Bagian Enam

443 64 2
                                    

Hanan membaringkan tubuhnya di kasur, kepalanya sedikit pusing, kakinya juga masih sakit walaupun Jerry sudah memijatnya tadi.

Helaan nafas keluar dari bibirnya ntah berapa kali ia melakukan hal itu. Hanan kangen Hanan kangen sama ibu, Hanan pingin di peluk sama ibu.

Butiran kristal bening lolos begitu saja, Dari kecil Hanan tidak tahu sosok ayah itu gimana, kasih sayang ibu rasanya seperti apa, Hanan tidak tahu

Dulu waktu Aidan kecil sering kali manggil Ayah jovan dengan sebutan Ayah, tapi Ayah jovan bilang kalau ia bukan Ayahnya. Ibu juga setiap Hanan panggil ibu selalu marah selalu dipukul dan berakhir jerry yang membawanya pulang kerumah pemuda itu.

"Hanan ngapain"

Hanan menggeleng buru-buru mengusap air matanya" mas baru pulang"

"Iya, kamu udah makan belum mas bawa makanan tuh"

"Nggak laper, mas makan aja aku mau tidur" Hanan mengubah posisi menjadi membelakangi Jovan

Jovan menghela nafasnya"maafin mas ya dek belum bisa jaga kamu"

Jovan membenarkan selimut Hanan lalu bergegas pergi dari sana.

Hanan tidak bisa membendung tangisnya, setiap melihat Jovan ada rasa bersalah disana. Hanan berpikir kalau ia selama ini hanya merepotkan Jovan.

"Mas seharusnya aku yang minta maaf, maaf karena aku ibu sama Ayah mas jov pisah"

"Maaf mas"

-----

Hanan terbangun dari tidurnya saat dirasa cahaya matahari masuk dari balik tirai jendelanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

Entah kenapa kepalanya terasa berat, tubuhnya juga merasa lemas pagi ini. Mungkin karena efek nangis tadi malam itu lah yang ada di benak Hanan.

Ia memandang dirinya lewat pantulan cermin, bibirnya pucat dan juga matanya terlihat sayu.
Setelah selesai Hanan beranjak keluar dari kamarnya.

"Sekolah bareng mas ya"

Gelengan pelan yang didapatkan jovan" nggak mas, aku naik sepeda aja kayak biasanya"

"Yakin muka kamu pucat banget, nggak usah sekolah aja deh"

Hanan mencebik"lebay aku berangkat ya nanti ku makan bekalnya"

Hanan pikir pusingnya akan hilang sendiri, tapi apa tubuhnya semangkin lemas pandangan nya juga sedikit blur.

"Shh kenapa lagi sih"

Sesampainya di kelas Hanan membenamkan wajahnya diantara lipatan tangannya, ia akan tidur sebentar untuk menghilangkan rasa pusingnya.

"Hanan lo ngapain njir"

"Apa lagi Jerry aku mau tidur"

Jerry mendengus" nggak biasanya lo tidur"

"Ya biarin emang kamu aja yang bisa tidur, mau ngapain kesini"

"Kenapa? nggak boleh?, ini juga kelas gue"

Hanan memandang tidak suka jerry yang duduk disampingnya"kamu pindah?"

"Iya, kenapa? nggak suka"

Hanan menggeleng"bangunin ya kalau udah ada guru"

"Lo kenapa dah? sakit" Jerry menempelkan punggung tangannya anget itu yang di rasakan Jerry.

"Ke uks yuk badan lo panas"

Hanan menggeleng ini masih terlalu pagi banget buat ke uks. Hanan memilih untuk menahan rasa pusingnya sampai jam istirahat nanti.

Setelah beberapa menit guru kimia mereka masuk, menjelaskan beberapa materi yang harus mereka pelajari nanti, tapi Hanan merasa ada sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya.

"Nan lo kenapa"

Hanan tidak menjawab, semua isi perutnya ingin keluar saat ini, untuk sekedar membuka mulutnya saja tidak bisa.

"Hanan kamu kenapa" tanya guru kimia itu

Hanan tidak menghiraukannya ia berlari pergi keluar kelas, dengan kedua tangannya yang berada di depan mulutnya.

"Bu maaf saya susul hanan ya, dia lagi sakit"

Jerry melihat hanan sedang muntah, membantu dirinya dengan mengusap-usap tengkuk hanan. Gejolak diperutnya tida bisa di tahan, hanan memuntahkan semuanya tapi yang keluar hanya cairan bening.

Karena memeng perut hanan dari semalam Sampai pagi tadi belum diisi makanan.

"Ayo ke uks aja muka lo pucet banget"

Hanan mengangguk lemas, berjalan di bantu Jerry pemuda itu tidak berhenti mengomelinya dari tadi

"Kebiasaan banget lo gak sarapan,apa susahnya tinggal makan nasi doang nan"

Jerry mengoleskan minyak ke perut hanan kata mama biar nggak mual lagi.

"Jer padahal aku ngga papa"

"Mata lo copot itu nggak Papa, lo nggak tahu seberapa khawatir nya gue tadi lo malah cengar cengir nggak jelas gitu"

"Kamu naksir sama aku jer"

Tak

"Lo muntahin otak lo juga atau gimana dodol banget heran"

Hanan terkekeh" galak banget kayak perawan"

"Jangan sampek kursi nya melayang ya nan, lo kenapa kok bisa gini" Jerry mengambil duduk di samping brankar Hanan

"Cuman pusing, paling juga masuk angin"

"Makanya kalau makan tuh nasi jangan makan angin, terbang baru tahu rasa lo"

Boleh hanan bilang jerry itu cerewet nya ke bangetan.

"Gue beliin makanan ya lo tunggu sini"

Hanan memejamkan matanya tapi pipinya di pukul jerry

"Merem gue tonjok lo nan"

"Pusing ya ampun Jerry"

"Kerumah sakit aja gimana, atau gue kasih tau jovan"

Hanan menggeleng"jangan, kamu kalau mau balik ya balik kekelas sana aku cuman mau tidur bentar aja"

Ting

✉️ Jovan

'jer dimana'

'uks kenapa'

'bolos?'

'iya gara-gara adek lo''

"Jer sempet kamu kasih tahu mas jovan kita musuhan"

"Iya nggak gue kasih tahu"

***

Udh seminggu lebih aku nggak up😭 masih ada yang baca, Kyknya nggak ada ya :)

Ya udhlh gpp, see u next chapter ❤️

Hananta | Jeno Haechan |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang