Chapter 4

147 30 0
                                    

oOoOo

Warning!!
Biasakan budidaya vote
Char asli bukan milik saya
Di larang plagiat

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

━━━━━━━━━━━━━━━━━

.

.

.

.

.


Pelajaran pun berakhir dan akhirnya aku bisa pulang, barang-barangku telahku kemasi semuanya.

"(Name) sehabis pulang sekolah kau tak berniat kemana-mana" yura seorang gadis yang menolongku tadi tak butuh waktu lama telah menjadi temanku terdekatku.

"Aku sudah memiliki janji dengan hajoon setelah pulang sekolah, memangnya kenapa yura?" seketika yura nampak murung mendengar jawabanku.

"Bagaimana kalau kita shopping di mall akhir pekan ini" jika di pikir-pikir lumayan shopping gratis asalkan di mall milik keluarga jay.

Wajah yura yang semulanya nampak murung seketika cerah "Baiklah akhir pekan ya!" aku pun menganguk.

Kami pun berjalan keluar dari kelas bersama saat keluar dari pintu kelas nampak hajoon yang sudah menunggu sambil bersandar di tembok dengan fokusnya yang berada di smarphonenya.

"Sudah?" hajoon melirikku sambil menyimpan ponselnya di kantong celana, aku menganguk ia pun berjalan yang langsungku susul dengan berlari pelan.

Aku menghadap ke belakang lalu melambaikan tanganku pada yura sambil tersenyum yang dibalas olehnya dengan cap jempol yang tak ku mengerti.

Aku menatap bangunan yang berdiri tegap di depanku "kita akan karaoke?"

"Bagaimana kalau ke kafe yang sedang terkenal di instagram saja?" seketika aku mengeleng cepat.

"Tidak aku juga sering karaoke di seoul bersama teman-temanku" aku langsung melangkah masuk kedalam gedung.

Hari sudah menjelang sore dan nampaknya kedua adam dan hawa telah puas bermain-main sedari tadi menikmati masa mudanya seperti berkaraoke dan bermain di timezone seperti yang baru saja mereka lakukan.

"Terima kasih sudah membawakan bonekaku hajoon" aku menatap hajoon kurang enak bagaimana pun ia membawa boneka besar teddy bear yang baru saja aku dapatkan dari mesin capit.

"Ini tak berat sama sekali" hajoon nampak tak keberatan membawa boneka yang hampir menutupi wajahnya sebagian tapi malah nampak enteng.

Suasana seketika hening tak ada lagi yang berani membuka suara walau jalan masih nampak ramai dengan lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki tapi suasana di antara keduanya nampak hening "boleh aku meminta nomormu hajoon?" (name) nampak sedikit ragu dengan permintaan.

"Ponselmu?" (name) yang awalnya menunduk menanti jawabannya dengan cepat langsung mengambil ponselnya yang berada di saku.

Aku memberikan ponselku yang langsung hajoon terima.

🎶Sawarasenai 🎉 kimi wa shojou nanoböKù🌸Wâ🧚ÿARiçHiñ🤴BįCChī😾ńO😩oSû🚣Dà🎉YO💦🎶

"Eeh?" wajah (name) nampak bingung mendengar lirik lagu yang terdengar sangat familiar di telinganya sehingga mengajak (name) menyanyikannya.

"Temanmu menelponmu" hajoon memberikan ponsel yang ia pengan padaku.

"Terima kasih" aku tersenyum canggung bagaimana pun lagu yangku jadikan nada dering ponselku memiliki arti yang aneh untung saja hajoon tak mengetahuinya.

Aku melirik ponselku yang menunjukan nama kontak haneul, tak butuh waktu lama aku langsung menerimanya.

"Ya ada apa haneul?" aku bingung biasanya jam segini setelah pulang sekolah haneul akan menemani phs mini di minimarket.

"BABI MENGHILANG (NAME)!! BUKAN HANYA BABI! ZIN, HOBIN JUGA IKUT MENGHILANG!"

dengan spontan aku sedikit menjauhkan telingaku dari ponselku, karena haneul bisa saja memecahkan gendang telingaku di balik ponsel.

"BUKAN HANYA ITU! JANGHYUN JUGA SEDANG MENCARI WONSEOK DAN SERIM YANG HILANG!"

"Tenanglah haneul mereka pasti akan kembali"

"tapi (name) babi bagaimana hiks"

Suara haneul sepertinya nampak akan menangis keras sepertinya.

"Seok mini pasti sedang di latih oleh mr sophia, zin sudah di tebak sedang membujuk seok untuk kembali, kalau hobin pasti ia tengah pulang kampung, kalau wonseok dan serim aku tak tau kenapa"

"Tapi pintu rumah babi sudah terbuka"

"Hush percaya padaku oke"

"Baiklah"

Suara haneul nampak murung, aku pun mematikan sambungannya lalu memberika ponselku lagi pada hajoon.

"Kenapa?" melihat ekspresiku yang lelah membuat hajoon nampak sedikit penasaran dengan pembicaraanku barusan.

"Temanku tak pulang-pulang" aku menjawab seadanya.

"Apa kau tak mengkhawatirkannya-"

"Tentu saja! Bagaimana bisa aku tak khawatir" potongku cepat.

"Tapi aku yakin mereka akan kembali" sambungku lagi sambil termenung, suasana kembali hening.

"Baiklah sudah" hajoon mengembalikan ponsel, aku menerimanya.

Tak terasa ternyatakami sudah sampai di depan apartemenku "terima kasih untuk hari ini" aku tersenyum sambil menerima juga boneka yang aku dapatkan tadi.

"Baiklah" tangan hajoon berada di atas kepalaku lalu mengacak-ngacaknya membuatku terdiam sejenak.

"Aku pergi" hajoon berbalik ia pun berjalan menjauh dari pandanganku secara perlahan.

Setelah memastikan hajoon sudah tak berada di pandangannya seketika (name) memengang kepalanya bekas diacak-acak hajoon "Anjir di pap pap husbu baru akskskaaka" (name) melompat kegirangan sambil memeluk boneka teddy bearnya.



Maaf jika banyak typo

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

━━━━━━━━━━━━━━━━━

.

.

.

.

.


A novel by: rin
Word: 721
Publikasi: jumat 3 maret 2023

Questims x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang