salting mulu

381 72 19
                                        

udah lama ya....
ada yang kangen cerita ini nggak sih? :)
***

"Alisha!" seru Mahesa. Gerak langkah bertambah cepat untuk segera menghampiri Alisha yang sedang membaca buku seorang diri di taman sekolah.

Sudah lelah dia berkeliling sekolah untuk mencari gadis berponi ini. Hingga semua orang yang dia lewati menjadi korban dari pertanyaannya. Tidak, Mahesa tidak sedang mencuri start untuk mendekati Alisha. Mahesa paham jika sahabatnya Jefran tertarik pada wanita jakung ini, dia melakukan ini juga atas dasar Jefran.

Saat melakukan sparing bersama SMA Merpati siang ini, Jefran dengan sengaja dijegal oleh pemain dengan posisi pivot saat hendak membawa bola ke gawang lawan. Dan Mahesa merasa bahwa ini ada sangkut pautnya dengan kapten tim dari tim merpati. Siapa lagi kalau bukan Arsen si muka bayi. Muka doang kaya bayi, kelakuan kaya tai. Batin Mahesa.

"Ya, kenapa, Sa?" Alisha cukup kebingungan. Jarang sekali kawan Jefran ini mau berinteraksi dengannya. Bertukar pandang saja tidak pernah.

Padahal dia tidak tahu. Kalau nyawa mereka, Mahesa dan Reygan, bisa berada di ujung tanduk apa bila berinteraksi dengan pujaan hati sahabatnya ini. Apalagi dengan sengaja.

Untung saja saat ini dia benar-benar ada alasan. Dan memang matanya langsung tersihir begitu berbincang secara dekat dengan Alisha. Pesona gadis ini sangat mengagumkan. Pantas saja Jefran selalu uring-uringan bila sehari saja tidak melihat Alisha.

"Mahesa?" Alisha menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah Mahesa. "Eh iya, Sha."

"Kok malah bengong sih."

"Abisnya lo cakep banget."

"Hah? Kenapa?" Mahesa ini sudah tiba-tiba bengong, ngomong pun tidak jelas. "Nggak papa."

"Btw, panggil aku Icha aja." dia merasa aneh bila dipanggil Alisha. Rasanya canggung.

Mahesa menggelengkan kepalanya menolak permintaan Alisha. "Kenapa?"

"Kata Jefran nggak boleh panggil Icha, nggak boleh sok deket sama lo." jujur Mahesa, yang kemudian mengundang gelak tawa wanita dihadapannya itu.

Semakin terpesona saja dia pada wanita ini. Kalau saja dia yang menemukan Alisha duluan, tidak akan ia membiarkan Jefran mencoba mendekati Alisha.

"Nggak jelas gitu. Kamu kenapa manggil aku?"

Kalau saja Alisha tidak bertanya mungkin Mahesa sudah lupa apa tujuan utamanya menemui wanita ini.

"Itu Sha, Jefran tadi cedera gara-gara kena jegal. Di UKS nggak ada penjaga, gue denger kata Mila lo anak PMR kan?"

Dari puluhan anak PMR yang ada disekolah ini kenapa harus Alisha yang dicari. Padahal mereka yang ikut ekskul PMR sudah memiliki label tersendiri di seragamnya. Kenapa juga Mahesa terlihat kelelahan saat menemuinya tadi. Alisha semakin bingung dibuatnya.

Tapi, karena dia juga khawatir dengan keadaan Jefran sekarang, lebih baik dia segera menyusul ke UKS. Kalau lukanya parah dan tidak segera diobati bisa infeksi nantinya. Syukur-syukur kalau luka luar, kalau luka dalam bagaimana.

"Yaudah ayo kita ke UKS." ajak Alisha.

Lagi-lagi Mahesa menolak. Bukan karena tidak suka berjalan dengan Alisha, tentunya. Tapi, karena Jefran meminta mereka untuk memiliki waktu intimate berdua. Entahlah, temannya itu memang tidak tahu diri.

"Lo duluan deh, gue makan dulu laper."

"Makan? Kalo balik beliin Jefran juga ya, takutnya dia belum makan."

Mahesa ogah-ogahan mendengar nama Jefran disebut. Dia sudah muak dengan lelaki hidung belang itu. Sana-sini digandrungi wanita cantik. Memangnya yang tampan cuma Jefran? Dia kan juga ganteng, meski sedikit lebih gelap dibandingkan Jefran. Sudah begitu postur badannya tinggi dan atletis, seharusnya dia lebih mudah dalam mendapatkan hati wanita.

Matcha LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang