I. Perjalanan Menuju Kebaikan

130 19 1
                                    

Pagi yang cerah, suasana yang sejuk di daerah pedesaan. Hutan yang rimbun dapat terlihat pada pegunungan yang ada di sekeliling tempat. Tampak beberapa rumah kayu yang terdapat di antara pegunungan tersebut.

"Ayah, kapan kita akan berangkat? Amanda sudah tidak sabar!" kata seorang gadis kecil bermata biru muda, memiliki rambut yang terurai cantik berwarna hitam kecoklatan berusia 9 tahun memeluk kaki ayahnya sambil tersenyum berseri-seri.

"Sebentar ya nak..." jawab James tersenyum melihat anaknya yang imut itu. 

"Baiklah." balas Amanda sekali lagi tersenyum cerah.

"Apakah semua sudah siap sayang?" kata James menoleh ke arah seorang wanita berparas cantik dengan mata hijau zamrud berambut hitam kecoklatan Sydney, istrinya.

"Tampaknya sudah siap. Mari kita pergi sebelum Amanda menunggu terlalu lama." jawab Sydney tersenyum melihat ke arah Amanda.

"Baiklah, ayo." kata James pergi ke arah Amanda dan mengangkatnya.

"Ayo!!" seru Amanda kegirangan.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil setelah mengecek semua barang yang akan dibawa. Keluarga James akan pergi ke daerah perkotaan untuk mencari pekerjaan yang sekiranya dapat lebih mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka.

Hari berlalu dengan cepat, tidak disangka matahari sudah terbenam namun mereka belum tiba di kota tempat tujuan mereka dan masih berada di tengah hutan yang adalah jalan pintas menuju kota.

"Nak... tidurlah terlebih dahulu,  tampaknya kita tidak akan bisa tiba di kota hari ini." kata James menoleh ke arah Amanda dengan senyuman kecil kemudian memarkirkan mobilnya di ujung jalan setelah memberi aba-aba kepada Sydney agar melanjutkan perjalanan pada keesokan harinya, lalu membuka sedikit ruang di setiap sisi jendela mobil agar dapat terjadi pergantian udara yang segar disana sebelum mematikan mesin mobil. 

"SAYANG!!" jerit Sydney menarik dan memeluk Amanda di dalam mobil yang terbakar. Diperlihatkan sebuah tempat kosong dan hampa. Segalanya hitam dengan James yang berdiri tepat di depan sebuah mobil yang sedang terbakar.

"IBU!! SAKIT IBU!!! AYAH!! TOLONG!!" jerit Amanda menangis merintih kesakitan yang luar biasa melihat ke arah ayahnya yang sedang berusaha menghantam pintu mobil yang sudah mulai di lalap api.

"Sayang... t-tinggalkanlah kita berdua disini... kamu harus hidup..." kata Sydney melihat ke arah James menangis sembari api yang sudah mulai melahap dan menjalar ke seluruh mobil.

"TIDAK!!" jerit James sambil tetap berusaha menghantam pintu mobil agar bisa membukakan jalan keluar bagi istri dan anak tercintanya.

"PERGI!!" jerit Sydney menahan luka bakar sembari tetap memeluk melindungi Amanda.

James yang mendengar jeritan Sydney yang sedemikian rupa, menjerit sekuat tenaga mulai berlari meninggalkan mobil tersebut.

DUAR!!! Ledakan yang dahsyat datang dari arah belakang James.

"WUAHH!!" jerit James bangun dari mimpi buruknya dengan keringat dingin yang mengalir di sekujur tubuhnya seketika membangunkan Sydney dan Amanda.

"Kamu baik-baik saja, yah?" tanya Amanda dengan nada yang cemas.

James yang mendengar pertanyaan tersebut lega bukan main, mukanya yang pucat dengan jantung yang berdebar-debar membuatnya tidak dapat menjawab pertanyaan anaknya dikarenakan shok yang baru saja dialaminya.

"Semua itu tampak sangat nyata.." kata James masih dengan muka yang pucat menatap ke depan kosong.

Amanda yang melihat muka ayahnya menangis takut memeluk ibunya dengan erat sampai membuat James kembali dari lamunannya.

"Ada apa, apa yang kamu lihat?" tanya Sydney kepada James dengan muka yang sangat cemas sambil menenangkan Amanda dengan mengelus kepalanya berulang kali.

"Mimpi yang sama seperti yang sudah beberapa kali terjadi, namun kali ini berbeda. Mimpi kali ini tampak sangat nyata..." kata James menatap ke mata istrinya dengan tampang yang serius.

"Baiklah... semua akan baik-baik saja. Mari kita tunda perjalanan kita hingga ayah bisa mengendarai mobil lagi, oke sayang?" tanya Sydney melihat anaknya yang sudah mulai tenang.

"B-baiklah." jawab Amanda.

James meneguk air keluar dari mobil dan merasakan udara segar untuk menenangkan dirinya dari kejadian tadi.

"Aku harap semua akan baik-baik saja.." kata James pelan diluar mobil melihat jalan yang harus ditempuh masih jauh di depan sana.




The Last OutbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang