamnya yang sudah basah ke dalam loker miliknya lalu ditutup keras.
"Ini semua karna si jamet itu!" Monolog Raska sambil menatap tajam loker. Mengingat kejadian tadi, jika saja Aldi tidak berteduh dengannya, dia pasti ga akan basah kuyup kaya gini, sialan.
Mood Raska pagi-pagi sudah anjlok karna ulah Aldi, mahkluk aneh entah dari dimensi mana. Dengan wajah yang masih ditekuk, Raska duduk di bangku miliknya.
Saat sedang duduk tenang di tempatnya, tiba-tiba seorang gadis dengan rambut yang diurai serta tangannya yang memegang handuk kecil, menemui Raska yang tengah asik mendumel dalam hati.
"Raska, kamu kehujanan, ya?" Tanya gadis itu. Raska hanya diam, enggan untuk melihat gadis itu bahkan untuk menjawab pertanyaannya yang menurut Raska tidak penting.
"Ini aku bawain handuk buat kamu. Kalo mau, kamu pake aja buat ngeringin rambut," ujar gadis itu lagi. Raska masih diam, matanya lalu tertuju pada handuk kecil berwarna biru yang berada di tangan sang gadis.
Raska menatap lama handuk itu. Dia ga tau dari mana asal usul handuk itu, apalagi dia ga boleh sembarang terima bantuan dari orang lain. Ingat, Raska ga pernah mau berutang. Utang dalam bentuk apa pun dia ga mau.
Apalagi dia harus waspada dengan orang lain. Dia sudah pernah keracunan karna menerima bantuan dari orang lain, itu membuatnya selalu waspada dengan sekitar. Bisa saja, yang terlihat sangat baik malah aslinya adalah orang yang paling ingin dia terluka.
"Gausah, bawa pergi,” ujar Raska dingin bahkan dia tidak melihat pemilik dari handuk itu.
Si gadis tersenyum kikuk lalu beberapa saat kemudian pergi meninggalkan Raska.
Raska kembali merasakan ketenangan. Dia mengambil bukunya dari dalam tas dan meletakannya di atas meja, kemudian fokus menunggu guru masuk.
Satu persatu siswa mulai banyak yang masuk, hingga kelas yang tadinya suntuk berubah jadi berisik. Tak lama, bel pelajaran pertama berbunyi. Guru wanita dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu, masuk dengan membawa buku di tangan.
"Selamat pagi, anak-anak," salam Bu Guru.
"Pagi, Bu," jawab para murid serempak.
"Sebelum kita memulai pelajaran di pagi ini, semuanya segera kumpulkan tugas Minggu lalu di atas meja, ya," ujar Bu guru.
"Yahh!" Para siswa terlihat menggila. Jawabannya hanya satu, banyak dari mereka yang belum membuat tugas, mereka lupa.
Raska mengambil bukunya lalu mengumpulkannya di depan. Setelah itu, dia kembali duduk tanpa bicara sepatah katapun. Kehidupan sekolah Raska hampir selalu membosankan kaya gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love you, jamet!
Teen FictionBringas, tawuran sana-sini, susah diatur, dan keras kepala. Semua sikap itu identik dengan Aldi Wirawan. Aldi Wirawan akrab disapa Aldi atau Jamet. Ia merupakan siswa SMA Pelita, lebih tepatnya beban SMA Pelita. Aldi itu badboy, cowok nakal yang tak...