Pagi itu seisi Lentera digemparkan dengan berbagai lembaran foto Bianca yang terpajang di mading SMA Lentera Harapan. Gadis itu terlihat sedang tidur dengan seorang cowok yang diduga bukan salah satu murid SMA Lentera Harapan. Hal ini membuat Bianca terkejut stengah mati. Ia langsung mencari Riani dikelasnya. Banyak mata yang menatapnya dengan jijik dan tidak suka. Mereka kira selama ini Bianca adalah gadis berkelas, nyatanya Bianca sama saja dengan perempuan bayaran diluar sana.
Sesampainya dikelas Riani. Bianca langsung menarik tangan gadis itu dan membawahnya ketaman belakang untuk bicara empat mata. Ia menatap Riani dengan kedua mata yang menyalang. Ia yakin sekali jika tengah dijebak. "jelasin sama gue! Ria! Apa maksud dari semua foto-foto itu?"
"ca, gue sama sekali gak tau apa-apa. Malam itu gue udah cari lo kemana-mana. Tapi, lo hilang. Ca." Jelas Riani bohong.
"Gak! Gue gak mungkin melakukan hal sejijik itu!"
"tenang ca. Gue bakalan bantu lo untuk cari tau apa yang terjadi. Believe Me, ca." Ujar Riani sambil menyentuh pundak Bianca.
Bianca menepis tangan Riani. Ia sudah terlihat hampir menangis. Gadis itu lalu beranjak pergi dan meninggalkan Riani ditaman belakang. Sepertinya ia butuh ruang untuk menenangkan dirinya sendiri. Sepanjang lorong ia berjalan dengan perasaan gelisah. Bagaimana jika nanti kedua orangtuanya tahu akan berita ini? Ia tidak bisa membayangkan bagaimana murkanya Anggara Saputra. Ayahnya. Ia pasti akan menjadi aib di keluarganyaa.
Ini benar-benar seperti mimpi buruk. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Bahkan untuk mencari Argantara saja ia sudah tidak punya malu lagi. Ia masuk kedalam toilet, lalu membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dari keran. Ia harus menyelidiki foto-foto itu lebih jauh. Tapi, ia tidak bisa melakukan hal itu sendiri. Ia ingin meminta bantuan kepada Lidya. Tapi, sepertinya gadis itu mulai menjauhi Bianca dan tidak mau berteman dengan Bianca. Apakah ia harus meminta bantuan pada Brandon? tidak cowok itu pasti sudah muak denganya. selama ini dia selalu menolak kehadiran brandon dalam hidupnya. Ia cukup tau diri untuk tidak menghubungi cowok itu. Semua ini makin membuatnya sakit kepala. Bianca tersentak ketika melihat berbagai tulisan yang ada didinding toilet perempuan.
BIANCA PRIMADONA SAPUTRA JALANG! CEWEK MURAHAN! DEPAK AJA DARI PELITA HARAPAN! YOU ARE TRASH!
Hati Bianca terasa sangat nyeri ketika membaca tulisan itu. Apakah ini yang dirasakan senja? Pertanyaan itu muncul dibenaknya. Apakah ini karma untuknya? Hidup nya benar-benar hancur saat ini. Ia menggigit punggung tangannya sambil menangis terisak. Tidak, ia tidak akan kuat untuk menghadapi cacian yang akan menyerangnya nanti. Suara decitan pintu yang terdengar, membuat Bianca buru-buru masuk kedalam bilik toilet. Ia belum siap untuk bertemu orang lain. Ia meremas rok sekolahnya kuat ketika mendengar beberapa siswi tengah membicarakannya sat ini.
"Gue juga gak nyangka! Gayanya aja sok berkelas, padahal kelakuannya murahan banget!
"Mungkin depresi kali karena ditinggal Argantara!
"Kalau gini sih, gue lebih dukung Argntara sama Senja!"
"Pasti keluarganya bakal malu banget!"
"Kalau gue jadi dia, gue bakalan cabut dari Pelita Harapan!"
"Cewek kayak gitu mana punya malu Ah, sampah banget!"
Setelah menunggu lima belas menit, akhirnya suasana kembali menjadi hening. Bel masuk juga sudah berbunyi sedari tadi. Tubuh Bianca masih bergetar. Apakah ia lebih baik pindah sekolah saja? Namun, itu tidak mungkin. Ia sudah kelas dua belas sekarang dan hanya beberapa bulan lagi ia akan menghadapi ujian kelulusan. Dari dalam bilik toilet, ia berusah untuk mengingat adengan demi adegan yang terjadi dimalam itu. Kedua matanya membulat ketika bayangan wajah seorang cowok melintas dalam benaknya. Ia berpikir keras untuk mengingat siapa nama cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANTARA
Teen FictionArgantara Sebastian Adelard.cowok emosian, dan paling ambisi dengan kemenangan yang bertemu dengan Senja Gracia Permata Aditya cewek cantik yang berhasil memporak-porandakan hati argantara,tapi memiliki sejuta rahasia yang tidak diketahui oleh orang...