BAB 04 || DIA YANG TERCERITA

225 86 39
                                    

"tipu semua orang dengan sebuah senyum seolah kamu baik-baik saja."
__________________________________________________

Al-Birru by : Gitar_senja 🦋
__________________________________________________


"Gimana?"

Kepala Afra menoleh ketika Ayla menghampirinya secara tiba-tiba. Afra menarik napas meski suaranya belum keluar. Mengingat kembali bagaimana sifat dari cowok itu mampu membuat debaran jantungnya berpacu dengan begitu hebat. Minta maaf dengan Rafa adalah suatu hal yang tidak akan ia ulangi kembali.

"Rafa nyebelin!"

Ayla mengerutkan dahi. "Maksud lo?" tanyanya tak mengerti sekaligus heran melihat perubahan sikap Afra yang sama sekali tidak ia ketahui penyebabnya.

"Maksud aku-"

"Gue tahu!" seruan Ayla membuat ucapan Afra terpotong. Gadis itu sempat mengembangkan senyumannya ketika melihat raut bingung yang di perlihatkan oleh Afra kepadanya. "Rafa nembak lo kan?!" Pekikan Ayla tertahan ketika senyuman gadis itu kembali mengembang. Tak heran jika hal itu membuatnya berakhir mendapatkan respon sebuah tatapan tajam dari Afra yang mendengar ucapannya barusan.

"Nembak apaan sih, engga, ya!" Afra membantah cepat. "Narik kesimpulan ga sampai sejauh itu kali, Ay!"

Ayla cengengesan sendiri. Meski keduanya baru berkenalan beberapa jam yang lalu, semua itu tak serta merta membuat keduanya diliputi sebuah perasaan canggung yang menguasai.

"Cuma nebak doang gue."

Afra menggelengkan kepala mendengar hal itu. Sifat seorang Ayla ternyata begitu aktif untuk ia hadapi dengan kesabaran yang begitu ekstra.

"Nih, tas lo!" tangan Ayla tersodor ke arah depan. Ransel berwarnakan coklat dengan sedikit hiasan itu membuat Afra mengerutkan kening ketika melihat akan hal itu.

"Tadi pas lo keluar dan pergi ga izin sama gue, Pak Atha tiba-tiba masuk kelas dan nyuruh kita semua buat pulang. Dia bilang lagi ada urusan."

Afra tersenyum senang. Diamnya ternyata mampu membuat Ayla mengerti.

🦋

"Lo pernah jatuh cinta ga, ra?"

Sedikit berjalan dengan tubuh yang saling beradu satu sama lain, Ayla bersuara meski tubuhnya saling berdempet dengan ratusan siswa yang tengah menuruni tangga sekolah. Kelas yang mereka berdua tempati berada di lantai dua. Tak heran jika hal itu seringkali membuat Ayla-gadis dengan pesona yang tak kalah cantik dengan Afra itu mendengkus ketika tubuhnya selalu terselip.

"Engga."

"Masa, sih?!" Ayla sedikit tidak percaya. Nada suaranya terdengar jelas di indera pendengaran Afra meski suara gemuruh mendominan.

Afra tak ambil pusing. Bernapas lega ketika ia bisa menghirup udara sejuk, membuat helai anak rambutnya tersapu angin meski hanya beberapa saat.

"Lo beneran ga pernah jatuh cinta?" Ayla kembali mengulang pertanyaan yang sama. Dia masih tidak percaya jika Afra belum pernah merasakan rasanya jatuh cinta kepada lawan jenis. Yang ia tahu, selama apapun seorang perempuan bertahan dengan kesendiriannya, rasa suka terhadap lawan jenis akan selalu ada meski menggenggamnya terasa sulit dan mustahil.

"Engga. Aku ga pernah jatuh cinta." Afra kembali memberikan jawaban yang sama. Gadis itu sedikit tidak paham ketika Ayla kembali memberikan pertanyaan yang sama kepadanya. Tidak ada yang salah, kan?

"Kalau ada orang yang buat lo jatuh cinta, gimana?" Ayla menyimpan dua tangannya pada tali ransel yang ia pakai. Gadis itu menunggu jawaban apa yang akan ia dapatkan dari Afra yang terlihat tengah berpikir-menimang-nimang terlebih dahulu ucapan apa yang akan ia keluarkan untuk menjawab pertanyaannya.

Al-Birru (DIROMBAK)Where stories live. Discover now