Bagian Empat

415 56 0
                                    

Rabu pagi anak-anak kelas Hanan pada heboh, pasalnya hari ini mereka ada Ulangan Harian Kimia dadakan, iya dadakan jadi bisa kalian bayangkan gimana paniknya anak kelas hanan.

Berbeda dengan teman sekelasnya Hanan terlihat lebih santai, dari pada heboh tidak jelas mending belajar kan?

"Heh nanti bagi jawabannya"

Hanan menghela nafas padahal mereka punya otak masing-masing tapi kenapa tidak mau mikir coba, sebenarnya bukan sekali duakali anak kelasnya pada minta jawaban dengannya setiap hari malahan.

Tapi hanan itu tipe orang yang mau berbagi jawaban kalau itu tugas, kalau ujian ia tidak mau.

"Kamu bisa pikir sendiri saka"

Lelaki yang di panggil saka oleh Hanan menendang  kaki meja hanan "lo berani sama gue"

"Kenapa aku harus takut sama kamu"

Saka mencengkeram kerah baju Hanan"jangan coba lawan gue hanan kalau lo nggak mau tulang lo patah"

"Saka ngapain kamu di meja Hanan"

"Mau belajar bareng pak"

Hanan bersyukur guru kimia mereka datang, kalau tidak ntahlah ia tidak tahu. Walaupun di ancam saka, hanan tetap tidak memberikan jawabannya. ia tidak peduli saka yang memandangi nya seperti ingin membunuhnya saat itu juga.

Bel istirahat berbunyi, niatnya hanan mau ke kelas jerry tapi gagal saat seseorang menyeretnya dengan paksa.

Hanan di bawah geng saka ke gudang, bisa ia lihat di sana ada jovan. Ntah apa yang dilakukan jovan disini hanan tidak tahu.

"anak ini yang nggak mau bagi jawaban ke gue" saka mendorong pundak Hanan hingga tersungkur, herannya jovan hanya diam.

"Udah habisin aja sekarang" ucap salah satu teman saka.

"Jov bantu gue"

Jovan diam tidak menanggapi ucapan saka.

"Jov lo denger enggak sih"

"Gue ada urusan, gue duluan"

Hanan menatap sendu sang kakak, jovan serius meninggalkannya disini. Oh hanan lupa kalau mereka berdua akan berpura-pura tidak mengenali jika berada  disekolah.

Ini permintaan dari Hanan, tentunya Jovan hanya bisa menuruti permintaan adiknya.

"Mas tolong"

Saka menyunggingkan senyumnya"hanan...hanan lo pikir lo siapa heh, laki-laki lemah kayak lo kok nantangin gue"

Bugh

Satu pukulan menghantam pipi gembul hanan, perih itu yang hanan rasakan. Ia hanya berharap ada keajaiban yang bisa menolongnya saat ini.

"Lo kok diem coba dong lawan gue kayak di kelas tadi keluarkan suara lo"

Tak

Hanan meringis, tulang keringnya di tendang saka.

"Mana suara lo" Saka menjambak rambut hanan hingga kepalanya mendongak menhadap saka

"Sak-a lep-as s-ak-it"

"Apa-apa gue kurang kenceng"

"Lep-as-

Brak

Pintu gudang terbuka, menampilkan jerry dengan nafas memburu. Matanya memanas melihat kondisi Hanan.

Bugh

"Anjing lo saka, dimana otak lo bangsat"

Jerry membabi-buta saka ia sudah kepalang emosi,Apa manusia yang ada di sini tidak punya hati nurani membiarkan orang lain di siksa seperti itu

Bugh

Teman-teman saka hanya menonton tidak ada niatan ingin membantu saka.

"Mati lo bangsat"

"Jerry udah kasian Saka"

Jerry menatap hanan, ia tidak abis pikir bagaiman bisa saka mengasihani orang seperti saka.

"lo gila, lo hampir mati di buat setan ini Hanan"

"Iya aku tahu, tapi udah saka bisa mati Jerry"

Jerry mengepalkan tangannya, ia benci hanan yang sok peduli sama orang lain "ke uks obatin luka lo"

"Maaf jer-

"Gue bilang ke uks obatin luka lo hanan"

Hanan menghela nafas, saat ini jerry lagi emosi lebih baik ia menurut dari pada membuat pemuda itu semangkin emosi.

Hananta | Jeno Haechan |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang