(playlist > Niki : Every Summertime)
punya gebetan ya begitu, walau udah kenal lama, kalau nggak jadian ya ujung-ujungnya dianggap saudara.
***Gelapnya langit di pagi hari menebarkan hawa dingin. Rintik hujan perlahan terdengar. Membasahi atap yang semula kering.
Arloji sudah menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit. Seharusnya, para siswa yang akan berangkat ke sekolah sudah bersiap sekarang.
Tetapi, berbeda dengan Jefran yang masih terlelap bersama dengan selimut tebal miliknya. Rasa kantuk seakan-akan tidak ingin menghilang, ia sudah bangun, namun matanya masih terpejam.
Sembari tetap berada dalam posisinya, Jefran memikirkan alasan untuk bolos sekolah hari ini. Atau mungkin berangkat agak siang karena kasurnya terlihat sangat nyaman kala ini.
Jefran menyamankan posisi tidurnya, ia mencari tempat terbaik untuk kembali terlelap.
Saat kesadarannya perlahan mulai menghilang, lelaki itu tersentak begitu mengingat sesuatu dan segera beranjak dari ranjang berwarna khaki miliknya.
Jefran hampir saja lupa bahwa nanti ia akan pulang sekolah bersama Alisha.
Kedua sudut bibirnya mulai tertarik ke atas, mimik wajahnya langsung tampak berbinar. Membayangkan ia akan membawa Alisha untuk menaiki mobil pribadi miliknya. Betapa bahagia perasaannya saat ini.
Bahkan setelah sampai di sekolah, Jefran masih tetap mesam-mesem tidak jelas. "Lo kesambet, Jef?" ujar Reygan yang kini telah berada di samping Jefran, ia menatap Jefran penuh curiga. Sedangkan, satu tangannya memakan gorengan panas yang baru dibeli di kantin.
Tidak biasanya lelaki berdimple ini menebarkan senyum dihari senin. Yang ada malah selalu bolos karena malas untuk ikut upacara bendera.
"Gue lagi bahagia, Rey." jawab Jefran, tangan kanannya merangkul pundak Reygan. Sekarang bukan hanya cengengesan, Jefran malah tertawa sendiri.
"Dia kayanya suka sama si Alisha tuh, Rey." Mahesa yang baru saja tiba di sekolah, langsung ikut bergabung setelah melihat dua sahabatnya sedang asyik berbincang di depan kelasnya.
Jefran melirik sinis ke arah Mahesa. "Gue nggak ada bilang suka sama dia ya, jangan sok tahu deh lo." ia mencibir tidak senang. Jefran memang gitu, suka bodoh soal perasaan.
Reygan sedikit bingung, mengapa nama Alisha jadi terseret disini, sejak kapan mereka berdua mengenal gadis pendiam cantik itu. "Alisha anak IPA satu, Jef? Emang cantik sih dia, sama gue aja kayanya cocok." Reygan mencolek perut Jefran, ia ingin memastikan bagaimana reaksi Jefran.
"Apaan deh, nggak cocok lah. Cocoknya sama gue." bukan Jefran, tapi Mahesa yang malah emosi mendengar gurauan Reygan.
Jefran mengubah ekspresinya menjadi datar. Kehadiran dua orang ini mengganggu ketenangannya. Bukannya semakin senang, ia malah menjadi kesal sendiri.
"Bacot deh kalian. Gue nggak pernah bilang suka sama dia ya. Satu lagi, jangan mimpi deh, lo berdua itu bukan tipe Alisha." Jefran melaju menuju kelasnya. Namun, sebelum beranjak ia sempat menatap jengkel dua orang itu.
"Lo percaya dia nggak suka?" tanya Mahesa, sembari tetap memandang lurus punggung Jefran.
Reygan menaikkan alisnya, ikut berpikir kritis atas pertanyaan Mahesa barusan. "Dari sudut pandang gue sebagai anak sosiologi, itu hanya pengalihan isu sih. Karena kenyataannya Alisha sukanya sama Reygan." jawaban Reygan terdengar penuh percaya diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha Latte
FanfictionJefran si kapten futsal dengan paras diatas rata-rata, yang selalu merasa pesonanya bisa menyihir seluruh wanita, harus bertemu dengan Alisha sang gadis cuek yang tidak peduli dengan kehadiran Jefran disekitarnya. Berbagai upaya dilakukan Jefran, un...