11. Jiwoong

676 60 10
                                    

Jiwoong menemui Jing Xiang secara pribadi di sebuah cafe yang masih milik sepupunya.

Jing Xiang dan Jiwoong duduk saling berhadapan dan suasana diantara keduanya begitu canggung, karena mereka bahkan tak pernah saling bertegur sapa meski satu sekolah.

Sejak Jing Xiang dan Hanbin pacaran, Jiwoong menjaga jarak dari Hanbin, karena tak ingin terkesan menganggu hubungan keduanya.

Meski Jiwoong dan Hanbin lumayan dekat, tapi tetap saja ia masih tau tempat dan tak ingin menimbulkan masalah, apalagi Hanbin sudah ia anggap layaknya saudara kandung.

"Gue mau ngomongin sesuatu tentang Hanbin." Jiwoong dengan berani akhirnya memulai percakapan dengan raut serius.

Jing Xiang memandang yang lebih tua tak senang. "Jadi bener?"

Jiwoong mengerjit. "Bener apanya?" sanggahnya tak paham.

"Lo suka sama pacar gue," tuduh Jing Xiang terkesan sembrono.

Jiwoong tertawa kecil, karena ini bukan pertama kalinya ia mendengar hal itu. "Lo percaya sama rumor kayak gitu?"

Jing Xiang langsung menampik. "Gue sebenarnya bukan tipikal orang yang mudah terpengaruh, tapi saat kita saling berhadapan kayak gini, hal itu seakan membuktikan jika rumor itu benar adanya, karena lo juga ngajak gue bertemu secara pribadi."

Jiwoong mengangguk paham. "Gue paham, tapi gue sekarang mau memperjelas kalo gue gak ada perasaan apapun sama Hanbin, kami emang deket, tapi kami gak punya hubungan spesial selain kakak dan adik biasa."

Jing Xiang terlihat tak percaya, ia menatap Jiwoong lamat-lamat. "Terus? Buat apa lo ngajak gue ketemuan di hari libur?"

"Udah gue bilang gue mau bicarain tentang pacar lo, dan ini bukan tentang gue suka sama dia."

"Lalu tentang apa?" tanya Jing Xiang mulai menuntut penjelasan lebih jauh.

Jiwoong nampak sedikit gusar, tapi ia memang perlu dan harus memberitahu Jing Xiang. "Ini sebenarnya rahasia dan privasi Hanbin, tapi kalo gue gak ngasih tau lo, Hanbin mungkin aja mencoba ngelakuin hal kayak dulu lagi, dia mungkin kembali melukai dirinya sendiri."

Jing Xiang fokus mendengarkan cerita Jiwoong tentang sang kekasih.

Jiwoong menatap Jing Xiang intens, lalu hal itu terucap begitu saja. "Hanbin bukan orang yang benar-benar baik."

"Gak usah bertele-tele langsung ke inti," sela Jing Xiang mulai tak sabar.

Jiwoong menghela napas kasar.

"Dengerin gue baik-baik, karena gue gak akan mengatakan secara rinci. Intinya Hanbin itu bener-bener bukan orang baik seperti yang lo lihat setiap harinya, dia jauh dari kata itu, tapi itu semua ada alasannya."

Jing Xiang menghela napas gusar, ia siap mengetahui semua kebenaran tentang seseorang yang begitu ia cintai. "Apa alasannya?"

"Tekanan."

Jing Xiang mengerjit tak paham, apa maksud Jiwoong mengatakan kata 'tekanan' sedangkan Hanbin seakan tak punya beban apapun selama ini, ia yakin pasti ada yang salah dengan ucapan Jiwoong.

"Dia keliatan baik-baik aja, gue juga gak pernah terlalu menekan dia."

"Ini bukan tekanan dari lo, tapi tekanan dari orang yang paling dekat sama dia, orang yang dia temui bahkan nyaris setiap hari."

"Asal lo tau, dia pernah hampir melukai dirinya sendiri, dia terlalu ditekan dan dituntut untuk ngelakuin semua hal dengan nilai sempurna, karena kalau dia sampai gagal ataupun salah sedikit, dia gak akan aman."

You and Me We Are Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang