Edisi dibuang sayang
"Temen adek itu cantik ya mas?"Lama kabarnya tak terdengar, kabira si ibu dari kembar menggemaskan Jaffar dan Jihan, langsung jadi pusat perhatian orang-orang.
Ia pulang ke Padang, pertama kali sejak menikah 4 tahun lalu. Kini auranya bukan lagi kanak-kanak jahil nan cerewet, tapi ibu bijak nan ceria.
"Aduh aduh.. cucu kesayangannya nenek ini mah.. tuh nenek di dapur katanya kalo Kabira dateng langsung kasih tau, sana giih!"
Senyum canggangunya tak biasa, ia bukan si malu-malu seperti ini, tapi entah kenapa sejak menikah, wajahnya suka merona saat orang orang mulai memperhatikan bagaimana harmonisnya rumah tangga mereka.
Jeffrey juga langsung dapat sambutan hangat.
"Kak Jef dokter kan ya? Periksa dong ini kenapa ya perut Ajis gede sama keras gini?"
"Itu mah kebanyakan opor jis!"
...
Keluarga umi yang keturunannya banyak dan berentet kadang kala membuat Jefrey pusing, jika ia pergi sedikit jauh dari kampung tetap saja sosoknya di kenali, bahkan sampai ke orang orang di pasar pun Kabira masih punya ikatan kerabat.
Jefrey sempat berbisik pada istrinya saat pulang dari kunjungan kerabat yang kesekian belas rumah, berkata jika dompet nya sudah setipis tisu karna tak henti memberi THR pada sepupu sepupu dan keponakan Kabira yang banyaknya bukan main. Alih alih tak enak wanita itu balik berbisik
"Tenang mas.. besok sama lusa masih ada 4 rumah lagi yang bakal di kunjungin"
Ia tergelak.
Tak bawa serius, sejujurnya senang bisa memberi banyak. Hanya saja..
Sumpah bukan main main, dompetnya benar benar kosong melompong sekarang.Pulang kampung ke Padang sudah jadi rencana pasti mereka sejak tahun lalu, lebaran kemarin Thanos- Ibram memaksa untuk merayakan lebaran di Tasik kampung halamannya, sekarang giliran Umi.
Si kembar yang sudah bisa diajak perjalanan jauh juga tak banyak merepotkan, si Abang biasanya mengeluh kecil sambil bilang
"Capek bundaa~"
Tapi tidak seperti si bungsu yang merengek-rengek kecil sampai dapat posisi nyaman.
"si kembar udah capek bukan?"
Kabira menoleh sebentar, Ja'far dan Jihan sudah lelap dengan posisi kurang nyaman. Senyum canggungnya kembali terlihat.
"Iya Tante.. kayaknya udah kecapekan nih.."
"Yaudah, tadinya mau ke rumah om kamu yang satu lagi, tau kan? Bapaknya Rusdi?"
Jefrey melirik cepat ke arah sang istri.
Kabira mengangguk pasti tanpa keraguan, suaminya keheranan.Masih tak bisa menggambarkan silsilah keluarga Kabira.
"Iya..tapi Tante belum bilang sih, jadi bisa besok aja, kasian anak anak kamu, terus nanti malem umi sama Abi kamu mau sampe kan?"
"Iya Tante, udah take off 10 menit lalu"
"Tuh..yaudah kita pulang dulu..."
Senyum leganya mengembang, sejujurnya sudah sedari tadi ingin pulang tapi tak mungkin karna keluarga umi ini hobi jalan jalan
Jefrey menyiku lengannya lantas pengelus pucuk kepalanya, pria itu kemudian mendekat sembari membetulkan posisi tidur Jihan
"Yang mana lagi tuh Rusdi?"