Lagi-lagi harapan Haru untuk dapat tidur dengan nyenyak selalu gagal. Suara ctek ctek di pintu balkonnya terdengar sangat berisik. Mau tidak mau dia membuka pintu balkon.
Ia bersedekap memandang cewek berambut lurus sebahu. "Pril, lo nggak ada kerjaan lain selain gangguin tidur gue?"
Bukannya menjawab, Prilly malah melompati pagar balkon seperti yang sering dilakukannya saat SD dulu. Ia mendarat mulus di depan Haru.
Haru bersedekap. Ia hendak marah-marah namun saat berdiri lebih dekat, dia bisa melihat wajah sembab Prilly. Sepertinya cewek itu habis menangis.
"Ada apa?" tanya Haru akhirnya bersimpati.
"Tadi gue dikunci di toilet sekolah," cerita Prilly.
"Sama siapa?"
Prilly menggeleng. "Nggak tahu, tapi untung saja Lily nolongin gue. Cuma dia satu-satunya orang yang baik sama gue di kelas," curhatnya.
"Lily?" ulang Haru. "Lo deket sama Lily?"
"Kami duduk bersebelahan, kenapa memangnya?"
Haru menggeleng. "Nggak, nggak apa-apa. Mau masuk? Gue punya coklat panas."
Wajah sembab Prilly berubah riang. "Mau mau!" Dia hendak mengikuti Haru ke dapur tapi cowok itu memintanya menunggu di kamar karena mamanya sedang di rumah.
Haru kembali beberapa saat kemudian membawa coklat panas untuk Prilly. Dia mengunci pintu kamarnya dengan hati-hati.
"Hmm, lo memang berguna!" Prilly menghirup aroma coklat itu dalam-dalam sebelum menyeruputnya.
"Dan lo selalu nggak berguna!" balas Haru.
"Ishh!!!" Prilly memanyunkan bibirnya. Dia meletakkan mug di atas meja belajar Haru dan mulai berjalan berkeliling kamar.
Matanya menangkap bingkai foto empat orang cowok berseragam SMA yang sedang tersenyum lebar.
"Bukankah dia...?" Prilly menunjuk foto Fahren di samping Haru.
"Lo kenal Fahren?" tanya Haru.
"Gue ketemu dia di atap sekolah tadi pagi. Dia bolos pelajaran buat ngerokok!" jujur Prilly. "Gara-gara dia gue dikunci di kamar mandi. Kelihatannya dia punya banyak fans."
"Dia memang punya banyak fans bar-bar. Tapi dia sudah punya pacar," jawab Haru.
"Oh ya, siapa?" Prilly menoleh penasaran.
"Habiskan, setelah itu balik ke kamar lo!" perintah Haru tanpa menjawab pertanyaan Prilly.
Namun Prilly hanya menyeruput sedikit coklat itu dan meletakkannya kembali. Matanya masih meminta penjelasan. "Siapa? Lo kan tahu gue nggak suka dibuat penasaran."
Dahi Haru berkerut. Berulangkali ia berpikir apakah dia harus memberitahu Prilly? Tapi Fahren sudah mengancamnya untuk merahasiakan apa yang terjadi di malam itu.
"Kalau lo nggak mau ngasih tahu nggak apa-apa. Gue akan cari tahu sendiri dengan cara gue," jawab Prilly sembari menyeruput coklatnya sekali lagi.
"Lily," jawab Haru akhirnya.
"Eh, siapa?" tanya Prilly tak yakin.
"Lily... teman sebangku elo."
Tatapan mata Haru terlihat gelisah. Apakah memberitahu Prilly adalah hal yang tepat atau justru akan menjadi petaka baginya. Namun agaknya Prilly menyadari hal itu.
"Apa ada sesuatu yang lo sembunyikan dari gue?" selidik Prilly ingin tahu.
"Nggak, gue nggak menyembunyikan apapun."
![](https://img.wattpad.com/cover/331053028-288-k810466.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HELL CLASS
HorrorAda sebuah kelas misterius di Pentagon High School. Namun, tidak ada yang tahu dimana kelas itu. Konon, apapun permintaan siswa Pentagon akan dikabulkan jika menulis di papan tulisnya. Catharina Lily, kekasih Fahren belum lama meninggal dengan menya...