bermula dari perhatianmu, kini aku mengharapkan kehadiranmu.
***Dentuman bass mengalun kencang, mengiringi riuh teriakkan penonton yang mempertegang suasana siang ini. Sahutan demi sahutan terdengar dari segala arah. Gerah dan haus mendadak terlupakan, hanya demi mendukung kedua tim yang sedang berlaga di bawah sana.
"KU YAKIN KAU BISA. KU YAKIN KAU BISA MENANG. KAMI SELALU ADA DISINI. DISINI KAMI ADA UNTUKMU." pemimpin supporter dengan lantang berteriak. Tubuhnya bergerak senada dengan irama nyanyian pasukannya. Semakin kuat suara, membuat semangat semakin membara.
Kedudukan skor dua sama dimenit ke lima belas membuat kedua tim harus ekstra hati-hati menjaga gawangnya. Bola mata kedua penjaga gawang juga mengedar mengikuti arah pergerakan sang pembawa bola. Bunyi-bunyi lantang dari para pendukung itu tidak terdengar lagi di telinga mereka, yang ada hanya rasa khawatir menjalar.
Serangan pertama dilancarkan oleh SMA Merpati. Bola melambung tinggi ke arah pojok kanan bagian atas gawang, tendangannya tepat sasaran. Namun sayang sekali, benda bulat itu berhasil dielak oleh kiper dari SMA Angkasa. Situasi ini membuat sang kapten tersenyum miring usai memandang remeh kapten dari tim merpati yang terlihat kesal.
Saat ini bola sudah berada dalam jangkauan Jefran Askar Diaskara, selaku pemimpin dari tim futsal milik SMA Angkasa. Dengan skill mumpuni yang dimiliki, Jefran menggiring bola melewati tiga pemain secara bersamaan. Senyuman tidak pernah hilang dari wajahnya.
Hingga ia sampai di depan kapten futsal dari SMA Merpati, Arsen Ganendra Alfaro. Dua lelaki tampan itu saling melempar tatapan cukup lama.
"Ready to lose?" bibir Jefran melengkung kebawah, bersamaan dengan bahunya yang digerakkan ke atas. Hal ini menyebabkan Arsen terkecoh sekejap.
Saat waktu dinilai sudah tepat, Jefran mencungkil bola dengan ujung kakinya hingga melambung pelan memasuki gawang tim merpati. "GOLLLLL!!!!!" teriakkan siswa-siswi SMA angkasa menggema. Jefran melepaskan bajunya sebagai bentuk selebrasi. Bentuk kotak enam yang tercetak di tubuhnya membuat kaum hawa kehabisan napas dibuatnya.
"JEFRAN NIKAH YUK."
"CAKEP BANGET COWOK GUE."
"KALAU JEFRAN JADI PACAR GUE, SATU GOR GUE TRAKTIR."
"KAK JEFRAN MESKI DIRIMU NANTI MENIKAH DENGAN WANITA LAIN, KUTUNGGU DUDAMU."
"AYO. AYO KAK JEFRAN. SORE INI KITA HARUS JADIAN."
Sorakan untuk lelaki bernomor punggung empat belas itu bergemuruh memenuhi GOR. Banyaknya suara tinggi yang memang dimiliki oleh kaum hawa membuat senyuman Jefran semakin merekah dibuatnya.
"Emang kapten kita the best." ujar salah satu anggota timnya dengan nomor punggung sepuluh. Ia menepuk pelan punggung Jefran. Begitu pula dengan para anggota lain yang menatap penuh rasa bangga pada Jefran.
Bunyi peluit dari wasit, menandakan babak kedua sekaligus akhir dari pertandingan di siang ini telah usai.
Sorak-sorakan masih memenuhi gedung olahraga kala ini. Kemenangan ini membawa SMA Angkasa pada puncak rasa bangga.
"Gue ke toilet dulu deh." ujar Jefran pada teman di sampingnya. Sedari babak kedua dimulai tadi, Jefran sudah menahan cairan dari dalam tubuhnya itu untuk keluar.
"Gue temenin?" tanya temannya. Yang dibalas anggukan oleh Jefran.
Perjalanan menuju toilet tidak terlalu panjang. Hanya saja toilet berada di belakang GOR, jadi mereka harus melewati berbagai macam manusia untuk menuju kesana.
Hingga saat sampai di toilet. Ternyata sudah banyak yang menanti kehadirannya, seolah mereka tahu bahwa Jefran akan pergi ke toilet. "Waduh. Ini nih yang gue takutin, Sa." ujar Jefran pada lelaki bernama Mahesa Arkana Narendra itu, yang berinisiatif menemaninya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha Latte
FanfictionJefran si kapten futsal dengan paras diatas rata-rata, yang selalu merasa pesonanya bisa menyihir seluruh wanita, harus bertemu dengan Alisha sang gadis cuek yang tidak peduli dengan kehadiran Jefran disekitarnya. Berbagai upaya dilakukan Jefran, un...