Bagian Tiga

451 60 1
                                    

Hanan mendengus, ia bosan. Jerry sudah tidur padahal masih jam 8 tapi pemuda itu sudah menelusuri alam mimpi.

Senyum hanan mengembang saat ponselnya menampilkan nama Jovan.

"Assa-

"Mass bosan tahuu"

"Heh salam dulu"

"Hehehe lupa , assalamu'alaikum Mas jovan"

"Wa'alaikumsallam, kamu lagi apa"

"Coba mas lihat di balkon Jerry"

Memang rumah jerry dan rumah mereka bersebrangan, jadi tidak sulit bagi jovan untuk melihat Hanan.

Hanan melambaikan tangannya saat melihat jovan membuka pintu balkonnya.

"Udah makan"

Hanan mengangguk"udah, mas sama ibu udah makan belum"

Jovan mengangguk"udah, kok belum tidur"

"Belum ngantuk, ibu udah tidur ya"

"Ntah mas nggak tahu, Hanan kamu nggak marah"

Hanan mengernyit"kenapa marah"

Jovan menghela nafas"ibu, kamu nggak marah sama ibu"

Hanan menggeleng, ia tidak marah lagi pula untuk apa ia marah.

"Maafin mas belum bisa bujuk ibu"

Hanan tersenyum"nggak apa-apa mas, ibu emang pantas benci aku"

"Nggak kam-

"Jovan kamu bicara dengan siapa itu"

Jovan menatap hanan yang tersenyum di sebrang sana, senyumnya yang membuat jovan merasa bersalah dengannya.

"Sana masuk nanti di marah ibu"

Jovan menghela nafas, matanya memerah bukan karena menahan kantuk tapi menahan tangisnya supaya tidak jatuh didepan sang adik.

"Mas masuk udah malam"

Jovan mengangguk menutup pintu balkonnya, bisa hanan lihat dari pintu balkon jovan yang tidak tertutup oleh tirai. disana ibunya membawakan segelas susu untuk jovan, tidak lupa senyumnya yang tidak luntur jika bersama jovan.

Bolehkan Hanan iri? Hanan tidak pernah namanya di sayang oleh ibu, tidak pernah bertemu dengan ayahnya. berbeda dengan jovan yang mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibunya, jadi wajarkan kalau hanan iri?

"Heh ngapain di luar"

"Astaga Jerry kaget tauu"

Jerry menggidikan bahunya, netranya tidak sengaja melihat jovan dan ibu mereka sedang bercanda.

"Lo ngapain disini ayo masuk"

"Males enakan disini seger udaranya"

Jerry mendengus, menarik hanan untuk masuk ke dalam dekapannya.

"Jerry kamu apaan sih" hanan memberontak tapi jerry semangkin erat memeluknya

"Lo mau dipeluk kan, ini gue udah peluk lo"

Hanan berdecak"kamu bodoh jerry, kalau orang lain lihat kita pelukan gini gimana"

Jerry menyentil dahi Hanan sang empu meringis

"pikiran lo yang iya-iya ya"tuduh Jerry

"Yakan bisa aja orang lain mikir kita itu ngapa-ngapain"

"Dih gue normal bestie nggak selera sama lo"

Jerry masuk kedalam kamarnya sebelum hanan melemparnya sandal.

"JERRY KAMU KIRA AKU MAU SAMA KAMU, ENGGAK YA"

Ntah mereka berdua sadar atau tidak, jovan sedari tadi memperhatikan mereka berdua dari dalam kamarnya.

"Hanan kalau sama jerry senyum terus ya, maaf mas nggak bisa buat hanan tersenyum kalau didekat mas, maaf mas belum bisa jadi kakak yang baik untuk hanan"

Hananta | Jeno Haechan |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang