09. You Are My Cure

602 68 9
                                    

Satu bulan kemudian....

Jing Xiang melirik Hanbin yang baru saja lewat di depannya, Hanbin sempat menoleh dan tersenyum manis.

"Xiang, udah sebulan loh, kapan jedornya?" goda Daeul yang kebetulan duduk di samping Jing Xiang.

Mereka duduk di tribun pinggir lapangan.

Jing Xiang mengulum senyum saat melihat Hanbin tengah bermain basket bersama teman-temannya di lapangan outdoor.

"Nunggu waktu yang tepat dulu gue," sahut Jing Xiang dengan santai.

"Gitu terus jawaban lo, awas diembat orang baru tahu rasa lo," sungut Daeul.

"Gak akan, orang gue sama Hanbin sama-sama suka, cuma belum jadian aja," jelas Jing Xiang dengan banyak alasan.

Daeul berdecih. "Alasan aja terus, emang ya cuma kisah cinta Gyuvin yang paling lancar."

"Apa nih? Kok nyebut nama gue?" Tepat waktu, Gyuvin datang dengan gaya santai dan langsung duduk di samping Daeul.

"Idih, orang yang bucin akut ngapain kesini, gak nge bulol?" Daeul memberikan sindiran keras.

"Udah, kenapa? Iri?"

"Nggak usah sok ya, mentang-mentang udah resmi pacaran gayanya kayak udah jadi pengantin baru aja," gerutu Daeul dengan ekspresi begitu sebal.

Gyuvin tersenyum miring, memang diantara tiga serangkai itu hanya kisah cinta Gyuvin yang berjalan sangat mulus tanpa rintangan.

Ia juga sudah resmi memacari adik dari salah satu most wanted sekolah sejak seminggu yang lalu, dan sialnya Daeul dan Jing Xiang malah tetap menjomblo.

"Eul, lo kenapa? Lagi berantem sama Junseo?" Gyuvin malah menggoda sang sahabat.

"Gak usah nyebut nama Junseo, gue lagi kemusuhan sama dia," gerutu Daeul.

Jing Xiang terkekeh kecil. "Lagi berantem mereka, Vin, cuma gara-gara dia gak sengaja ngeliat Junseo di cafe lagi ngobrol berdua sama Junghyun kemaren."

Gyuvin mengangguk paham, ia kemudian merangkul bahu Daeul dan berucap dengan sok bijak. "Udah gue bilang sama Yunseo aja, dia juga ganteng kok, kalo Junseo dah bikin lo sampai semarah ini, dan dia malah gak meluruskan apapun berarti dia emang gak mau lo deketin lebih jauh."

"Lo jangan bikin gue makin overthinking dong, bikin kesel aja lo," tukas Daeul sembari melepaskan rangkulan tangan Gyuvin dengan kesal, ia langsung beranjak pergi dengan wajah ditekuk masam.

"Ngambek kan, lo sih," kata Jing Xiang sembari menahan tawa melihat tingkah kekanakan Daeul.

"Biarin aja, biar sadar dia, lagian si Junseo juga gak ada perubahan kan satu bulanan ini, jadi percuma aja Daeul tetap berharap sama Junseo." Jing Xiang akhirnya mengangguk seakan menyetujui ucapan Gyuvin yang memang ada benarnya.

"Eh, lo sendiri gimana sama Kak Hanbin?" Giliran Jing Xiang yang jadi pusat ejekan.

Memang benar, Gyuvin akhir-akhir suka menggoda dua sahabatnya, biasa orang baru jadian, jadi makin jahil.

Jing Xiang menghela napas pelan. "Gak tau gue, paling bentar lagi juga resmi."

Ada nada ragu dari intonasi bicara Jing Xiang yang berbeda dari biasanya.

"Lo baik-baik aja?" Jing Xiang menoleh dan tersenyum simpul. "Emang gue kenapa?"

"Lo nggak bisa nyembunyiin sesuatu dari gue, gue bukan Daeul."

"Emang bukan, makanya gue heran kenapa lo peka banget sam keadaan gue," ujar Jing Xiang sembari memandangi Hanbin dari jauh dengan penuh kagum.

Gyuvin mendesah pelan, ia meninju lengan Jing Xiang kesal. "Gue serius, jangan bercanda!"

You and Me We Are Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang