Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatu
Maaf ni sempet di unpub
Biar mancing yang blm vote aja
Dan biar aku punya target untuk selesain ff ini
Dan ya!!
Teman hidup alias gadis berpipi kemerahan vol.2 tamat di chapter ini
Sedih deh
😭
Tapi kalo gak ditamatin kan gak jelas jadinya 😭😭😭
Ya kan?
Ywdah semoga suka endingnya
...
TEMAN HIDUP
LAST CHAPTER.
.
.
.
.
Ini terlihat seperti mudah saja berjalan dan rasanya hidup mereka tak punya beban berarti.
Tapi tidakkah kalian berfikir jika menyesuaikan diri itu tak mudah?
Tidakkah kalian berfikir jika ucapan orang diluar sana itu meracuni hati mereka?
Seperti pada saat kabira menangis terisak Isak tengah malam saat kerabat jauh Jefrey bicara sedikit sarkas tentang hubungan mereka.
Tentang kabira yang sedikit tak dipandang karna ia masih terlalu kecil dan awal.
Ada pula saat dimana para tetangga ibram dan Hairin bergunjing tepat didepan mereka dan menanyakan tentang kehamilan kabira yang terlalu cepat.
Memandang Jefrey seperti pria hidung belang yang suka gadis belia.
Atau saat kabira berkumpul bersama teman teman alumninya dan semua dari mereka bertanya hal gila yang kabira putuskan dan mengatakan jika otaknya yang pintar itu tak berguna karna ia memilih untuk menikah.
Lagi..
Saat kabira berusaha memantaskan diri dan Jefrey yang berusaha melupakan bayang bayang mendiang istrinya, mencoba juga mengerti kabira yang masih kekanakkan.Semua itu nampak tak percaya bisa dilewatkan, tapi entah mengapa saat dekapan hangat itu saling melindungi mereka percaya mereka membutuhkan satu sama lain.
Jefrey seolah bisa bebas menjadi dirinya saat kabira tak masalah akan sikap berlebihannya.
Orang bilang ia memalukan terkadang bersikap 'alay' dan sebagainya tapi ia suka bagaimana kabira tertawa dan merespon itu seolah mereka seumuran.
Kabira juga suka saat Jefrey tak selalu bersikap kaku dan memanjakannya dengan segala sikap lembut, tapi terkadang ia bersikap tegas dan membimbing sebagai seorang suami.
Orang orang tak tau banyak tentang hubungan mereka, bahkan kedua orang tua mereka.
Kadang mereka bertengkar, saling mencurigai atau saling menangis.