Chapter 3

193 36 2
                                    

oOoOo

Warning!!
Biasakan budidaya vote
Char asli bukan milik saya
Di larang plagiat

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

━━━━━━━━━━━━━━━━━

.

.

.

.

.


Akhirnya aku harus menceritakan semua cerita yang ku rangkai dari jauh-jauh hari seperti korban bully lah, padahal (name) adalah monster menurut sudut pandang para pembully.

Mendengarnya ibuku langsung memelukku erat sambil mengelus kepalaku.

"Baiklah mulai sekarang (name) akan pindah di sekolah yang sama dengan soohyun dan dahyun"

Kata-kata dari ibunya sering teringan-ngian di kepala (name) sampai terbawa mimpi dimana (name) menangis sesegukkan karena tak bisa adu panco lagi di sekolah dengan vasco yang selalu berakhir seri.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukkan pintu terus mengiterupsi kamar (name) yang masih menampak pemiliknya tengah tertidur pulas di atas kasurnya.

"(NAME) BANGUN!"

Suara seruan yang nampak memekingkan telingan membuat (name) tersadar dari alam mimpinya, tapi ia tak mengubah posisinya sama sekali dan hanya matanyalah yang terbuka termenung menatap langit-langit kamarnya.

Bruk

Bruk

Dobrakkan pintu yang kasar membuat risih (name).

"IYA BR*NGS*K" suara ketukan pintu yang tak terdengar seperti ketukkan itu berhenti lalu di susul dengan suara langkah kaki yang pergi menjauh.

(Name) sangat menyakini bahwa itu adalah olah soohyun.

Setelah berdiam diri dengan posisi yang sama selama beberapa menit,(name) memutuskan untuk bangkit sebelum ia kembali tertidur karena  termenung sebagai rutinitas bangun tidurnya.

(Name) bergegas ke kamar mandi melakukan ritual mandinya, setelah selesai ketukkan pintu yang lebih sopan dari pada sebelumnya terdengar.

"(Name)" suara lembut dan menenangkan dari balik pintu terdengar yang (name) yakini adalah ibunya.

(Name) bergegas membuka pintu kamarnya dan menampakkan ibunya yang tengah berdiri sambil memengang seragam sekolah yang nampak asing bagi (name) karena tak sama seperti seragam sekolah jaewon.

"Pakailah dulu seragam dahyun nanti ibu akan membelikanmu yang baru" aku menganguk murung, sebenarnya aku masih belum siap berpisah dengan teman-temanku yang bersekolah di jaewon.

"Lalu sarapan, ibu akan mengatarkanmu untuk mendaftar karena soohyun dan dahyun sudah pergi sedari tadi" aku menganguk wanita paruh baya beranak tiga itu pergi membuatku menutup pintu kembali.

(Name) telah memakai seragamnya lalu keluar dan sarapan bersama ibunya di meja makan.

Semuanya biasa-biasa saja karena keduanya makan dengan khimat sesekali juga wanita yang di sebut ibu bagi (name) itu bertanya dan di jawab seadanya oleh (name) dengan sedikit bumbu kebohongan.

Questims x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang