|Wherever You Are/네가 어디에 있든|
—copyright, 29 Januari 2023—
—
.
.
.SEBUAH kilat cahaya tiba-tiba meledak di suatu ruangan luas. Itu menyilaukan sehingga menyakiti mata. Selama sedetik yang terasa seperti selamanya, kilatan cahaya menyebar dan memenuhi ruangan sebelum memudar perlahan-lahan sehingga siluet seorang remaja dengan rambut merah menyala berdiri linglung di tengah-tengah aula.
“H-hah? Di mana aku?!”
Remaja itu celingukan, mencari-cari ke sekelilingnya yang sepenuhnya gelap gulita. Tak ada satu pun cahaya yang membantu penglihatannya dan hal itu membuatnya marah.
“Hei! Jangan main-main, ya! Keluarkan aku dari sini!”
Pada saat itu, sebuah ledakan kembali muncul dan itu membuatnya terkejut setengah mati.
“Astaga! Mati aku!”
Seperti sebelumnya, cahaya yang menyilaukan itu perlahan-lahan memudar dan sesosok pria berambut hitam berdiri beberapa meter tak jauh dari sosok berambut merah yang merunduk sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangan.
Pria berambut hitam itu membuka matanya dan seketika terkejut ketika melihat sosok berambut merah familiar.
“Apa? Kenapa kau ada di sini lagi?”
Bersamaan dengan itu, si rambut merah yang merasa tidak ada yang terjadi apa-apa mengangkat kepalanya dan menjauhkan kedua tangannya kemudian melotot pada si rambut hitam.
“Kau! Kenapa aku bertemu denganmu lagi—”
“Apa yang kau katakan?”
Sementara bocah—sebutan si rambut hitam pada si rambut merah—tengah mengoceh, pria berambut hitam itu mengedarkan pandangannya dan mulai mengamati sekitarnya dengan perasaan campur aduk. Ada keanehan di sini dan ia tahu, ini belum selesai.
Boom! Boom! Boom!
Benar saja. Satu per satu ledakan muncul. Mengejutkan si rambut merah yang sebelumnya mengoceh panjang lebar tentang apa pun yang mana, bahasanya sama sekali tidak ada bagus-bagusnya untuk didengar.
“Astaga! Apa lagi sih, ini?!”
“Hei, diamlah.”
“Apa?!”
Pria berambut hitam itu mendesah, meletakkan tangannya di keningnya saat sakit kepala mulai mendera. Sungguh, bocah ini benar-benar menyebalkan. Namun, terlepas dari betapa menyebalkannnya si rambut merah, itu tak lantas membuatnya lupa bahwa bocah itu adalah dirinya di masa lalu.
“Sialan! Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi?” gumamnya mulai frustrasi sendiri.
Sementara kedua orang itu dengan dirinya sendiri, di sisi lain, segerombolan orang tiba-tiba muncul dari beberapa pintu. Kebingungan, keterkejutan serta kewaspadaan terlihat jelas di wajah mereka yang kini berkumpul menjadi satu dalam satu ruang.
Saat itu, keributan kembali terdengar.
“Apa?!”
“Apa-apaan?!”
“Kenapa aku bisa ada di sini lagi?!”
“Hah? Apa yang terjadi? Kenapa kita bertemu lagi?!”
“Apa yang terjadi?”
“Bagaimana bisa?”
“Apakah ini ulah si bajingan itu?!”
Sekali lagi, si rambut hitam terkejut. Namun, alih-alih ternganga seperti si rambut merah, pria itu hanya menatap diam sosok berambut merah lainnya serta sosok pria berambut hitam lainnya. Pria berambut hitam yang lain itu memiliki wajah yang sama persis seperti dirinya dan itu membuatnya merasa aneh karena suatu hal yang tak diketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chérie [Reaction To WYR]
FanfictionAlih-alih bertransmigrasi, Kim Rok Soo justru sibuk mengurus seorang bayi. Atau... Ini adalah bagaimana reaksi para karakter [Trash of the Count Family] dan [The Birth of a Hero] terhadap [Wherever You Are] yang membuat keadaan menjadi 'sedikit' ber...