1. penjara bawah tanah

243 26 3
                                    

Teng teng teng

Aku sudah terbiasa dengan kesunyian, tetapi rasa nya malam ini lebih mencekam dengan terdengar suara lonceng sangat keras di telinga ku, sehingga membuat ku ter bangun dari tidur yang buruk ini. Tidak jauh dari tempat ku, melihat ada tahanan baru yang masuk ke dalam sana. Ternyata suara lonceng itu menandakan kalau ada tahanan baru yang akan masuk penjara bawah tanah.

Tuan Hercules benar benar kejam, Aku baru sadar kalau ia memenjarakan hanya seorang gadis sebaya ku, mungkin untuk dijadikan istri tetapi banyak yang menolak, kita tidak tahu nasib apa yang selanjutnya kita akan hadapi disini. Apakah kita akan mati konyol hanya karena menolak?

Gundik atau Nyai.

Itu adalah sebutan untuk seorang periaraan orang orang Eropa, Gundik sangat rendah di mata pribumi karena memalukan sebagai simpanan orang yang sudah ber istri.
Kebanyakan gadis gadis disini hanya di jadikan gundik oleh Londo itu.

••••

"Latsaya?" Suara yang terdengar jelas memanggil ku ketika ku sedang merenung. Itu Rukmini tetangga ku, Rukmini juga masuk dalam kerangkeng yang sama.

"Rukmini? ngapain kamu disini?!"

"A-aku dipaksa dari rumah untuk di bawa kesini, aku tidak tahu apa yang terjadi, ayah ku sudah memohon kepada Tuan Tuan itu, tetapi tidak di dengar. Aku takut Lat." Isak tangis Rukmini sangat menyentuh hatiku.

"Ruk... aku kaya kowe, kita di paksa untuk menikah dengan Tuan Hercules dan dijadikan gundik olehnya, ketika kita menolak kita akan di cebloskan kesini. Kamu yang kuat ya, teruslah berdoa minta pertolongan pada Allah." Aku yang berusaha menenangkan Rukmini.

"Nasib kita gimana Lat. Aku takut kita berakhir buruk disini, aku takut kita mat--"

"Dengar. insyaAllah kita tidak akan kenapa napa disini, kita hanya di hukum untuk beberapa hari. Kita tidak akan di bunuh, Tuan Hercules sudah bilang itu pada ku."

"Benarkah?" Mengusap air matanya.

"Benar." Itu hanyalah kalimat penenang untuk Rukmini, padahal kenyataannya aku juga tidak tahu akan bernasib seperti apa kita kedepannya.

Takk Tekk Takk Tekk Suara hentakan kaki yang terdengar menuruni tangga batu itu.

Itu Geeraad, Tuan muda Londo.

"Goedemorgen. ku bawakan roti dan susu, untuk kalian, makanlah" Dengan membungkukkan diri sembari menaruh satu persatu roti dan susu itu kedalam sel.

"Terima kasih. Tuan"

Tuan Geeraad ini sangat baik, berbeda dengan ayahnya. Apakah benar ia berbeda? Ia sangat peduli dengan nasib para tahanan disini. Aahh tidak. Aku tidak boleh terkecoh, ia sama saja dengan Belanda lainnya.

"Latsaya? Kenapa kau menatap ku seperti itu?"

"Aahh. Tidak Tuan, maaf"

"Saya berjanji akan membantu membebaskan kalian semua"

"Betul. Tuan?" Tanya Rukmini.

"Jaa. Akan saya bantu bicara dengan papa, tunggulah saatnya."

"Dank je Tuan Dank je"

Aku merasa dengan hati, kalau Tuan Geeraad benar benar ingin membantu kami untuk keluar dari penjara ini. Semoga saja ia benar benar Londo yang berbeda.

"Papa, ik smeek je om de arme meisjes daar vrij te laten, arme meid. papa kan hertrouwen op papa's leeftijd. dwing ze niet"

Terjemah :

"Papah, aku mohon bebaskanlah gadis gadis malang disana pah, kasihan. papah bisa menikah lagi dengan seumuran papah. jangan paksa mereka pah"

"Weet je hoeveel je je met mijn zaken bemoeit? volwassen genoeg tegen je papa?"

Terjemah :

"Tahu apa kamu sampai ikut campur urusan ku? sudah cukup dewasa melawan ayahmu?"

"Zo is het niet papa, papa is een goede leider papa niet wreed, vindt Geeraad."

Terjemah :

"Tidak seperti itu papah, papah itu pemimpin yang baik papah bukan seorang yang kejam, Geeraad percaya itu."

"Je bent echt goed in het overtuigen van mij, ik zal ze allemaal bevrijden. Maar ze moeten hier met ons werken."

Terjemah :

"Kamu benar-benar pandai meyakinkan saya, saya akan membebaskan mereka semua. Tapi mereka harus bekerja dengan kami di sini."

"Terima kasih papa. Terima kasih"

"Latsaya. Latsaya Uhuhh.Uhhh.Uhh" Dengan nafas terengah-engah ingin memberikan kabar baik.

"Tuan Geeraad? Ada apa Tuan?"

"Aku ada kabar baik untuk mu, dan kalian. Papah bisa membebaskan kalian tetapi dengan satu syarat."

"Benarkah Tuan? Apa syaratnya?"

"Kalian harus bekerja disini, ada bagian membereskan rumah, gudang, tanaman tanaman dan juga menjaga adik saya."

"Tidak masalah Tuan, kami bersedia."

"Terima kasih banyak Tuan Geeraad. Terima kasih"

"Alhamdullillah ya Lat, kita bisa bebas dari sini tanpa harus mati"

"Iya Ruk. Londo yang baik."

"Ayah nya atau anak nya nih?" Meledekku

"Iss kamu Ruk, sudah sudah yuk"

Salah, dugaan ku salah terhadap keluarga ini. Keluarga Tuan Hercules Van Der Bence, seorang Tuan tanah yang berkuasa di daerah pinggiran Kebumen. Mereka ternyata Londo yang masih mempunyai hati nurani, sangat beruntung aku dan lainnya, tidak mati di eksekusi tetapi di ajak bekerja dan mendapat penghasilan di tanah sendiri.

Geeraad Van Der Bence

-----

Geeraad Van Der Bence ( Proses Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang